EPILOG

513 39 11
                                    

Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa!
(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••

Selamat membaca akhir kisah Dewangga

Tak ada kata lain selain penyesalan seorang ayah pada anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada kata lain selain penyesalan seorang ayah pada anaknya. Dahulu dirinya tak pernah menunggui Dewangga pulang setelah sekolah, tetapi anak itu yang lebih sering menunggunya. Namun, tampaknya roda bumi sedang berbalik. Kemarin, hari ini, dan mungkin juga hari esok Surya menunggu anaknya pulang ke rumah.

"Kamu benar-benar sudah tidak ada di sini meskipun saya ingin kamu tetap ada, memelukmu lebih erat daripada biasanya."

Jemari pria itu mengusap dengan lembut foto berukuran 4R, di mana ada potret dirinya dan Dewangga mengenakan jas hitam. Surya baru menyadari bahwa Dewangga sangat mirip dengannya. Anak itu tampan dan pintar, tetapi Surya lebih sering menuntutnya untuk menjadi sempurna.

"Apa kamu ganti yang menghukum Ayah sekarang? Kepergianmu memukul hati Ayah sampai remuk. Sebegininya kah kamu membenci Ayah sampai tidak memberi kesempatan untuk Ayah menebus kesalahan?"

Sudah tiga hari Dewangga pergi, tapi bayang-bayang anak itu masih seperti ada di rumah ini. Surya segera menghapus air matanya, meletakkan kembali bingkai foto di atas meja belajar yang kini sudah tak berpenghuni. Arah pandangnya berganti pada sebuah aquarium berisikan ikan cupang yang Dewangga namai sebagai Yamaha.

"Mulai sekarang saya yang akan merawatmu!" ujar Surya memberikan pelet ikan secukupnya untuk Yamyam.

Puas menangis sendirian, akhirnya pria itu memutuskan keluar dari kamar sang putra yang telah tiada. Hari ini ada pekerjaan penting yang harus ia lakukan. Sekarang rumah minimalis ini benar-benar sepi. Surya sedang berfikir untuk kembali menetap saja di rumah ini meskipun lebih jauh jaraknya dari perusahaan. Ia tidak ingin rumah penuh kenangan ini akan usang dimakan waktu. Ia bertekad keras untuk merawat sisa-sisa memori yang Dewangga tinggalkan.

•••

Alih-alih kembali bekerja, Surya memutuskan untuk cuti sementara waktu dari pekerjaannya. Beruntungnya Bosnya paham dengan apa yang sedang ia alami, sehingga kapanpun Surya ingin kembali ia bisa datang untuk bekerja.

Hari ini adalah jadwal untuk mengurus kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa putranya. Mobil Pajero putih sudah terparkir di halaman Polres Metro Jakarta Selatan.

"Hah!" Pria itu mengembuskan nafas berat. Siap tidak siap, ia akan bertemu dengan pelaku pembunuh putranya.

"Ayah akan cari keadilan untuk kamu, Dewa. Tidak akan pernah Ayah biarkan pelaku hidup dengan tenang. Dia harus membayar kesalahannya dengan setimpal!"

FLEUR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang