LENGKAP - Fleur diambil dari bahasa Perancis yang berarti Bunga.
•••
Restu Dewangga Putera, anak laki-laki berusia 16 tahun. Setiap ulang tahun Dewa selalu memanjatkan doa yang sama, "kebahagiaan". Sebab hidupnya telah bernafaskan keterlukaan sejak...
Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa! ( ◜‿◝ )♡
—♡—
WARNING!!!
Chapter ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian tentang apa yang terjadi dengan Dewangga akhir-akhir ini.
Selamat membaca, Pasukan Mayo ♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar mentari perlahan meredup kala Sang Surya beranjak ke ufuk barat. Jalanan kota semakin ramai karena jam kerja telah berakhir, begitu pula dengan SMA Galaksi. Jam belajar telah berakhir dua jam lalu, beberapa siswa tinggal di sekolah untuk latihan ekstrakurikuler. Tak terkecuali dengan Daisy Pamela. Pasca kesembuhan tangan kirinya, cewek itu mulai aktif kembali di ekstrakurikuler panahan. Meskipun belum berani untuk mengangkat alat, tetapi ia turut meramaikan latihan rutin yang diadakan.
Kini Daisy berjalan sendirian ke halte sekolah. Ia tak perlu lagi menunggu Sang Adik untuk menjemputnya dengan sepeda ontel milik Baba. Sekarang ia sudah bisa lagi untuk naik bus umum. Meskipun pada awalnya Yanuar dan Yunita melarangnya, tetapi Daisy meyakinkan kedua orang tuanya itu jika dirinya akan lebih hati-hati.
Broom broom
Suara motor ninja keluar dari gerbang utama sekolah. Pengendara motor warna merah itu berhenti tepat di halte sekolah, tempat di mana Daisy duduk sendirian. Daisy langsung mengenali seseorang kala ia membuka kaca helm.
"Pak Jamal," sapa Daisy.
Beberapa waktu lalu ia bertemu dengan guru olah raga itu di lapangan saat anak-anak latihan memanah.
"Kamu dijemput adikmu lagi, Dis?" tanya Pak Jaya yang kini sudah turun dari motor ninja.
Daisy menggeleng. "Tidak, Pak. Saya sudah naik bus lagi sekarang."
"Berani?" tanya Jaya.
"Berani dong, Pak. Saya kan sudah sembuh," ucap Daisy dengan senyum lebar seraya mengangkat tangan kirinya tanpa rasa sakit.
"Saya pesankan gojek ya? Biar kamu cepat sampai rumah."
Segera Daisy menolak tawaran Jaya. "Tidak usah, Pak. Sebentar lagi bus saya akan datang. Pak Jamal duluan saja."
Jaya tersenyum. "Baiklah, Daisy. Saya pulang dulu ya, hati-hati."
"Pak Jamal juga hati-hati."
Setelah saling melambaikan tangan, Jaya meninggalkan Daisy sendirian di halte. Tepat setelahnya bus arah rumahnya berhenti, tetapi cewek itu tidak menaikinya. Ia akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu. Baru lah sepuluh menit kemudian bus kedua datang.