CHAPTER 20 | NIGHTMARE

767 53 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca. Jangan jadi silent reader yaaa! (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••

Rasanya waktu berlalu begitu cepat, baru kemarin Dewangga bersama siswa-siswi SMA Galaksi yang lolos ke OSN-Provinsi, hari ini Dewa sudah kembali ke sekolah dengan oleh-oleh piala lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat, baru kemarin Dewangga bersama siswa-siswi SMA Galaksi yang lolos ke OSN-Provinsi, hari ini Dewa sudah kembali ke sekolah dengan oleh-oleh piala lagi. Sungguh Dewangga tidak menyangka jika tahap kali ini ia berhasil menempati posisi pertama, artinya ia berhak untuk melanjutkan ke tahap nasional.

"Semoga kali ini Ayah nggak kecewa," ujar remaja laki-laki yang berdiri di halte sekolah sendirian.

Ia menatap piala dan sertifikat di genggamannya. Nama lengkapnya tertulis dengan rapi di sana. Menciptakan rasa bahagia yang membuncah. Ingin sekali Dewangga pamer kepada dunia bahwa kali ini ia berhasil, ia tidak gagal, ia menjadi yang pertama.

Selamat Kepada: Restu Dewangga Putera sebagai Juara 1 OSN Bidang Geografi Se-DKI Jakarta

"Semoga kali ini Ayah bangga sama Dewa. Semoga Ayah nggak pukul Dewa lagi," ungkapnya dengan hati yang hangat.

TIIIN TIIIN

Klakson mobil yang berdering nyaring mengejutkan perhatian Dewangga. Di depan halte sekolah, sebuah mobil hitam berhenti di sana. Kaca pintu mobil turun, menyembulkan kepala Juan yang kecil.

"Nyet, bareng gue yok!" tawar Juan yang kali ini pulang dijemput sopir pribadinya.

"Nggak usah, Pres. Bentar lagi bus gue dateng kok."

"Mau hujan nih! Sekalian aja."

"Gue mau ke rumah Daisy," kata Dewangga hanya untuk mendapati Juan terkejut, sedetik kemudian cowok itu mengubah raut wajahnya menjadi sangat datar.

"Ngapain?" Bukannya langsung pulang dan istirahat, malah ke rumah orang lain.

"Kepo lo, Pres!" seru Dewangga dengan lengkungan lebar di sudut bibirnya. Tanpa disadari ia telah salah tingkah.

"Anjir Si Bucin."

Meskipun niat baiknya ditolak, Juan tetap mengatakan untuk hati-hati kepada anggota gengnya itu. Bahkan ia mengangsurkan sebuah payung untuk jaga-jaga karena sebentar lagi hujan akan turun.

"Balikin besok!" ujar Juan terakhir sebelum mobil melaju meninggalkan area sekolah.

Dewangga menatap payung pemberian Juan dengan heran. Warna payung itu merah jambu, tentu akan sangat mencolok dengan penampilannya yang serba hitam.

"Sekelas Presiden Galaksi payungnya pink!" Dewangga tergelak. Sangat tidak menjiwai kegalakan sama sekali.

Menunggu bus kota yang belum kunjung datang, Dewangga duduk sendirian di kursi yang tersedia. Sebenarnya ia ingin sekali memberikan kabar baik untuk Daisy bahwa ia telah menyabet juara satu lagi. Namun setelah dipikir-pikir ia memilih untuk diam-diam pergi ke rumah gadis itu.

FLEUR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang