10. Honeymoon 2

480 42 2
                                    

Setelah ceramah panjang lebar Lisa, akhirnya keduanya memutuskan untuk pulang, hari sudah gelap dan hujan juga turun deras, padahal tadi siang sangat panas.

Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan apa-apa, Lisa masih dalam kondisi kesalnya dan rosé sibuk menggulir ponsel miliknya untuk melihat-lihat poto-poto mereka tadi.

"Eh suami, coba lihat ini deh."rosé menyodorkan ponselnya di depan wajah Lisa.

Sedangkan Lisa hanya melirik sedikit dari sudut matanya, dia mau cuek dan diam-diaman dulu dengan istri lucnut nya tersebut.

"Gue cantikan, puji gue dong bilang cantik kek gitu."Lisa ingin berdecih keras rasanya.

Tapi tidak ia lakukan, ia tidak mau melihat tupai galaknya itu mengamuk.

"Ga Lo jelek, minggir ah ganggu beut Lo, gue lagi nyetir ni."rosé memundurkan dirinya cemberut.

Tak lupa ia tepuk tu bahu pak su, kesal dia.

"Suami itu wajib puji istrinya, wajib bilang istrinya cantik.."

"Istri juga gitu, wajib sopan sama suami, wajib layani suaminya dengan baik termasuk di ranj.."

Belum selesai Lisa menyelesaikan perkataannya, rosé sudah memukul bahu Lisa dengan keras, bibirnya merenggut ke depan sambil ngoceh kecil, kesal sama pak su karena selalu ada aja jawaban yang bisa membantah perkataannya.

"Mesum Lo."

"Biarin sama istri juga kan udah halal."

Setelahnya keduanya kembali diam, rosé aja langsung menjauhkan dirinya dari Lisa, menempel di dekat jendela mobil, males beut ia lihat wajahnya si pak su.

Sedangkan Lisa sendiri, ia senyum-senyum senang tu lihat wajah kesal mbak istri, apalagi model gadis itu yang menempel di kaca mobil udah persis kek cicak galau.

Kini mobil sudah sampai di depan villa, Lisa lihat lagi ke samping. Itu mbak istri masih bengong aja di jendela, entah mikirin apa sampai ga nyadar kalau mereka udah tiba.

"Lo ga turun, udah nyampe ini kita."

Rosé tersadar, lihat keluar jendela. benar juga udah tiba di depan villa mertua.

"Ni jaket, keluar tutup pala Lo pakai itu biar ga basah."Lisa lempar gitu aja jaketnya pada rosé.

Sedangkan gadis itu masih loading, entahlah ngebug dia.

"Ihh main tinggal aja, ga nunggu-nunggu bini woy.."Lisa abai aja dengan teriakan mbak istri, biar aja begitu.

Setelah masuk ke dalam villa, bebersih diri, makan malam kini keduanya melanjutkan untuk tidur, malam juga mulai larut dan hujan makin deras diluar sana.

Lisa yang memang seharian ini lebih banyak bergerak membuatnya sangat kelelahan, ia sebenarnya sudah dari beberapa menit yang lalu mulai melayang ke alam mimpi.

Tapi tidak bisa, rosé sedari tadi menganggu nya, gadis itu merengek sedari tadi, tidak tidur kah dia, apa ga kelelahan seharian ini.

"Jeh Lo bisa turun ga sih dari atas tubuh gue, sesak nafas gue astaga."Lisa rasanya ingin mendorong rosé yang tengah meringkuk di atas tubuhnya.

Tapi tidak bisa, gadis itu menempel di tubuhnya sangat erat sekali.

"Ga mau, diluar ada petir gue takut."Lisa memejamkan matanya.

"Petirnya kan di luar istri. kalau ga di samping gue aja sini, biar gue peluk."rosé menggeleng dan itu bisa dirasakan oleh Lisa.

"Ga, mau nya kek gini aja."akhirnya Lisa hanya bisa pasrah terlentang di bawah, lelah ia bertekak, lagian udah malam pun.

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang