23. Sakit

533 49 13
                                    

Setelah berkendara sekitar tiga puluh menitan lebih, akhirnya sampai juga di apartemen mereka, saat tiba di basement tempat parkiran, Lisa langsung memutari mobilnya, untuk bantu istrinya itu keluar dari dalam, btw mobil pak su udah selesai di servis.

"Bisa jalan."tanya Lisa, khawatir juga istrinya itu makin pucat aja.

"Bisa."rosé jalan perlahan, di bantu papah juga oleh pak su.

Butuh waktu sekitar lima menitan, akhirnya tiba juga di unit mereka, saat masuk ke dalam rosé nya langsung di bawa ke kamar, biar istrinya istirahat dulu.

"Jangan tidur dulu ne, aku ambilin makan dulu biar minum obat baru setelahnya tidur."rosé ngangguk mengiyakan.

Lisa langsung keluar kamar dengan cepat pergi ke dapur, ga masak sih cuman manasin makanan tadi pagi aja untuk bininya ini biar segera minum obat.

Beberapa saat kemudian, Lisa kembali lagi ke kamar bawa makanan untuk mbak istri yang masih tiduran lemas di atas ranjang.

Lisa meletakkan nampan makanan yang ia bawa dibatas nakas, kemudian ia bantu istrinya tersebut untuk duduk senderan di dashboard ranjang.

"Masih sakit kah kepalanya."tanya Lisa sambil suap istrinya itu.

Rosé mengangguk mengiyakan, sebenarnya ga sakit sih cuman kayak pening sedikit aja gitu.

"Habis minum obat nanti sakitnya hilang itu, sekarang makan dulu ne."Lisa suap lagi, rosé hanya mengangguk.

Setelah selesai menyuapi rosé makan, pak su langsung pilah-pilah obatan yang akan di minum.

Ga butuh waktu lama karena hanya ada tiga macam, pereda sakit, antibiotik sama vitamin.

"Ini minum obatnya dulu sayangku."lirih lisa, rosé mulai meminum obatnya.

Setelah minum obat, rosé kembali rebahan, di bantu sama pak su, bahkan di pijat kecil kepalanya oleh pak su.

Rosé udah terlelap, Lisa bangun dan turun dari ranjang, karena ada bel dari depan, kemungkinan ibunya yang datang, karena Lisa sempat memberi tahu kalau rosé kena bola voli di kampus tadi.

Lisa jalan ke depan, saat pintu nya di buka bener aja ibunya yang datang dan langsung nyelonong masuk aja.

"Mana menantu Oemma astaga."pekik Yoona, Lisa hela nafas padahal udah di bilang rosé gapapa tadi.

"Di kamar Oemma, dia lagi istirahat."ucap Lisa ikuti ibunya tersebut yang udah nyelonong aja masuk ke kamar.

"Bener ni gapapa, tapi ini pucat banget loh."ucap Yoona yang udah duduk di samping rosé sambil usap-usap kepalanya.

"Gapapa kok Oemma, tadi udah ke klinik kampus dokter sana juga bilang gapapa."

"Oemma.."lirih rosé yang tiba-tiba bangun dan lihat udah ada aja mertuanya di sini.

"Oh sayang udah bangun, kek mana apa yang kamu rasakan hum."tanya Yoona protektif.

Bagaimana pun rosé itu adalah menantu nya, dan udah di anggap sebagai anak sendiri, orang tua gadis itu juga sudah menitipkan nya pada mereka, jadi Yoona merasa bertanggungjawab atas rosé.

"Ojeh baik Oemma."lirih rosé, ia sedikit bangun dan mendekap ibu mertuanya tersebut.

Ia butuh pelukan ibunya saat ini.

*

*

*

Hari ini rosé bangun agak kesiangan, tadi malam ia sedikit demam tapi sekarang udah lumayan mendingan kok, Yoona juga sudah pulang semalam, di apartemen sekarang hanya dia dan pak su.

Tapi pak su ga kelihatan dari tadi, ga mungkin kuliah karena pak su ngampus nya nanti jam empat sore.

Trengg..!!

Suara benda jatuh, rosé tau dari mana asal suara itu, dari mana juga kalau ga dari dapur, jangan bilang pak su ada di sana

Rosé jalan ke dapur, dan benar aja di sini manusia nya.
Sepersekian detik rosé langsung menghela nafas, langsung kumat lagi sakitnya sumpah.

Dapur nya sekarang ga cocok lagi di sebut dapur, rosé rasanya ingin teriak sekuat-kuatnya, tapi ga bisa dia masih kurang sehat.

"Astaga, ini kenapa bisa begini."ucap rosé dengan kesal.

Lisa yang mendengar suara rosé di belakangnya langsung menoleh, dengan terkejutnya.

"Sayang udah bangun, kek mana udah baikan."tanya Lisa, rosé pelototi suaminya ini.

"Kamu ngapain."tanya rosé balik enggan nanggepin pak su.

"Ah ini aku lagi masak."ucap Lisa sambil ia tunjuk masakannya di atas kitchen.

Rosé menghela nafas, entah lah rosé ga tau kek mana suaminya ini masak, masa goreng  ikan aja dapur udah kayak kapal pecah, mana ikan nya gosong lagi.

"Udah deh kalau ga bisa masak itu ga usah masak, mau hancurin dapur, mau membakar apartemen."omel rosé sambil ia jalan mendekat ke kitchen dan langsung matiin kompor.

Goreng ikan minyak nya sedikit, apinya pol.
Pak su diam di tempat, dengerin Omelan nya mbak istri, padahal kan niatnya baik ingin masakin untuk makan siang mereka.

"Ini lagi, ini untuk apa coba."tanya rosé sambil tunjuk alat-alat masak besar yang berserakan di lantai.

"Tadi mau masak sup."lirih Lisa.

"Kan ada yang kecil, kenapa keluarin nya yang besar, mau masak untuk sekampung."Lisa menggeleng.

"Udah rapiin kembali ke tempatnya, biar aku aja yang masak."

"Tapi kamu kan masih sakit."rosé mengibaskan tangannya.

Dan beralih ke kitchen, ada kimchi yang baru aja di potong-potong oleh pak su, tapi modelnya udah ga karuan.

Entahlah rosé ga habis pikir, suami nya ini niat masak ga sih, potongnya acak-acakan ga jelas gini.

Walaupun badan masih kurang enak, rosé tetap harus masak, ada anak ayam nya yang harus di kasih makan.

Setelah beberapa saat, akhirnya rosé udah selesai memasak, hanya sup kimchi biasa dan ikan goreng, ikan goreng nya yang baru soalnya yang di masak pak su tadi modelnya ga jelas.

Rosé tau Lisa pasti lagi lapar banget, karena tadi pagi memang makan seadanya doang, itupun makanan semalam yang di masak sama ibu mertua kemudian di panaskan kembali.

Setelah makanan di tata di atas meja, pak su langsung makan, rosé juga, makan nya sambil berbincang-bincang ringan seperti biasa.

Habis makan selesai rosé langsung berbenah, di bantu juga dong sama pak su yang baik hati.

Setelah selesai rosé kembali lagi ke kamar, ia mau istirahat, sedangkan Lisa sore ini akan ke kampus ada masuk mata kuliah.

"Nih jennie dari tadi hubungi kamu ribut banget."ucap rosé yang ambil ponsel Lisa yang terus berbunyi sedari tadi di atas nakas.

Lisa terima ponselnya, tapi panggilan dari jennie ga ia tanggapi, malah ponselnya di matiin gitu aja dan di lempar ke arah ranjang.

"Kenapa ga di angkat, kadang penting loh."

"Ya gapapa, palingan ga penting juga."

"Sok tau, awas ya di kampus nanti kalau nempel-nempel sama jennie."

"Ga sayangku."

"Sok ga, pasti kesempatan kan karena ga ada aku."

"Sayangku, cintaku. Dengar ya ada kamu atau ga, aku ga akan dekat-dekat dengan jennie, kamu bisa tanya nanti sama Irene, jisoo, jongin atau siapa lagi deh pokoknya."

"Awas aja nanti kalau sampe."

"Iya sayangku ga pokoknya."
































See you

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang