Hari-hari yang di lalui rosé hanya seperti biasa, ia tidak di perbolehkan melakukan suatu hal yang berlebihan. Hingga tidak terasa kini kehamilan nya sudah memasuki usia ke 40 Minggu.
Sejauh ini sebenarnya semuanya tidak mudah, tetapi ternyata bisa juga sampai dengan baik. Tentunya tidak lupa di balik itu semua ada orang-orang yang hebat yang selalu menyemangati nya di belakang.
Rosé bersyukur, sangat-sangat bersyukur. Rasanya akhir-akhir ini ia sering sekali mengucapkan hal tersebut.
Saat memasuki usia kehamilan 40 Minggu, itulah batas terakhir rosé melihat perut besarnya.
Hari ini adalah awal Minggu ke sepuluh, rosé akan melahirkan.
Sedari pagi tadi ia sudah berada di ruang persalinan, sedikit lama memang karena ia akan melahirkan dengan normal.
Rosé sebenarnya sudah pasrah, rasa sakit di perutnya sudah dari semalam di rasakan, tapi kacang kecil yang ada didalam perutnya belum juga ingin keluar.
Saat ini rosé masih terbaring di atas brankar, di temani pak su karena istrinya tersebut tidak berhenti merintih kesakitan
Lisa sebenarnya panik banget, tapi dokter bidan yang sedari tadi bolak balik ke ruangan tersebut bilangnya gapapa, itu udah biasa.
Jadinya pak su usahain terus untuk tenang, eomma dan ibu mertuanya juga bilang gapapa, karena itu biasa untuk seseorang yang melahirkan dengan normal.
Ada urutan pembukaan-pembukaan katanya yang ga di mengerti sedikit pun oleh Lisa.
"Sayang, masih sakit.."tanya Lisa dengan pelan tangannya terus menerus mengelus lembut perut besar bininya tersebut.
Rosé mengangguk sambil cemberut, perutnya benar-benar ga enak banget.
"Sabar ya sayang, kayaknya kacang kita lupa deh jalan keluarnya, mungkin dia lagi cari jalannya sekarang."rosé hanya menghela nafas berat mendengar tuturan pak su.
Memangnya ada begitu.
"Pinggang aku sakit banget hiks.."
"Iya sayang, yang sabar ya. Kacang tolong dong kerjasamanya, kasihan mama loh dari tadi nahan kesakitan terus."ucap Lisa, ia elus pelan-pelan perut rosé sambil bisikin beberapa kata untuk anak mereka.
Rosé meringis menahan sakit di perutnya, kayak mules banget.
"Dok, ini kek mana sih udah dari tadi loh kesakitan gini."ucap Lisa, saat Bu dokter bidan tersebut baru aja masuk.
"Sabar ya dek, memang begitu kalau melahirkan normal, ada tahapan-tahapan pembukaan yang kadang lama."ucap dokter yang berusia 40 tahun tersebut.
Ia berjalan ke arah rosé, untuk mengecek lagi pembukaannya udah keberapa, setelah itu ia isyaratin pake tangan ke beberapa perawat yang ada di sana.
"Ini udah ga lama lagi sih ini dek."ucap dokter tersebut lagi, Lisa mengangguk.
"Lebih cepat lebih baik ibu dokter."ucap Lisa, dia benar-benar khawatir banget.
Setelah berucap seperti itu, dokter tersebut isyaratin pada Lisa, untuk duduknya di dekat kepala istrinya, karena lahiran akan segera di mulai.
Lisa duduknya tepat di depan kepala rosé, ia genggam tangan istrinya tersebut sambil usapin rambutnya, tak lupa juga bisikin kata-kata penenang untuk bininya tersebut.
"Ibunya nantinya di ikuti ya instruksi dari saya. Ini sakitnya cuman dikit kok."ucap dokter bidan tersebut pada rosé dengan tersenyum.
Rosé mengangguk mengiyakan dengan lemes, belum juga di mulai dia udah kesakitan, duhh makin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemon Yellow || Chaelisa.
RomanceGa tau mau deskripsiin apa pokoknya baca aja, ini cerita hasil pengen-pengen aja soalnya, ya udah baca sekarang semoga ga kehibur hahaha:) Chaelisa story_