33. Nyebelin

421 43 8
                                    

Semalam tidur nya lumayan lama, karena harus begadang muasin pak su yang mau di tinggal. Rosé bangun pagi ini lelah banget, rasanya seluruh tulang di tubuhnya ingin di robohkan, kerjaan nya pak su sih ini kuat banget.

Rosé bangun tidur langsung duduk di pinggir ranjang, sambil ia ambil beberapa pil dari dalam laci, dan kemudian langsung meminumnya.

Baru saja gelas rosé taruh di atas nakas, tangan hangatnya pak su sudah melingkar aja di perutnya. Sekarang masih polosan belum memakai pakaian apapun.

"Sayang itu yang di minum apaan."tanya Lisa sambil ia peluk rosé dari belakang, rosé sempat tersentak sedikit karena nya.

"Vitamin, badan ku remuk semua, karena kamu sih kuat banget."rosé cubit tangan pak su yang melingkar di perutnya, sedangkan yang punya malah terkekeh.

"Aku kuat kamu puas kan."rosé tepuk tangan Lisa yang ada di perutnya, malu banget denger omongan nya pak su.

Masih pagi loh ini.

"Awas ah aku mau mandi."ucap rosé singkirkan tangan Lisa yang ada di perutnya, tapi ga bisa orangnya malah peluk dia makin erat.

"Sayang lagi dong."suara Lisa memelas banget, sambil ia cium punggung rosé yang polosan.

"Gila ya, semalam aja udah berapa ronde, awas ah aku mau mandi."rosé usaha tepis tangan Lisa, tapi susah banget.

"Ga boleh, aku mau sekarang sayang, punya aku udah tegang banget nih."rosé ga bisa berbuat apa-apa lagi, pak su udah tarik dia balik ke kasur, dan udah di tindih begitu aja.

"Lisa aku capek, aku ga mau."berontak rosé, tapi Lisa benar-benar ga mau dengar.

"Kan udah di minum vitaminnya sayang, harusnya udah pulih dong."ucap Lisa langsung cumbu wajah istrinya itu.

"Ah.. mommy tolong.."

"Ini ga lama kok sayanghh."

"Ahh lisahh hempphh arghhh.."

"Ahh enak banget sayanghh, kenapa makin hari makin sempit banget sih ahh.."Lisa menggeram saat milik dia terasa di jepit oleh milik rosé di bawah sana.

"Ahh tete aku jangan di gigit bodoh, sakit banget."pekik rosé di sela-sela desahannya, tapi pak su benar-benar ga peduli, malah makin menjadi-jadi.

Suara decapan dan desahan keduanya udah memenuhi sudut-sudut kamar, padahal masih pagi, dua pasutri ini udah saling menerjang aja.

"Sayanghh Lisahh lebih kuat lagihh ahh ah.."pak su turuti kemauan istrinya itu, ia akan dengan senang hati memberi.

"Ahh roséhh enak banget sayanghh.."

"Cepathh lisahh.. ahh aku mau keluarhh.."

"Bersama sayanghh."

"Arghhhhhh.."

*

*

*

Rosé langsung turun dari mobil dan membanting pintunya dengan kesal. Baru aja pasutri ini tiba di rumah Yoona, rosé masih kesal dengan pak su gara-gara yang tadi pagi.

Rosé melangkah masuk ke dalam rumah dengan cemberutnya, di sana ada ibu mertuanya tampak bingung dengan sikap menantunya tersebut.

Datang-datang udah cemberut aja.

"Sayang kenapa hum."rosé langsung kasih pelukan pada ibu mertuanya tersebut.

Sambil ia tunjuk pak su yang baru aja masuk ke dalam rumah.

"Itu dia orangnya eomma, dia nyebelin."ucap rosé tunjuk Lisa yang terkekeh mengejek dia.

"Lim jangan gitu sama istrinya juga. Udah sayang mending ga usah di lihat kajja."ucap Yoona gandeng tangan rosé duduk di sofa ruang tengah.

"Rumah sepi banget eomma, yang lain pada kemana."tanya rosé yang mulai ngemil kue yang ada di atas meja.

"Adik-adik mu masih sekolah sayang, appa sudah ke kantor."ucap Yoona yang udah mulai nyalakan tv.

Lisa yang datang langsung aja duduk di samping rosé, dan minta di suapi kue sama bininya tersebut.

"Ga usah dekat-dekat, jauh-jauh sana ah."rosé dorong pak su yang ada didekat dia, benar-benar masih kesel banget.

"Galak banget sih, suapin dong sayang."

"Lisaaaa."

"Ahh sakit."

Lisa tepis tangan jahanam bininya itu yang cubit sembarangan.

"Eomma lihat Lisa nih.."rengek rosé, Yoona hanya menggeleng melihat anak dan menantunya tersebut.

"Lim jangan ganggu istri mu, pergi sana deh."ucap Yoona.

Lisa bangun beranjak dari sana, sebelum pergi tak lupa ia kecup bibir istrinya tersebut, kemudian lari naik ke kamarnya di atas.

Rosé langsung melemparkan bantal sofa yang kebetulan ada di dekatnya, sayang sekali orangnya ga kena. Sedangkan Yoona hanya menggeleng lagi melihat anak dan menantunya tersebut.

"Bagaimana sayang, jadinya besok masuk ke asrama nya."rosé ngangguk.

"Ne eomma, seminggu selesai tandatangan kontrak kemarin, semua trainee baru sudah harus masuk ke asrama."ucap rosé, Yoona mengangguk.

"Duhh sebenarnya eomma khawatir banget kamu disana, tapi bener asrama nya aman kan, di jaga ketat kan."rosé mengangguk mengiyakan.

"YG udah bertanggung jawab penuh untuk soal itu eomma, jadi eomma ga perlu khawatir."ucap rosé, Yoona mengangguk mengiyakan.

"Kalau untuk libur nya atau izin gitu bagaimana sayang."tanya Yoona lagi.

"Kita di kasih dalam sebulan itu sekali untuk izin eomma, dan para trainer bisa pulang ke rumah mereka sebentar."ucap rosé, Yoona mengangguk mengiyakan.

"Pokoknya kamu di sana nanti jaga kesehatan ya sayang, jangan diet-diet, diet itu ga bagus."rosé ngangguk lagi.

Setelah berbincang-bincang dengan Yoona, rosé beranjak ke kamar, ada pak su di sana lagi rebahan di atas ranjang sambil main game.

Rosé mendekat ke arah pak su, yang sepertinya ga nyadar kalau ada dia di sana.

"Pakaian yang di dalam tas kecil tadi kenapa ga di bawa ke atas."ucap rosé berdiri di samping ranjang, sedangkan Lisa masih sibuk dengan gamenya.

"Lisaaaa ihh."rosé tepuk kaki suaminya tersebut yang ga dengerin dia bicara.

"Apasih sayang, kamu ngomong sama aku."

"Ga, ngomong sama setan."ucap rosé kesal sambil ia lempar bantal ke arah pak su.

Setelah itu ia berjalan ke luar kamar, Lisa yang melihat itu hanya bingung, ia benar-benar ga dengar apa yang di bilang istrinya tadi.

Setelah beberapa menit, rosé naik ke kembali ke kamar. Pak su masih asik aja main game sampai ga nyandar istrinya tersebut udah di sana lagi.

Rosé jalan mendekat ke arah ranjang. Tanpa banyak bicara lagi, langsung aja ia lemparkan tas kecil yang berisi pakaian tersebut kepada pak su. Kaget dong orangnya.

"Jeh kok main lempar sih tas nya."ucap Lisa bener kaget banget.

"Main game aja terusan."ucap rosé menatap tajam wajah pak su yang duduk di atas ranjang.

Lisa bangun dari ranjang sambil ia taruh tas yang barusan di lemparkan bininya tersebut. Ga banyak omong lagi pak su, karena tatapan tajam bininya itu nusuk banget.

"Sayang, lihatin nya jangan begitu banget dong, takut..."rosé memutar bola matanya malas.

"Kata eomma jemput adek-adek sekarang, pak Jang ga bisa karena harus ke kantor appa nganterin berkas."ucap rosé, pak su ngangguk sambil ia dekati bininya tersebut untuk si peluk.

Tapi malah di tepis sama orangnya.

















































See you

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang