50. Take

357 47 18
                                    

Hari-hari berlalu seperti biasa, hingga tidak terasa kini sudah memasuki tahun ketiga, yang artinya sebentar lagi Lily anaknya rosé udah memasuki usia ke dua tahunnya.

Waktu sangat cepat berlalu, tapi rosé bahagia bisa selalu ada untuk anaknya, melihat tumbuh kembangnya dari 0 sampai sekarang.

Rosé bahagia, suaminya juga selalu ada untuk nya sejauh ini. Sampai sekarang rosé belum memikirkan apapun untuk kelanjutan karir nya nanti.

Untuk saat ini ia hanya ingin selalu bersama putri manjanya yang makin hari, makin tumbuh menggemaskan.

Pak su nya juga udah menyelesaikan perkuliahannya, hanya tinggal nunggu panggilan lagi untuk wisuda.

Rosé rasanya penuh syukur banget, ia bahagia menjalani kehidupan seperti ini, bersama dengan orang-orang yang di cintainya dan juga mencintainya.

Hal yang ga pernah rosé pikirkan dulu sedikitpun, sekarang rosé tau bagaimana artinya sebuah keluarga.

Dalam tiga tahun ini, rosé sangat menikmati perannya sebagai seorang ibu, mengurus anaknya dari bangun tidur sampai tidur kembali.

Apalagi saat ia dan Lisa udah kembali ke apartemen mereka.

Dia benar-benar berperan sebagai ibu seutuhnya, mengurus anaknya sendiri dan hanya sesekali di bantu oleh pak su dia.

Soalnya suaminya itu juga masih perlu di urus.

Dan mommy nya, dara. Juga udah kembali ke Melbourne satu setengah tahun yang lalu, karena kasihan melihat suaminya yang selalu bolak-balik ke korea-Australia terus.

Rosé di apartemen juga tidak melakukan banyak hal, hanya mengurus si kecil, membereskan rumah dan memasak untuknya dan pak su.

Beberapa hari yang lalu, ia pernah membahas tentang karirnya dulu dengan Lisa. Pak su ga mempermasalahkan kalau dia mau kembali lagi, yang terpenting anak mereka jangan sampai di abaikan.

Hanya itu.

Tahun depan adalah waktu yang di berikan untuknya memulai lagi, masih ada beberapa bulan lagi, rosé masih bisa memikirkan nya.

Hari ini rosé di apartemen sedang membuat cake untuk si kecil Lily. Anaknya itu persis banget dengan dia yang doyan makan.

"Hey adek, yang itu jangan di makan dong sayang."rosé ambilkan kulit pisang yang di makan oleh anaknya.

Si kecil menatap rosé dengan polosnya, rosé tersenyum sambil memberikan pisang yang isinya.

"Itu kulitnya sayang, dan kulitnya bukan untuk di makan ne."ucap rosé, Lily mengangguk mengiyakan.

"Dada pulang.."teriakan Lisa dari pintu sana, membuat keduanya menoleh.

"Mama tuyun.."pinta si kecil mengangkat kedua tangannya, kalau dengan dadanya memang semangat banget.

Rosé menurunkan anaknya tersebut dari Counter table dapur, si bocah langsung aja lari sekuat mungkin dengan kaki kecilnya.

"Adek jangan lari sayang, nanti jatuh loh.."teriak rosé, anaknya itu ga mendengarkan sama sekali, dan terus aja lari ke arah dadanya.

"Dadaaaaa.."pekiknya, rosé hanya menggeleng melihat tingkah laku putrinya tersebut.

"Oh adek lagi masak sama mama hum, masak apa sayang.."rosé menoleh ke samping nya, udah ada pak su yang sedang menggendong si kecil Lily.

"Adek cama mama lati macak teke."tunjuk jari kecilnya ke arah adonan di depan rosé.

"Take.."ulang Lisa terkekeh, putri nya itu menggemaskan banget dan ngomong nya itu loh lucu.

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang