15. Ya begitulah

363 39 2
                                    

Setelah pertandingan selesai, kini rosé dan rombongan sedang menunggu pak su didepan, tadi sudah di kodein pak su untuk menunggu sebentar disana, tapi sampai sekarang orangnya belum nampak batang hidungnya juga.

Orang-orang sudah lewatan silih berganti, sampai akhirnya nampak juga di ujung sana pak su berhoodie kuning lagi jalan dengan temannya mendekat ke arah mereka, adik-adik Lisa mulai jingkrak-jingkrak tu menyambut abangnya.

"Oppa selamat ne."teriak bocil-bocil itu serentak kemudian menghambur memeluk abangnya.

Rosé cuma lihat itu, ga mau ikutan malu di lihatin orang-orang.

"Weh Lim anggota Lo banyak juga ya."rosé menoleh pada orang yang sedang berdiri di samping pak su, kawannya pak su dan di Jersey nya tertulis kalau namanya bambam.

"Harus dong, harus banyak biar rame."keduanya terkekeh ngakak.

"Ouh btw sama mbak yang cantik ini bisa kenalan dong ya."ucap teman Lisa tersebut menjulurkan tangannya pada rosé.

Namun belum juga disambut, tangan itu sudah digeplak dulu oleh pak su, sembarangan ini orang, ajak bini orang kenalan, mana tampangnya nafsu banget lagi lihat orang cantik.

"Eh ini bini gue anjir.."ucap Lisa tarik rosé mendekat dengannya.

Bambam bengong ga percaya, tapi melihat rosé yang diam dan nurut aja sedikit meyakinkan sih, mana gestur adik-adik Lisa juga seperti mendukung, dia kira tadi rosé itu sepupu mereka.

"Lo udah nikah, kapan lim? Kok gue ga dikasih tau. Sumpah gue kira sepupu Lo tadi, mana cakep banget anjir bule-bule gitu, Lo dapat dimana huh.?"Lisa geplak bibir temannya itu yang ngerocos terus.

"Ga penting gue kasih tau Lo kapan gue nikah, yang penting jaga tu mata lihat bini orang begitu banget, gue congkel ntar itu mata."bambam terkekeh sambil tepuk bahu Lisa beberapa kali.

"Eh jangan dong nanti ga bisa melihat saya, apalagi melihat yang cantik-cantik begini."Lisa menghela nafas, bambam ga usah di layani lagi.

"Kita pulang dulu ya bam, bye."ucap Lisa menggandeng tangan rosé pergi dari sana, diikuti juga tentunya sama kelima bocah-bocah nya.

Sesampainya di parkiran, disana sudah ada pak Jang yang stay menunggu, rosé langsung memberi isyarat pada adik-adiknya untuk masuk, baru setelahnya ia menyusul.

Pak su ga ikut barengan dengan mereka, dia bawa kereta sendiri soalnya, dan nantinya janji temu di taman kota, mereka mau piknik dan makan siang dulu sebentar disana.

Cuman menempuh beberapa menit akhirnya sampai juga di taman kota, karena memang tidak terlalu jauh dari stadion, rosé dan rombongan sudah turun.

Tak lupa membawa makanan dan lain-lainnya, di bantu juga oleh pak Jang, adik-adik iparnya juga ikut membantu kok.

Mereka mencari tempat teduh untuk digelar tikar, dan pilihannya jatuh pada pohon besar yang berada di pinggir taman, suasana di lokasi sekarang tidak terlalu ramai, entah mungkin nanti sore.

Dari tempat nya sekarang, rosé bisa melihat Lisa yang berjalan mendekat ke arah mereka, di kedua tangannya pak su penuh dengan tentengan, dari bentuknya seperti bercup, mungkin minuman.

"Pak Jang kemana?"tanya Lisa saat sudah tiba dan tidak melihat pria paruh baya tersebut disana.

"Pak Jang katanya makan di mobil aja sekalian nunggu di sana juga katanya."jawab rosé, kini ia tengah menata makanan didepannya.

"Ouh padahal gue udah beliin minuman juga untuk pak Jang malah orangnya ga ada."

"Ya anterin dong kesana, bagaimana sih anda."Lisa ga tanggapi ucapan nya mbak istri.

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang