46. Cuti

408 43 8
                                    

Selama kehamilan, rosé menghabiskan waktunya di tempat Yoona, ibu mertuanya. Setelah mengetahui kehamilannya waktu itu, esoknya keluarganya di Melbourne langsung berdiskusi dengan mereka via online.

Tentang kelanjutan karir rosé, dan akhirnya di putuskan, rosé akan memulai karir lagi nanti setelah melahirkan, terhitung selesai dua tahun penuh masa menyusui anaknya.

Ya berarti tiga tahun ia mengambil cuti, setelah itu nanti ia bisa memulai kembali karirnya, itupun jika ia mau. Dan keluarga tidak mempermasalahkan.

Yang terpenting anaknya penuh mendapatkan asi dari orang tuanya. Dan nutrisinya juga terpenuhi, teruntuk yang lainnya keluarga tidak mempermasalahkan, dan nanti akan di bahas lagi bagaimana kelanjutannya.

Sedangkan Lisa sekarang juga sudah mulai sangat sibuk, tapi tetap istrinya di perhatiin kok. hari-harinya seperti biasa, mengurus apapun yang di perlukan istrinya terlebih dahulu, kuliah dan setelahnya langsung ke kantor appa nya bekerja.

Tapi juga sudah mulai fokus ke perkuliahan, ia ingin menyelesaikan masa perkuliahannya secepat mungkin dan mencari kerja tetap.

Ia ingin fokus bekerja setelah itu, apalagi sebentar lagi anaknya akan lahir, ada banyak kebutuhan yang di perlukan untuk masa depan mereka kedepannya.

Dan tidak enak juga selalu menerima bantuan dari keluarga, bagaimana pun dia adalah kepala keluarga, suami dan ayah dari anak istrinya.

Jadi ia yang harus bertanggungjawab, ga ada salahnya sih sebenarnya menerima bantuan dari keluarga, tapi Lisa ga terlalu suka. Karena sebagai kepala keluarga ia yang berkewajiban menanggung beban anak dan istrinya.

Selama kehamilan berlangsung, kini sudah memasuki 28 Minggu. Rosé sudah merasakan semua suka dan duka selama masa-masa mengandung.

Enak dan tidak enaknya udah di rasakan semua, untungnya selalu ada pak su di sisinya serta support keluarga juga.

Sebentar lagi anaknya akan lahir kedunia, dia dan Lisa benar-benar sudah tidak sabar menanti bayi mungil yang bersemayam di rahimnya.

Rosé tidak pernah berpikir dia akan menjadi orang tua segera. Menjadi seorang ibu di waktu yang sangat dekat ini. Rasanya masih tidak bisa di percaya, apalagi melihat setiap harinya perutnya mulai makin membesar.

Yang artinya ada kehidupan nyata di dalam perutnya, semuanya terasa seperti mimpi. Mimpi yang nyata.

Hahh sebentar lagi dia dan Lisa akan benar-benar menjadi orang tua.

Rosé ga pernah menyesali apapun yang telah terjadi, ia tau telah bekerja keras untuk debutnya, namun rencana tuhan ada saja selalu.

Rosé akan mengandung dan melahirkan anaknya, bagaimana pun itu adalah titipan tuhan. Walaupun kehadirannya tidak terduga karena kebobolan waktu itu, dia tetaplah berharga, anaknya sangat berharga.

Teruntuk debutnya nanti, ia akan memikirkannya lagi nanti. Untuk sekarang ia akan fokus dulu untuk anaknya.

*

*

*

Kini rosé sedang menonton televisi dengan adik-adik iparnya, dia memang tidak banyak melakukan apapun setiap harinya. Karena dia sedang mengandung, ibu mertuanya benar-benar membatasi apapun yang ia lakukan, padahal sebenarnya ia udah bosan tidak melakukan apa-apa.

Seperti saat ini misalnya, hanya duduk di depan televisi di temani stoples cemilan, hanya itu doang.

Adik-adik iparnya juga semuanya sangat posesif terhadapnya, ia tidak di perbolehkan melakukan apapun.

"Oen, ini si kacang kapan keluarnya sih, perut oennie makin membesar loh."tanya Chiquita yang duduk di samping rosé.

Sedangkan seluruh mata saudari-saudarinya langsung tertuju pada si bungsu Manoban tersebut.

"Kok tanya oennie sih, tanya sendiri noh sama si kacang dia mau keluarnya kapan. Mbak mu ini juga ndak tau adek.."ucap rosé terkekeh sambil kunyah kue yang ia pegang.

Si bungsu Manoban tersebut merundukkan kepalanya di depan perut rosé, sedangkan saudari-saudarinya yang lain melihat itu hanya terkekeh.

Wajar sih, si bungsu Manoban itu tidak pernah melihat ibu mereka mengandung sehingga banyak pertanyaan-pertanyaan konyol yang dilontarkan kepada kakak iparnya.

"Eh kacang Lo kapan brojol nya ga engap di dalam terus. Oh ya ini aunty Chiki ya, ingat jangan sampai lupa, aunty yang paling bungsu paling kece, paling caem pokoknya deh.."

Plakk..

Ruka mendengar banyaknya cerita si bungsu tersebut, mendekat dan menepuk bahunya. Ia juga merunduk di dekat perut rosé.

"Kacang, perkataan aunty Chiki itu ga usah di dengerin ya, omong kosong semua itu. oh iya ini aunty ruka ne, Kawaii ruka.."Chiquita mendorong tubuh kakaknya tersebut dengan kesal, sedangkan orangnya malah terkekeh ngakak.

"Anybody home.."suara teriakan Lisa dari depan menghentikan aktivitas mereka semua.

Semuanya menoleh ke arah Lisa yang udah jalan mendekat ke arah mereka.

"Ada orang banyak, tapi kok ga ada yang menyahut."ucapnya langsung aja duduk di samping bininya, tak lupa ia kecup-kecup sang istri.

Para adek-adek nya hanya menanggapi malas pada abang mereka tersebut.

"Kenapa pulangnya cepat banget.."tanya rosé sambil melirik pak su yang udah mengecup-ngecup perutnya.

"Pekerjaan di kantor udah selesai, ya udah aku pulang. Udah rindu banget sama si kacang."

"Sama emaknya ga rindu gitu."ucap rosé.

"Rindu juga, rindu banget malahan.."Lisa bangkit dari depan perut rosé dan memberi satu kecupan di pipi bininya tersebut.

Sedangkan adek-adek mereka yang tengah menyaksikan keuwuan Abang sama kakak iparnya itu hanya memutar bola mata malas.

Dah lah mereka jadi nyamuk yang tidak di undang sekarang.

"Ahyeonie, tolong ambilkan martabak di mobil Abang, nah.."ucap Lisa melemparkan kunci mobilnya tersebut pada sang adik dan langsung aja di tangkap.

"Bawa semuanya ne.."

"Siap."pekik ahyeon berlari di ikuti juga oleh si bungsu Chiquita.

"Kamu beli martabak."

"Ne, kan kamu yang bilang tadi pagi, kalau si kacang pengen makan martabak."ucap Lisa sambil mengelus lembut perut rosé, bininya tersebut hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah sekitar lima menit, ahyeon datang dengan Chiquita yang ngikut di belakangnya. Di tangan keduanya masing-masing memegang satu-satu bungkus martabak.

"Satunya kasih untuk kakak, tiga bungkus lainnya itu dimakan bersama. Eomma dan appa juga belum pulang nanti udah malah ga enak lagi martabak nya, jadi makan aja terus."ucap Lisa, ahyeon memberi satu bungkus martabak yang ia pegang tadi untuk rosé.

"Nah oen, martabak spesial untuk oennie dan si kacang."ucap bocah itu terkekeh, rosé menerima uluran yang di berikan oleh ahyeon.

"Thankyuu ahyeonie.."ucap rosé dengan gembira nya. Martabak spesial kesukaan nya langsung aja di unboxing.

Semuanya sudah memakan martabaknya masing-masing, cuman Lisa yang ga. Dianya ga mau.

"Sayang, appa sama eomma tadi memang nya pergi ke mana sih."tanya Lisa sambil selipin rambut istrinya tersebut yang menjuntai.

"Momong moroko gok bolong somo komo.."ucap rosé dengan mulut penuhnya dengan martabak.

"Ga ada tuh. Telan dulu martabaknya sayang.."kekeh Lisa melihat bininya tersebut, mulut nya penuh dengan martabak.

"Appa dengan eomma.. aku juga sebenarnya ga tau mereka pergi kemana, tapi mereka bilang tadi mau jemput temannya sih."ucap rosé, ia sodorin martabak yang ia pegang kepada pak su.

Sebenarnya ga mau sih menerima, tapi ya namanya juga udah di suapi oleh sang istri, jadinya harus mau dong.



























































































See you

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang