14. Main sindir

389 42 8
                                    

Pulang kuliah agak sore karena pasutri muda ini mampir terlebih dahulu tadi di supermarket belanja bahan-bahan dapur, maklum lah baru pulang honeymoon jadi isi lemari es masih kosong.

Dari sepanjang perjalanan pulang dari kampus, mampir dulu tadi belanja sebentar sampai tiba di apartemen, Lisa ga buka suara sedikitpun.

Cari posisi aman lebih baik, biasalah karena kejadian di kampus tadi mbak istri ga berhenti main sindir, bahkan sedikit saja Lisa buka mulut itu sindiran rosé udah terdengar duluan.

"Seneng ya di tempelin si kucing sampai ga lihat istrinya."

"Giliran orang lain aja langsung dikasih contekan giliran istrinya beh pelit beut."

"Suami melempem, giliran di tempelin aja langsung lupa kalau udah punya bini."

"Besok-besok kalau mau pacaran tolong ya jangan di depan istrinya."

"Masa pubernya tolong di kondisikan ya, ingat udah nikah."

"Pacaran itu yang kreatif dong, masa pacaran di kelas ga ada modal banget sih."

"Uppss maklum sih kan lakiknya super pelit, eh sorry ya keceplosan hi hi.."

Begitulah sindiran-sindiran yang di lontarkan oleh rosé, bahkan masih banyak lagi perkataan-perkataan entah apa-apa aja yang sulit untuk di mengerti oleh lisa.

Mengambil dari pengalaman sebelumnya, posisi pak su untuk saat ini lebih baik berdiam diri dan cari aman aja, karena jika di layani yang ada akan menjadi bencana, mood mbak istri sedang ga stabil, sedang sensitif-sensitif nya sekarang.

"Besok ada kelas."rosé mengangguk, saat ini ia sedang duduk di atas pangkuan pak su sambil ngemil nonton TV.

Ini udah kebiasaan baru untuk rosé, suka beut duduk di atas pangkuan Lisa, ya udah pak su ga ngelarang biarin aja, suka-suka mbak istri aja deh.

"Masuk pagi."ucap rosé dengan mulut penuh Snack nya padahal baru aja selesai makan.

"Besok gue ada lomba sepak bola antar kecamatan, Lo datang ya jam kedua kosong kan."rosé dongak bentar ke arah pak su, kemudian ngangguk kalau ia kosong jam kedua besok.

"Tapi gue ga mau datang sendirian, Irene juga ga ngampus besok ada acara keluarga dia."

"Ya udah nanti berangkat bareng adek-adek aja, mereka juga mau ikut nonton katanya. besok kalau udah kelar kuliah pak Jang jemput."

"Oemma dan appa juga ikut?."

"Ga cuman adek-adek aja, appa sama Oemma ada kondangan tempat temannya besok."

"Ohh, jennie juga di ajak?."Lisa berhentiin tangannya yang sedang mengelus rambut blonde mbak istri.

Gini nih, dikit-dikit pasti bawa-bawa nama jennie.

"Ga lah ngapain."

"Ya mana tentu Lo ajak jugakan, secara dia kan idaman Lo."

"Ga, istri gue yang datang aja udah cukup."

"Siapa istri Lo?."

"Sulastri nur rojeh anaknya pak Ji-yong sama buk dara yang cantiknya Masya Allah."

"Ohh.."

Lisa menghela nafas, untung sayang.

°

°

°

Hari ini seperti yang udah direncanakan, baru aja rosé keluar dari kelas, pak Jang udah nelpon bilangin kalau dia udah nunggu di depan lobi, akhirnya rosé sedikit buru-buru jalan deh kesana dan benar aja udah ada Toyota voxy warna putih yang udah stay di situ.

Rosé jalan mendekat, sebelum masuk ia ketok dulu kaca yang dekat dengan pak Jang, mau kasih instruksi kalau ini adalah dia udah datang.

"Oh neng udah datang."rosé ngangguk, kayaknya pak Jang tadi ketiduran deh ngantuk gitu mukanya, mungkin udah kelamaan nunggu kali.

Rosé langsung masuk aja ke dalam, ternyata di dalam itu udah ada adek-adek Lisa yang udah pada moloran, keknya benar mereka udah kelamaan nunggu rosé sampai ketiduran gini.

"Berangkat sekarang neng."rosé ngangguk.

"Iya gas terus pak, btw ini adek-adek udah pada makan apa belum pak."rosé lihatin satu persatu adik-adik iparnya.

Satu disampingnya pak Jang, satu di samping nya dan tiga lagi di belakang, pada molor semua.

"Saya ga tau neng, tapi ibu tadi ada suruh bawa beberapa rantang makanan, itu ada di bagasi belakang neng."rosé ngangguk lagi, perlahan ia noleh keluar, mobil udah jalan ninggalin area kampus.

"Eh oennie sudah di sini, maaf ahyeon ketiduran oen."bocah itu ngerjap-ngerjapin matanya.

"Lama kali ya tadi menunggu."ahyeon ngangguk sambil tersenyum, rosé jadi ga enak.

"Emhh btw ahyeonie dan yang lain udah pada makan?."

"Udah oennie, tadi sebelum berangkat Oemma suruh makan dulu dan kita juga ada bawa bekal di belakang, kalau oennie sendiri apa udah makan?."

"Udah, oennie tadi udah makan di kampus."

Sepanjang perjalanan hanya rosé dan ahyeon saja yang saling berbicara, pak Jang fokus menyetir sedangkan yang lainnya masih pada molor.

Beberapa menit berkendara akhirnya tiba juga di lokasi pertandingan, tempatnya ada di pusat kota dan disana sudah ramai yang berdatangan.

"Bapak benar ni ga ikutan nonton."rosé dan kelima adik-adik iparnya udah turun dari mobil, bersiap-siap untuk masuk ke stadion.

"Ga neng, bapak nunggu di mobil aja."rosé ngangguk mengiyakan ga mau maksa juga.

"Kalau gitu kita masuk duluan ya pak."pak Jang mengangguk, rosé dan rombongan langsung masuk ke dalam.

Walaupun keadaan di dalam sangat ramai Rosé ga terlalu khawatir adik-adiknya ini bakalan mencar terpisah, soalnya mereka mudah di tanda dan ini karena mereka semua pakai t-shirt kuning cerah kapelan, ada gambar pak su yang ukurannya segede gaban tercetak didepannya.

Rosé juga Makai t-shirt itu juga kok, tadi sebelum turun ahyeon yang beri, keknya memang udah di siapin buat supporter pak su.

Kini mereka udah tiba di atas tribun penonton, kelima bocil-bocil itu udah mulai lompat-lompat dan teriak-teriak, rosé juga rasanya pengen berjingkrak-jingkrak tapi ga pede karena dia paling gede di antara kelima bocah-bocah tersebut.

Akhirnya rosé hanya berduduk anggun saja, sambil lihat ke bawah sana dimana pak su lagi di briefing sama coaching nya, sebentar lagi pertandingan ronde kedua di mulai, ya grup Lisa ada di ronde kedua.

Selama pertandingan berlangsung rosé rasanya campur aduk, terkadang tegang, senang, panik semuanya tercampur deh pokoknya, mana bocah-bocah di samping kiri kanannya ini selalu teriak lagi.

"Oennie, oppa lihat kemari.."

"Oennie, oppa berhasil mencetak gol.."

"Oennie, oppa terjatuh.."

"Lihatlah oennie, pasti oppa kesakitan.."

"Oennie, sepertinya orang itu tidak suka pada oppa.."

Dan masih banyak lagi teriakan-teriakan dari bocah-bocah tersebut, rasanya rosé juga ingin teriak sekuat-kuatnya, tapi tidak ia lakukan, sayang suaranya nanti tiba-tiba hilang kan bahaya.

Pertandingan di bawah sana makin seru, orang-orang juga mulai berjingkrak-jingkrakan di atas tribun sambil menjerit-jerit, rosé juga udah mulai melompat-lompat mengikuti adik-adiknya sambil nyanyiin yel yel entah apa, rosé ga mengerti soalnya.

Ya udahlah yang terpenting Asikin aja dulu, pokoknya pak su harus menang kalau ga sia-sia dong ini jingkrak-jingkrak nya dari tadi.

































































































See you soon

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang