22. Bola Voli

421 54 18
                                    

Hari ini kuliah seperti biasa, masuk jam pagi dan mengikuti quiz harian, ini udah tradisi mutlak di jurusan mereka yang wali kelasnya Mr. Yang, ada beberapa anak sih sebenarnya nyesel, tapi mau bagaimana lagi, bubur sudah menjadi nasi.

Setelah jam pertama selesai, rosé keluar kelas dengan tampang sumringahnya, ga seperti biasanya yang selalu tertekan saat keluar kelas. Taulah kenapa ygy.

"Ren muka Lo tertekan banget sih, kita itu ga boleh seperti itu, kita itu cantik jadi harus lihatin wajah happy berseri kita."ucap rosé dengan gerakan mimik tangannya.

Irene yang di sebelahnya hanya memutar bola matanya malas, ya lah yang di bantuin suaminya, biasanya juga sama tertekan juga.

"Ga usah ajak gue bicara deh Jeh, biasanya Lo juga tertekan kek gini ya, mentang-mentang di kasih contekan sama suaminya langsung sombong ya anda."

"Hehehe ga sombong kok ren."rosé terkekeh sambil rangkul temannya itu.

Keduanya kini jalan menuju kantin, sepanjang jalan rosé sedari tak henti-hentinya godain Irene yang berada di sampingnya, suka beut lihat wajah kusut temannya itu.

Menuju kantin itu bisa dari arah mana aja, tapi lebih bagus itu dari arah selatan karena akan lewati lapangan voli, yang biasanya main di sana para kating tampan-tampan yang mempesona, kan lumayan cuci mata.

"Jeh mampir dulu ga sih, ada seulgi Sunbae loh."ucap Irene, rosé ngangguk mau dong.

"Ada jongin sama Boby juga tuh ikut main."tunjuk rosé, Irene ngangguk mengiyakan.

Saat ini keduanya berdiri ga jauh dari lapangan, ga banyak juga sih yang nonton di tribun, cuman ada beberapa orang doang yang jerit-jerit sok asik sendiri.

"Jeh Lisa ga ikut main voli.?"tanya Irene, rosé geleng.

"Dia ga suka main voli, sakit tangannya katanya."Irene ngangguk mengiyakan.

"Eh awasss.."

Bukkkk...

"Aaawww.."

Kejadiannya cepat banget, benar-benar ga sempat menghindar lagi, bola volinya udah melayang begitu aja di kepala rosé.

"Irene hiks sakit.."Irene dengan keterkejutan nya langsung bantu temannya itu untuk berdiri.

"Jeh hidung Lo berdarah.."ucap Irene panik.

Orang-orang di lapangan sana juga berhamburan ke arah mereka.

"Jeh sorry sorry, gue ga tau Lo ada di situ tadi, gue ga sengaja Jeh."ucap jongin, ya ia yang melemparkan bolanya tadi.

"Ren sakit hiks hiks.."Irene panik banget, darah di hidung temannya ini ngalir deras banget.

"Ren, ojeh nya bawa ke klinik kampus aja, sini biar gue bantu."ucap seulgi langsung membantu Irene membopong rosé.

Sampai nya di klinik, Irene masih panik sedangkan rosé masih di tangani perawat di sana, darah di hidungnya belum berhenti mengalir juga.

"Ren udah jangan khawatir itu ojeh nya lagi di tangani di dalam."ucap seulgi, Irene noleh dari ponsel nya, baru aja ia kirim pesan pada pak su.

"Ah sunbae terimakasih ne."ucap Irene, seulgi ngangguk.

"Kalau gitu, aku mau balik kelapangan dulu, nanti berkabar aja ne kek mana keadaan ojeh."Irene angguk mengiyakan.

"Ne sunbae, sekali lagi terimakasih."ucap Irene, seulgi kasih tunjuk jempolnya.

Setelah perginya seulgi dari hadapannya, Irene menghela nafasnya perlahan, dag dig dug guys maklumlah doi kan crush idaman sejuta umat.

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang