31. Shopping

323 45 10
                                    

Hari ini Lisa menemani rosé belanja di mall, bininya ini mau beli beberapa barang katanya, karena beberapa hari lagi akan pindah ke asrama trainee, jadinya pak su kawani, sekalian tepati janjinya dulu dengan istrinya tersebut.

Dan disinilah sekarang keduanya, berputar-putar di area pusat perbelanjaan, pak su ngikut aja kemana istrinya tersebut berjalan, capek sih sebenarnya, tapi kalau ga di temani istrinya ini ngambek.

Udah beberapa toko di lewati, tapi ga ada yang cocok sama istrinya tersebut, sampai akhirnya berhenti di salah satu toko, kali kelihatannya cocok banget dengan istrinya tersebut, buktinya bininya itu langsung aja pilih-pilih dengan senang.

Tapi bukan itu masalah nya, toko yang mereka datangi kali ini adalah toko barang-barang branded, ysl. bisa-bisa pulang dari sini auto miskin sih.

Pak su pasrah, kek mana maunya istrinya itu ajalah, sampai di kasir ada tujuh paper bag dari tokok itu aja, dan harga semuanya hampir memasuki angka tiga digit, woahh daebak.

Keluar dari toko tersebut Lisa menekuk wajahnya, istrinya tersebut suka beut belanja barang-barang yang mahal, benar-benar terkuras uangnya pak su.

"Kemana lagi sih Jeh."ucap Lisa, istrinya ini bawa dia muter-muter lagi entah mau kemana.

Bininya itu masih enaklah ga bawa apa-apa, sedangkan ia bawa tujuh paperbag di tangan, itu ga mudah woy, mana besar-besar lagi.

"Ikut aja, kamu juga harus beli beberapa pakaian."rosé kibasin tangannya manggil pak su agar jalannya cepetan dikit.

"Ga usah deh, pakaian ku juga masih banyak yang pada bagus loh."

"Udah diam, ikut aja kenapa sih."

Pak su diam, susah memang kalau udah istri yang berkuasa.

Rosé jalan masuk ke sebuah toko, namanya tokonya Celine, barang-barang branded juga di jual disana. sampai nya di dalam rosé langsung pilihkan untuk pak su.

Sedangkan orangnya cuman bisa pasrah, pak su ga ngerti bagaimana jalan pikir istrinya tersebut, suka-suka hatinya ajalah asal senang tuh bininya.

"Jeh ga mau warna itu, yang kuning aja."protes pak su, saat bininya ini pilihin dia kaos berwarna pink Salem.

"Ga, yang ini warnanya cantik loh, lagian kuning udah banyak juga di rumah."

"Tapi masak warnanya pink."Lisa menggeleng ga mau.

"Ini warna salem, lihat cocok banget sama kamu."ucap rosé, sambil ia tes kan di tubuhnya pak su.

Rosé mengambil beberapa stelan untuk Lisa, satu kaos berwarna pink Salem, dua kemeja berwarna biru-mint polos dan satu lagi kemeja kotak-kotak.

Semua warna yang di pilihkan rosé itu udah yang terbagus menurutnya, ia mau pak su lebih berwarna lagi, ga tiap hari kuning-kuning mulu, sesekali bolehlah pakai pink.

Keluar dari toko Celine, genap sudah sepuluh paperbag di tangan, yang bawa semuanya pak su, cuman tiga di bawa oleh bininya tersebut.

Setelah selesai belanja, keduanya akan makan dulu di salah satu restoran di mall tersebut, rosé yang mencari tempat dimana, sedangkan Lisa turun ke bawah dulu untuk mengantarkan belanjaan ke mobil.

Rosé masuk ke salah satu restoran, tempatnya ga terlalu ramai, tipe restorannya casual dining gitu, memiliki dekorasinya yang unik dan yang terpenting nyaman.

Rosé jalan masuk ke dalam, cari tempat untuknya dengan pak su nanti, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya karena ada merasa kenal dengan seseorang yang ga jauh dari tempat nya sekarang.

Di hampiri dong, ternyata benar orangnya.

"Irene.."ucap rosé, yang di panggil menoleh dong sambil gelagapan.

"Eh Jeh Lo di sini."ucap Irene gelagapan kayak habis keciduk aja.

"Iya barusan, btw ngapain Lo sama si chikin ini di sini."ucap rosé sambil tunjuk jisoo yang nunduk-nunduk di samping Irene.

"Ah em i-itu kita tadi ga sengaja ketemu di sini, ya udah sekalian aja makan bareng."ucap Irene gelagapan, sedikit masuk akal sih.

"Ngedate ini mereka."ucap Lisa yang tiba-tiba datang. Jelas itu membuat Irene dan jisoo melotot.

"Apaan sih, ga ya."Irene memberi pembelaan.

"Udah, udah ngapain sih ribut, malu di lihatin orang."ucap rosé menengahi, sedikit heran juga sih, kalau memang ngedate kenapa juga memangnya.

"Ya gue kan bilang yang sebenarnya, jisoo sendiri kok yang bilang tadi, kalau dia mau ngedate bareng Irene." Ucap Lisa sambil tunjuk jisoo yang hanya bisa nyengir.

Jisoo menggerutu dalam hati, nyesel banget bilang sama Lisa kalau dia janjian ngedate bareng Irene hari ini, bocor banget anaknya, jisoo dapat pelototan tajam deh dari Irene.

"Ya udah mau makan kan, sini aja gabung sekalian, Emhh btw selamat ya Jeh, kampus kita udah umumin loh orang yang lolos masuk YG, salah satunya Lo ternyata."ucap Irene mengalihkan.

"Ciee yang sebentar lagi mau jadi idol, suaminya ntar lagi di tinggal."kekeh jisoo, Irene kasih tepukan di punggung tangannya jisoo sambil isyaratin diam aja.

Lisa dan rosé duduk di hadapan jisoo dan Irene, keempat nya udah seperti pasangan doble date aja.

Selama Irene dan rosé asik ngobrol, sejauh ini jisoo dan Lisa hanya menyimak, keduanya seperti ga di anggap kehadirannya oleh kedua spesies sama tersebut.

Ga lama setelah itu pesanan Lisa dan rosé pun datang, pak su yang pesan tadi karena bininya tersebut terlalu asik beut ngobrol sampai ga bisa di ganggu.

Makan sambil berbincang-bincang, itu sudah kebiasaan mutlak jika sudah bertemu dengan sahabat, begitulah Irene dan rosé, keduanya sanggup aja bercerita panjang lebar tanpa henti.

Jika di turuti yakin sih, ga akan selesai-selesai pembahasan mereka, akhirnya Lisa kasih kode ke istrinya tersebut, untuk udah cukup bincang-bincang nya hari ini, karena bagaimanapun mereka harus pulang kan, udah lama loh mereka di mall ini.

Setelah selesai makan dan membayar tagihan, kini keempat nya keluar dari restoran tersebut. dan ke empat orang ini pisah nya di parkiran, karena akan berbeda tujuan.

Selama dalam perjalanan pulang, rosé ga henti-hentinya bercerita, lagi, lagi bercerita, Lisa sampai curiga apasih yang di makan oleh istrinya tersebut tadi, padahal yang ia pesan masih aman loh.

"Kamu dengerin ga sih aku ngomong."

"Denger kok."

"Terus aku nanya kenapa ga di jawab."

"Memangnya kamu nanya apa."

"Tuh kan ga di dengar kita ngomong."

"Ya maaf sayangku, suami mu ini lagi fokus menyetir loh."

"Yang nyetir kan tangan, mulut ga nyetir kan."

"Iya ya maaf ya sayangku, memangnya kamu nanya apa tadi hum."

"Dah ah lupain aja, malas ngomong sama orang yang ga nyambung."

Kan gambek kan, ini nih yang pak su males banget, bininya ini memang lah, untung sayang.
































See you

Lemon Yellow || Chaelisa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang