bagian 22

3.5K 263 64
                                    

Harusnya ini tuh jadi 2 bagian. Tapi, plot nya lebih enak dibaca jadi satu bagian. Emang panjang sih. 4k+++ kata. Semoga gak gumoh kalian yg bacanya🥴

Playlist😏

𝘌𝘯𝘩𝘺𝘱𝘦𝘯 - 𝘍𝘦𝘷𝘦𝘳🤒

_____________________________________

Cafe yang Berlian datangi masih ramai pengunjung. Padat. Meja-meja masih dipenuhi muda-mudi yang asik nongkrong.

Di tengah pengunjung yang duduk bersama pasangannya, Berlian duduk sendiri dengan dua cangkir berisi latte menemaninya. Masih menunggu kedatangan mantan pacarnya.

Berlian memang datang lebih awal. Daripada ditunggu dirinya lebih suka menunggu. Dan begitu satu cangkir latte nya tandas, lelaki dengan tinggi 179 itu pun datang. Mencolok dengan kemeja hitamnya lalu hidung mancungnya dinaungi kacamata hitam. Rambut peraknya berkibar dan memamerkan jidat paripurnanya.

Sekian tahun tak bertemu, Berlian akui Javier makin dewasa dan ya, mempesona. Seperti bukan Javier dengan celana bahannya. Dulu, lelaki itu identik dengan ripped jeans dan kemeja yang tak dikancing.

"Hai, babe. Maaf ya, kamu pasti lama nunggunya," Javier hadir lalu mencium pelipis samping Berlian yang ditutupi rambut. Sama seperti kebiasaannya dulu. Awal bertemu pasti ada saja yang Javier cium dari Berlian. Dulu, gadis itu menyukainya dengan semburat merah di pipinya. Dan senyum malu-malunya.

Sekarang, Berlian masih menunjukkan semburat merah, tapi bukan salting, yang ada murka dengan tingkah Javier.

"Stop, kebiasaan buruk kamu itu! Kita udah gak ada hubungan apa-apa!" sungut Berlian dan menatap tajam pria yang duduk di depannya ini. Javier hanya tersenyum miring.

"Lucu," ucapnya dengan tangan yang melepaskan kacamatanya. Javier memandang penuh geli akan mata Berlian yang melotot tajam. Tapi baginya itu menggemaskan. Apalagi dengan style rambut Berlian yang di ponityle dengan anak rambut yang jatuh keluar dari kunciran nya.

"Javier! Ini bukannya saat bercanda. Kenapa sih, kamu tuh seolah kita masih ada hubungan?" Berlian risih dan tak suka akan sikap Javier yang seolah dirinya dan pria itu masih ada hubungan. Itu sudah lampau dan tak mungkin terjadi kembali. Lagian, Javier bukannya sudah ada yang baru?

"Loh? Memang benar kan kita masih pacaran? Ingat, kata putus gak pernah terucap dari mulut kita. Dan sekarang biar jelas dan paham, aku akan jelasin kenapa dulu tiba-tiba pergi dan tanpa kabar. Ya, aku akui, aku memang menghilang bak ditelan bumi tapi itu semua demi kamu," Javier berhenti tersenyum. Beralih wajah serius yang dirinya tampilkan. Menatap penuh memuja akan Berlian yang makin matang dan cantik gila. Gadis itu berhasil membuat hatinya berdebar seolah kembali di masa awal pacaran mereka dahulu.

Berlian melengos. Lelah akan Javier yang masih saja mengklaim mereka berdua masih pacaran. Dirinya sudah bersuami lalu ada pria yang menganggapnya pacar? Berlian seolah-olah jadi wanita tak benar. Dan berselingkuh.

Lelaki itu juga muslihat. Terlihat sekali buaya handalnya. Masih saja ingin memilikinya padahal jelas lelaki sudah ada pendampingnya.

"Cepat jelasin! Waktu aku gak banyak," Berlian bersedekap. Mulai mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh lelaki ini. Secara garis besar sebenarnya Berlian tau apa alasan lelaki itu pergi. Tapi, Berlian ingin mendengar dari mulut mantan pacarnya.

Dan Javier menghela nafas panjang. Bersiap menjelaskan kepergiannya dahulu.

"Waktu aku yang seharusnya menjemput kamu di sekolah, saat itu juga aku harus kembali pulang ke rumah. Alasannya ada perempuan yang memfitnah aku dan bilang aku harus bertanggung jawab karena telah menghamilinya. Dan kamu harus tau itu semua gak benar," Javier menunduk. Mengingat masa dimana dirinya benar-benar sendiri.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang