01. Mendapatkan target

577K 3.3K 14
                                    

Bolehla pencet votenya 😘

***

"Nak, Ibu boleh pinjem duit lagi ke kamu? Tadi siang tukang rentenir nagih lagi ke ibu. Ibu belum bisa bayar. Gorengan yang ibu jual gak habis udah tiga hari ini. Jadi, pemasukan yang harusnya bisa ngganjel sedikit malah gak bisa," kata Ibu disebrang telfon.

Kayra menghela nafas pelan, mendengarnya. Dia juga tidak mempunyai uang kali ini, bayaran kuliah semesternya sekarang belum lunas. Lagi, pekerjaan yang sudah Kayra dapatkan harus terkena Phk terhadap beberapa karyawan nya. Dan Kayra termasuk salah satu karyawan Phk tersebut.

"Nanti ya, bu. Kayra usahain buat cari dulu. Tapi, nanti Kayra kasih kok, Ibu tenang aja."

Sudah tahu Kayra tidak bisa menolak permintaan seseorang yang telah melahirkan nya itu. Kepalang bingung nanti kedepannya bagaimana, sekarang Kayra sanggupi saja dulu.

"Maaf ya nak, ibu selalu ngerepotin kamu." lirih ibunya pelan. Perasaan bersalah bercokol dihati ibu tiga anak itu.

Jika kalian mengatakan dimana Ayah Kayra? Beliau sudah meninggal terkena penyakit jantung sedari Kayra menginjak umur 12 tahun.

Menjadi anak perempuan pertama sekaligus tulang punggung keluarga nya sekarang, Kayra tidak merasa lelah. Ia senang, justru yang ia kasihani adalah ibunya yang harus merawat 3 anak sebagai single parent di antara ekonomi nya yang pas-pasan.

"Enggak usah minta maaf ibu. Udah jadi tugas Kay buat bantu ibu perluhin kebutuhan. Coba aja kalau ibu gak maksa Kay buat ambil beasiswa di kampus dulu. Pasti Kay, bisa bantu-bantu ibu di kampung."

"Anak ibu harus berpendidikan setinggi-tingginya. Ibu gak nyesel kok Kay masuk kampus di jakarta. Ibu malah bahagia banget. Ibu pengen anak-anak ibu  besok sukses, gak kaya ibu yang cuma tukang jualan gorengan sekarang."

Ah, perasaan berdenyut itu menghampiri dada Kayra, "Makasih ibu. Ibu emang malaikat tak bersayap yang paling baik."

Ibunya terkekeh pelan, "Iya anak ibu. Yaudah gih, katanya ada kuliah siang kan sekarang? Cepet berangkat biar gak telat."

"Iya bu. Kay matiin ya telfonnya?"

Sambungan telfon pun terputus.

Mengingat betapa kejamnya hidup padanya. Kayra ingin membuat ibunya bahagia dengan usaha apapun.

Teringat peluh ibunya yang sudah membesarkan ia selama 20 tahun ini, Kayra pastikan ia mampu meraih gelar sarjana itu lalu mendapatkan pekerjaan yang layak, kemudian ia bisa membahagiakan ibu dan kedua saudara nya dikampung.

***

Kayra melangkah sedikit lesu menuju ruang kelas. Ia duduk di antara kedua temannya tepat samping kanan dan kiri.

"Kenapa, Kay? Muka lo lusuh amat dah." pertanyaan dari Karin membuat nafas Kayra menghembus kesekian kali.

"Kayra bingung, Karin. Ibu lagi butuh duit di kampung, tapi Kay belum bisa ngirimin. Boro-boro mau ngirimin duit aja gak ada." desahnya lagi. Ia telungkup kan kepalanya pada dua pergelangan tangannya dimeja.

"Lah, elo kan kemarin jadi Karyawan di kantor, bisa dong kalo ngirimin duit secara ini tanggal muda, tanggal gajian," celetuk Nayla disamping sisi kirinya.

"Iya. Masalahnya Kay kena Phk dikantor," seolah tak bertenaga Kayra sedikit males untuk mengikuti jam pelajaran dikampus sekarang.

Karin dan Nayla berpandangan. Seakan kasian melihat temannya yang sedang dalam kesulitan. Mereka bisa saja membantu, tapi Kayra yang selalu menolak pemberian dari keduanya. Bukan karna Kayra sombong, hanya saja Kayra takut tidak dapat mengganti nya dikemudian hari.

"Kalian ada gak referensi lowongan pekerjaan?" tanya Kayra menatap Nayla dan Karin bergantian.

"Gue ada kok. Jadi tukang nyuci sama gosok di laundry. Itu teman nyokap lagi butuh," Nayla memperlihatkan poster lowongan pekerjaan di hapenya.

"Yaudah Kayra mau," semangat nya 45. Matanya berbinar kembali.

Nayla dan Karin tersenyum senang melihat tingkah polos teman satu angkatan nya.

"Oke, nanti gue hubungin nyokap dulu ya, Kay."

"Siap, Nayla." hormat nya pada Nayla sembari tersenyum lebar.

"Kira-kira gajinya berapa tuh Nay jadi tukang laundry?" Karin yang penasaran bertanya.

"Kalo gak satu setengah juta bisa hampir dua jutaan lah perbulan. Lumayan kan?" jawab Nayla atas perkataan Karin barusan.

Kayra mengangguk, "Iya, lumayanlah buat sekarang. Yang penting Kay punya pekerjaan dulu. Huhu makasih teman-teman yang paling Kay sayang."

Kedua tengan Kayra merengkuh kedua temannya. Berpelukan ala-ala teletubbies gitu. Sampai tidak ada yang menyadari, bahwa sesosok dibelakang ketiganya tersenyum miring. Merasa amat senang karena mendapatkan sebuah terget baru.

Yang selama ini ia idam-idamkan.

***

Masih awal pendek aja dulu 😁
Bolehlah di vote

Trimsss yaa 🤍

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang