35. Sayapnya Runtuh

46.6K 1.7K 198
                                    

Makasih banyakk gesss yang udah baca di Karyakarsa yaaa 😭 juga yang udah kasih tip lebih ke gue. Seriusan, gue terharuuu 🥹

Gak ada pemaksaan buat baca di lapak sana beneran. Enjoy aja ya, gak usah merasa terbebani kalian. Gue masih disini kok, calm down...

Yang tanya part di Karyakarsa bakalan di up di wp gak? Enggak ya gesss. Biarin satu chapter nyantol aja disono 😅 kalau gue up di wp nanti, gue mau menghargai yang udah mau bayar dg sukarela. Tp, ketulusan kalian buat nunggu cerita ini patut gue apresiasi bangett bangettt 🥹

LOVE YOU SEKEBON KAWAN-KAWAN 💝💞💝🤎❤️🧡🖤🧡🤍💖💕💖💋💝💕🧡💞🧡💋💝💕💝💝💞💖💞💝💞🧡💕💕❤️💕💘💕💝♥️❣️❣️❣️❤️‍🔥❤️‍🩹💞💝💘🤎❤️❤️🤍💛🤎💛💞💘💌💖💞💖💞💝💕

Hehehe 😁

Happy reading and enjoying 🤙

***

Hembusan nafas yang terlihat tidak beraturan, begitupun langkah kaki yang menderap cepat juga segera, mengantongi kekhawatiran yang mendalam saat seseorang di gendongan laki-laki itu bertambah pucat seluruh wajahnya.

Dan ketika mata sang lelaki berkali-kali melihat kebawah, pada seseorang yang ia gendong. Kulit dingin dan bibir pucatnya berhasil mendobrak kekhawatiran itu dalam-dalam.

Kalau bisa ia menghilang dalam sekejap untuk berteleportasi, agaknya sudah dari tadi ia lakukan. Lorong rumah sakit yang terlihat panjang membuat dirinya tidak henti-henti mengumpat sial!

Ah, jarang-jarang ia mengumpat kecuali saat ia sedang di ambang batas kemarahan yang maksimal. Namun, sifat tenangnya justru telah di buyarkan, gejolak emosinya berhasil di permainkan. Apalagi saat melihat gadis ini terluka. Bro tidak bisa lagi untuk tidak menahannya!

Akhirnya ada juga seorang suster yang membawakannya ranjang sehingga Bro dengan mudah meletakan gadis itu disana. Dan mereka di bawa keruang inap.

Bro menunggu diluar sebentar seperti arahan suster. Laki-laki itu duduk di kursi tunggu.

"Argh! Bajingan sialan! Fuck!" Bro menyandarakan kepalanya lelah. Kalian salah jika mengira tubuhnya yang merasa lelah. Yang ada perasaan laki-laki itu justru dibuat kelimpungan berantakan saat merasakan ini semua.

Apalagi saat melihat keadaan Kayra begitu. Apa yang harus diharapkan Bro?

Bro menoleh saat merasakan kursi tunggu yang di duduki mendapatkan pergerakan dari seseorang.

"Ngapain kesini?" suara Bro masih terdengar agak datar yang terkesan sinis untuk menanyakan perihal kedatangan laki-laki di ujung kursi itu.

"Mastiin Kayra. Apalagi?" jawab seseorang itu lesu. Baju basahnya menjadi sorotan Bro yang melihat.

Laki-laki itu jelas sangat ingat jika Andralah satu-satunya orang yang mau menolong Kayra saat kejadian tidak mengenakan itu.

"Pulang. Ganti baju lo, basah."

Andra menggeleng. Perasaan bersalahnya memupuk tinggi. "Gue gak apa-apa. Tapi, Kayra yang kenapa-kenapa."

Bro menghela nafas panjang. Ia tidak boleh menyalahkan semua ini pada keadaan atau melampiaskan amarahnya pada seseorang.

"Kayra trauma,"

Sedetik. Andra perlu menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak tidak normal.

"Pasca kejadian di Bar kemarin. Gue gak bawa dia ke psikolog. Tapi, gue tahu kalau ada sesuatu yang hancur dan berusaha ia pendam sendiri selama ini..." Bro menjedanya sesaat.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang