Wkwkwkwkwkw 😁
Kalian pasti paham kalau ada tanda plus-plusnya gini ++
Huehhh, gue juga gak kebayang kok bisa gue nulis adegan sebrutal kaya gitu 🫠 dari kemarin-kemarin.
Happy reading and enjoying 🤙
***
Dari semua kejadian yang ada, dengan afeksi apa lagi yang harus dirinya jelaskan pada kenyataan yang sudah ada?
Ia tidak pandai untuk sekedar mengutarakan apa yang dirasa, apa yang harus di ekspresikan dan apa yang harus di perlihatkan. Terbiasa memendam semua perasaan yang ada, itu membuatnya menjadi baik meskipun di relung terdalam ia telah sakit.
Ketika akhirnya kenyataan menarik dirinya lagi, ia sesaat sadar bahwa duniamu tidak harus berjalan pada semestanya.
Kamu hanya payung nya, bukan rumahnya untuk berteduh tepat ketika hujan turun.
Realita itu yang membuat Bro akhirnya tersenyum sadar. Apa yang ia inginkan tidak sepenuhnya bisa ia dapatkan.
Tangannya mencengkram erat pada pegangan dorong kursi roda yang Kayra duduki.
Apalagi melihat betapa hati-hati dan lembutnya tangan kecil tersebut menepuk-nepuk pelan punggung kokoh seseorang di pelukannya.
Sembari terucap samar kata-kata penuh ketenangan yang sesaat melebur diudara dan berhasil masuk ke telinga Bro kemudian menyadarkan nya, lagi.
"Kangen..." rengeknya terdengar manja.
"Iya, Kak Gabriel. Aku disini."
"Lo jahat, ninggalin gue tanpa kabar..."
"Maaf ya? Janji gak ngulangin lagi,"
"Kay..." Rengeknya sendu. Ia mempererat pelukannya.
"Iya, Kak Gab---"
"--iel! Panggil gue iel."
Gadis itu menghela nafas pelan kemudian mengulang ucapannya barusan, "Kay juga kangen sama Kak iel,"
Bro sedikit tertegun mendengar semua pengakuan Gabriel pada Kayra. Terlebih mendengar rengekan manja yang Bro ketahui hanya ia perlihatkan untuk Helena. Tapi, sekarang perlakuan itu juga untuk Kayra?
Yang ia tahu hubungan keduanya tidaklah lebih hanya sebagai Tuan dan pembantu, itu kata Gabriel waktu di cafetaria.
Apa ada hal yang Bro lewatkan saat ini?
Untuk memecah dirinya yang terlihat seperti kambing congek, Bro akhirnya berdekhem sedikit keras.
Dan suaranya berhasil menginterupsi Gabriel dengan melepas pelukannya pada Kayra secara tiba-tiba.
Gabriel mendorong Kayra menjauh. Membuat kursi roda yang dia duduki sedikit terdorong mundur kebelakang. Mengatur rasa malunya ia lantas berdiri dengan sigap dan menyugar rambutnya kebelakang.
"Ngapain lo berdua disini?" Tanyanya ketus. Kembali ke sifat awalnya, menyebalkan.
Bro menatap Gabriel datar. Sedangkan Kayra sudah terbiasa dengan sifat cowok itu yang sering berubah-ubah tempo.
"Dan lo," jari telunjuk Gabriel mengarah pada Kayra, "Ngapain berduaan lagi sama dia? Kan udah gue peringatin jangan deket-deket sama nih cowok, masih ngeyel? Masih mau ngebantah?" Tekan cowok itu pada Kayra yang malah terlihat menghela nafas sesaat.
Ini rumah sakit, tidak mungkin Kayra mau mengajak beradu debat dengan Gabriel juga Bro di dalamnya.
"Jawab?! Jangan diem aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit 21+
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...