14. Ketegangan yang tak terselesaikan ++

191K 1.6K 191
                                    

Bjiirrr, gue serasa di buru sama kalian buat update 🫠🧌

Bagus, bagus kalau kalian emang seantusias itu. Pertahankan 😈

⚠️ Guyss.. Please nih ya, kalau kalian emang gak suka sama nih cerita. Jangan di report dong! Udah lo tinggal blok aja akun gue, gak usah pake mempermasalahkan apa yang gue buat pantas enggak buat jadi bahan bacaan. Gue ngerti lo udah pada dewasa ◡̈⃝︎

140 vote + 75 coment gue lanjoott 💋

Happy Reading and enjoying🤙

***

Gabriel dengan tubuh shirtless yang basah sehabis berenang di kolam barusan menggendong Kayra menuju kamar pribadinya di lantai atas, lantai dua.

Kedua tangan Kayra spontan melingkari leher Gabriel. Karena naluriahnya lah ia bisa sampai seberani ini untuk berdekatan dan bersentuhan dengan Gabriel. Sebenarnya ia sangat maluuuu! Ingatkan Kayra untuk tidak berhadapan lagi dengan para maid yang kini menatap keduanya dengan pandangan rendah kala mereka sempat berpapasan.

Gabriel santai saja. Toh, ia yang berkuasa ini disini. Jadi, hal apapun yang ia lakukan mana ada yang akan berani mengusik.

"Diliatin sama pelayan, kak.." beritahu Kayra, gadis itu bercicit pelan. Kepalanya ia sembunyikan di dada bidang milik Gabriel.

Gabriel yang sedang berjalan menaiki tangga tak memperdulikan, "Gue majikannya disini. Mereka cuma pembantu."

Oh, ya Tuhan. Iya, jelas laki-laki itu tak akan merasa malu sebab Gabriel mempunyai hak paten kekuasaannya. Sedangkan dirinya? Ia yang akan di cap rendahan oleh mereka semua yang melihat. Apalagi kini ia hanya menggunakan bikini dengan Gabriel yang mengenakan boxer sepaha.

Basah-basahan lagi, gendong-gendongan juga pula, seperti pasangan yang akan... Eeummm.. Tanpa menjelaskan, kalian pun akan paham detik apa selanjutnya dengan kejadian yang akan terjadi.

"Jangan ikut campur urusan gue! Mau gue ngelakuin apapun, itu bukan urusan kalian semua. Sampai ada yang gue denger kalian memperjelek atau bahkan nyebarin apapun yang gue lakuin sekarang, udah bosen hidup kalian ternyata. Siap-siap aja besok  matahari gak akan sampai di mata kalian lagi, paham?!" Gabriel menggertak maid yang tadi asik bergosip saat melihat dirinya menggendong Kayra dengan tubuh setengah telanjang seperti sekarang.

Para maid tadi tersentak kaget dan lantas menunduk takut, "Ba-baik tuanku." jawab mereka terbata.

Tanpa menghiraukan mereka lagi, Gabriel segera berjalan menuju kamarnya.

"Makasih, kak." ujar Kayra pelan, namun sanggup Gabriel dengar. Satu senyuman tersingkap di bibirnya.

Laki-laki itu mengernyit heran, "Buat apa?"

"Udah berani bersuara tadi."

Jawaban yang diberikan Kayra malah membuat Gabriel tertawa, "Lo pikir gue gertak semua maid tadi, karena gue kasian sama lo, gitu? Mimpi!!"

Deg!

Kayra yang terlalu berharap atau karena dirinya terlalu ke-geeran kini membuat nya menjadi bahan tertawan Gabriel.

Salah lagi ya ternyata jika berharap?

"Gue ngelakuin buat diri gue sendiri. Mau nama lo jelek nantinya gue juga gak peduli. Lo ya lo, gue ya gue. Jangan berharap banyak, apalagi ngejatuhin harapan sama gue, karena gue gak akan pernah peduli. Camkan itu!"

***

"Bibi! Aser mau minum susu, ih! Kenapa gak di turutin sih!"

Para maid di sana dibuat pusing oleh tingkah Aser yang tidak bisa mereka pahami. Sedari tadi bocah berumur 6 tahun tersebut selalu berteriak meminta susu, namun ketika satu gelas susu, satu dot susu, bahkan susu di mangkok juga maupun piring sudah di hidangkan di depan salah satu keturunan keluarga Mahendra tersebut, dia selalu menolaknya enggan.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang