12. Panggilan tengah malam ++

175K 1.3K 138
                                    

Sekroolll teroosss sampe bawah 😆🤓😜😵🤙🤡

100 vote + 50 comr6ent guee lanjotttt

Happy Reading and enjoying🤙
Area dewasa guysss. Conten mature 🔞

***

Drrrttt..

Handphone di saku Gabriel bergetar. Ia mengeceknya. Tertera nama seseorang dari panggilan yang di minta.

Ibu Negara 🧟‍♀️

Gabriel mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo Mom?"

"Baru inget masih punya Momy ya ternyata,"

Gabriel meringis mendengar sindiran seseorang yang telah melahirkan nya di seberang sana, "Riel banyak tugas, Mom, di kampus. Gak sempet hubungin Momy. Maaf, ya?"

Riel itu panggilan dirinya hanya untuk keluarga terdekatnya saja.

Momy Gabriel-- Indira, berdecak sebal, "Selalu tugas ya sayangnya Momy kalau buat alesan, hm? Gak ada yang lebih logis lagi gitu?"

Gabriel cengengesan. "Hehe. Kebanyakan pacaran, Mom." jawabnya jujur. Dan yang lebih parah lagi, kini ia bersenang-senang dengan tidur bersama anak gadis orang. Hanya saja Gabriel nya yang merasa senang. Gadis itu mungkin, tidak. Dan tak mungkin Gabriel mengakui perbuatan bejatnya pada sang Momy.

Masih sayang nyawa dia.

"Masih sama Helena, Riel?"

Pertanyaan dari Momy nya, Gabriel jawab dengan deheman pelan. Indira menghela nafas di seberang sana, "Riel.." panggil Momy nya pelan.

Gabriel hanya diam. Sebenarnya ia tahu, hubungan dirinya dengan Helena tak sepenuhnya mendapat dukungan dari keluarganya. Ibu satu anak tersebut meski kontra dengan pendapatnya namun, Indira masih bisa merasa maklum dan pengertian akan pilihan Gabriel yang masih mempertahankan Helena di sisinya.

Alasan? Dulu saat Helena pernah berkunjung ke rumah utamanya, perempuan tersebut pernah melakukan hal yang tidak pantas di perlihatkan kepada seluruh keluarga besar Gabriel yang kala itu sedang berkumpul dalam sebuah acara besar. Melakukan apa?

Hal sepele sebenarnya, tapi, bagi keluarga besar Mahendra, itu bukan suatu hal sepele yang bisa di anggap kecil. Helena kepergok memarahi anak kecil dari pewaris salah satu keluarga Mahendra. Sepupu Gabriel sebenarnya. Dari situlah Helena kehilangan respect dari keluarga besar Gabriel.

"Momy mau ngingetin aja sama kamu tentang perlakuan perempuan itu yang dulu pernah marah-marah sama sepupu kecil kamu dulu,"

Benarkan, Helena kembali di salahkan? Gabriel menghela nafas keras, "Itukan dulu Mom. Lagian si Helena gak sengaja juga marahin si Aser gara-gara numpahin minuman ke bajunya. Reflekslah Helena marah, Mom. Bajunya kan jadi kotor." Gabriel mati-matian membela citra gadis itu di depan ibunya. Berharap perempuan paruh baya itu mengerti.

"Terserah kamu Riel. Momy cuma mau ingetin aja. Lagian firasat Momy gak enak sama si Helena. Kamu jangan sampe terlena sama dia. Oh, ya besok keluarga Om Anwar sama Tante Ambar bakalan dateng dari Amerika. Kamu kesini, harus. Momy gak mau ada kata enggak sayangnya Momy."

Gabriel hendak menyela tapi suara Momy nya mengurungkan niat laki-laki itu untuk berbohong terus lebih lanjut.

"Besok hari sabtu kan? Kamu gak ada kuliah di hari itu. Momy sama Papi tunggu, kalau gak dateng. Oh, siap-siap aja kamu hengkang dari keluarga Mahendra." ancam Indira. Lagian Gabriel tidak takut juga di ancam sedemikian rupa. Laki-laki itumah santai.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang