33. Sang Penyelamat

49.8K 1.9K 679
                                    


Gimana kabarnya? Kalian baik kan? 👹😁

Ada yg kangen? Coba tes ombak 🌊


Votenya dulu kuyy

Happy reading and enjoying 🤙

***

Bro berjalan cepat sambil mengangkat Kayra yang terlihat gelisah di gendongan laki-laki itu. Wajah Kayra terlihat memerah, dengan beberapa bulir keringat yang jatuh tak beraturan.

"Boy...?" Kayra berguman pelan saat siluet wajah laki-laki di depannya terpampang.

Bro tidak menanggapi, ia terus berjalan menerobos kerumunan orang-orang di Bar yang semakin malam terlihat makin ramai.

"Gerah.. badan aku panas, Boy.." Kayra sempat melenguh pelan. Membuat laki-laki berposter jangkung tersebut akhirnya harus memutar arah. Tadinya ia ingin membawa Kayra ke parkiran mobil, membawanya pulang tapi Bro berbalik. Ia agaknya harus memesan satu kamar di Bar untuk Kayra malam ini.

Saat ia tiba di kamar yang sudah ia pesan, laki-laki tersebut segera membawa masuk Kayra kedalam.

Kakinya mendekat pada ranjang untuk meletakkan tubuh mungil tersebut dengan hati-hati.

Dirinya harus segera pergi dari jangkauan Kayra. Bro tahu gadis tersebut sedang dalam pengaruh obat sex. Memikirkan itu membuat kepalan tangan Bro tergenggam kuat.

Gabriel bajingan!

Saat hendak berbalik pergi, tangan Bro di cekal Kayra. Tatapan tegas dan layu itu berpandangan.

"Tidur disini ya? Gue tunggu diluar."

Kayra menggeleng pelan. Tubuhnya merasakan gelisah oleh sensasi yang pernah ia dapatkan sebelumnya dari Gabriel. Panas, gerah yang tidak beraturan. Dan gadis itu membutuhkan sentuhan laki-laki untuk meredakan nya.

"Panas, Boy.. gerah." Adu Kayra memelas. Sentakan tangan gadis tersebut berhasil membuang hodie milik Bro yang ia pinjamkan pada gadis tersebut untuk menutupi area sensitifnya.

Bro memalingkan wajah. "Ac nya udh gue dinginin, Kay. Kalau masih kurang lo bisa berendam di bathtub nanti. Gue harus keluar sekarang." Tolong jangan biarkan Bro lebih lama mendekam disini.

"Boy..." Kayra memanggil dengan suara yang lebih merengek saat ini.

Untuk seperkian sekon Bro harus memulihkan fikirannya kembali pada jalan yang normal. Tapi, di detik ketiga agaknya itu tidak membuahkan hasil.

Tangan mungil gadis tersebut berhasil meraba pipi Bro yang tertegun sejenak. Bro baru sadar jika tubuhnya baru saja limbung ke kasur oleh tarikan keras dari tangan Kayra beberapa saat lalu.

"Gabriel jahat, Boy, jahat. Dia kasih obat ke aku, terus aku jadi kepanasan kaya gini," Kayra mengadu dengan bibir mengerucut lucu. Satu jari telunjuknya menekan-nekan permukaan dada Bro dengan pola-pola abstrak.

Entah Kayra mengatakan itu secara sadar atau tidak. Tapi yang jelas...

Sial! Sial! Sial! Itu mengusik fikiran kotor Bro secepat kilat.

Dan kini penglihatannya menangkap dengan jelas tubuh atas gadis tersebut yang telah naked tanpa sehelai benangpun menutupi. Bro merutukinya. Ia dengan segera mendorong Kayra membuat tubuh gadis tersebut harus terjungkal yang untungnya saja masih di kasur.

Bro dengan tergesa beranjak, "Jangan kaya gitu lagi, Kay! Maaf udah ngedorong! Redain dulu reaksi obatnya, gue temuin lo besok pagi!" dengan ucapan secepat kilat Bro menjelaskan dengan jantung yang berdegum sangat kencang.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang