30. Pantai Parangtritis

84.1K 1.9K 450
                                    

Happy reading and enjoying 🤙

***

Berapa kali tadi malam Gabriel menggarapnya? Sampai-sampai punggung belakang yang awalnya sudah mereda kini terasa sakit kembali.

Kayra membuka matanya ketika rasa nyeri di punggungnya menjalar serentak, dari bawah ke atas. Benar-benar sakit, sampai ia kembali memejamkan mata guna menahan serangan nyeri yang luar biasa.

"Sshh..." gadis itu mendesis tanpa sadar. Padahal hari ini jadwal dirinya pulang. Masa iya, ia harus dirawat lagi disini akibat perbuatannya dengan Gabriel tadi malam.

Mungkin sekitar satu jam-an ada, Kayra berusaha membiarkan rasa sakit itu menggerogoti tubuh bagian belakangnya. Ia akan terbiasa dengan hal ini nanti, jadi sebisa mungkin Kayra harus bisa menahannya.

Dirasa sakit itu perlahan memudar, Kayra menatap seseorang yang tidur di sampingnya seraya melingkarkan tangan di bagian perutnya erat.

Wajah yang tenang ketika memejamkan mata itu terlihat sangat damai. Tidak ada yang tahu bahwa di balik wajah tampannya ia memiliki budak sex yang selalu ia pergunakan ketika nafsunya sedang meninggi.

Dan Kayralah budak sex dari Gabriel Mahendra tersebut.

Rasanya sakit kalau sewaktu-waktu Kayra akan hamil anak laki-laki di hadapannya kini. Apakah Gabriel akan mengakuinya? Tapi, sebelum itu semua terjadi, Kayra sudah sangat sering meminum obat pencegah kehamilan. Ia meminimalisir kemungkinan hal tersebut akan terjadi.

Rasa sakit di tubuhnya tidak akan seberapa tentang perasaan ketika anak yang Kayra  kandung nanti tidak akan di akui oleh seseorang yang seharusnya menjadi Ayahnya.

Kayra kembali mendesis saat rasa sakit di bagian tubuh belakangnya kembali mendera.

Lenguhan kecil keluar dari bibir Gabriel kala merasakan pergerakan dari seseorang yang ia peluk, "Eungh.. Kay?" tangannya kembali memeluk Kayra seberat mungkin.

"Bangun, Kak," suruh Kayra hati-hati.

Kepala laki-laki itu malah semakin menduselkan hidungnya pada ceruk leher Kayra, "Masih ngantuk..." Deep voice Gabriel terdengar berat. Suara khas cowok bangun tidur.

Tidak! Kayra tidak bisa menahannya lagi kali ini. Ia segera menyingkirkan tangan kekar Gabriel dari perutnya. "Sakit, Kak..." rengek Kayra kemudian tanpa bisa di cegah ia menangis.

Sadar ada suara sesenggukan di hadapannya, Gabriel lantas membuka matanya cepat. Ia melihat Kayra yang menangis. Mendadak Gabriel bangun tanpa menghiraukan tubuh atasnya yang sedang shirtles.

"Kay?" Gabriel mengguncang pelan tangan Kayra yang masih sesenggukan menangis. Wajahnya terlihat panik, "Heiy? Are you okay? Answer me," Gabriel menepuk-nepuk pelan pipi Kayra.

"Sakit...Kak..."

Mendengar kata sakit dari bibir Kayra, spontan saja laki-laki itu langsung kelabakan entah kenapa. Naluriahnya.

Gabriel meloncat turun dari ranjang dan segera memunguti pakaian milik Kayra yang semalam ia buang karena asik berhubungan badan tanpa kenal waktu. Melupakan bahwa kini laki-laki itu juga sedang telanjang bulat sekarang. Burungnya goyang kemana-mana. :v

Laki-laki itu cekatan menghampiri Kayra dan membantunya duduk dengan hati-hati, "Duduk dulu. Pake baju, abis itu gue panggil suster."

"Ssshh..." Kayra kembali mendesis ketika punggungnya di tegakkan. "Sakit..." rengeknya lagi. Pupy eyes tersebut berhasil meruntuhkan emosi Gabriel dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Heiy! Iyaa-iyaa. Pake baju dulu, oke? Gue bantu pakein."

"Pelan-pelan,"

Laki-laki itu tersenyum seraya mengangguk kecil. Tidak banyak berkomentar.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang