24. Kebimbangan Boy.

73K 2.2K 413
                                    

Makasih udah antusias 🥰

Buat yang baca tapi gak ngevote makasih deh udah di ramein 😧

Dan buat yg ngevote dan kasih komen, gue semakin cintrong sama lo semua, jadi pacar virtual gue yok, ahahaiyy.. gue gak terima penolakan ya, babe 😘

Wuanjayyy pacar gue banyak bet sekarang 😎

Happy Reading and enjoying 🤙

***

Tahu apa yang paling menyakitkan untuk perasaan kecil seorang perempuan?

Itu ketika engkau mengharapkan seseorang yang tidak akan bisa kau gapai. Padahal ia adalah orang yang setidaknya agak sedikit lebih dekat dengan mu sebab pernah beberapa kali melakukan hubungan intim. Hubungan yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami dan istri.

Setidaknya itu yang Kayra fikirkan saat ini.

Kenapa juga ia harus berlari tadi? Kenapa juga ia harus merasakan sesak di dadanya? Dan kenapa juga ia harus jatuh ke dalam kubangan perasaan yang seharusnya tidak boleh ia tenggelami?

Sampai Kayra tidak dapat menahan retakan kaca di matanya. Luluh juga satu satu retakan tadi menjadi aliran sungai yang jatuh mengaliri garis pipi.

"Kayra bodoh. Kamu seharusnya gak boleh suka sama kak Gabriel." gadis itu menyalahkan dirinya sendiri. Masih berjalan seraya menyembunyikan isakan nya yang malah semakin menjadi.

Menghiraukan para mahasiswa yang melihat nya heran karena dia menangis.

Hingga sebuah cekalan tangan besar menariknya pelan. Sontak hal itu menyadarkan Kayra dari dunia yang ia pijaki sekarang.

"Kayra?"

Dia mendongkak menatap seseorang yang barusan menyebut namanya.

"Boy." lirih gadis itu pelan. Buru-buru ia usap air matanya menggunakan punggung tangan.

Merasa keadaan yang saat ini di alamai gadis itu berantakan, ia mencoba melepaskan diri dari laki-laki di hadapan nya.

"Lepasin, Boy."

"Kenapa?" tanya laki-laki itu menghiraukan perkataan Kayra.

"Aku bilang lepasin, gak denger?"

"Kenapa?" ulangnya kembali.

"Aku gak kenapa-kenapa. Lepasin."

"Gak kenapa-kenapa, kok nangis?"

"Boy?" lirih Kayra pelan. Tak sanggup menatap Boy lebih lama.

Tanpa kata lagi, tangan kekar Boy menarik tubuh Kayra untuk masuk ke dalam dekapan nya.

"Tell me about your problem. I'm here." bisik laki-laki itu menenangkan.

Sesak yang meninggi, kini tumpah kembali jadi tangisan. Kayra tidak perlu menahan retakan kaca di matanya lagi yang minta untuk tumpah keluar.

Semuanya ia keluarkan. Kayra menangis di balik dada laki-laki di depan nya sekarang. Isakan gadis itu semakin menjadi saat Boy kembali menepuk-nepuk punggung belakang nya pelan.

"Sakit, Boy..." lirih gadis itu, "Disini sakit," tangan Kayra memukul-mukul dadanya sendiri.

Kembali mengingat semua kejadian antara dirinya dan Gabriel waktu lalu itu semakin menekan sesak yang ada. Bayangan-bayangan sekilas yang lebih mirip di sebut kilasan trauma berputar di otaknya.

Apalagi saat melihat adegan secara langsung laki-laki yang mungkin di saat ini di harapkan hati kecilnya tengah mencumbu perempuan lain. Itu.. Sesaknya jika di tanyakan, tidak terkira.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang