08. Don't Crying bitch ++

281K 1.9K 97
                                    

Heiyy heiyy guyss

100 vote+ 50 coment guee lanjutt

Wkwk, dibaca bolehlah sambil dipencet votenya 😜
Di coment apalagi. So, soo ❤👌💯✅💖❤️‍🔥💘❤️‍🩹💓💗♥💌💟⚜️🙈🙈🙈

Happy reading and enjoy🤙

***

Kayra yang sedang memperhatikan seisi kantin dengan kapasitas yang sudah mencapai batas sesak hanya mampu menghela nafas.

Entah, akhir-akhir ini gadis itu seringkali memikirkan kejadian-kejadian yang sudah berlalu. Apalagi peristiwa yang sedang ia alami sekarang saat ini. Semuanya terlalu mendadak, terlalu mengejutkan, dan terlalu... Membuatnya kecewa pada diri Kayra sendiri.

Kemarin malam ia sudah mentransfer uang 10 juta kepada ibunya di kampung halaman. Sempat kaget pada putri sulung nya yang bisa mendapatkan uang dengan nominal yang besar dalam waktu singkat, membuat ibu single tiga anak tersebut bertanya heran pada Kayra malam itu.

"Kayra gak kerja macam-macam kan, nak?"

Glek.

Gadis itu hanya mampu menelan ludahnya susah. Bagaimana ia harus menjelaskan dengan kata jujur? Ibunya pasti akan kecewa. Maka tak ada pilihan selain Kayra berkata bohong untuk menutupi kejadian sebenarnya.

"Enggak kok, ibu. Kay, kerja di kantor besar sekarang. Kebetulan gaji Kay besar disana. Jadi, Kayra minta konspensasi sama bosnya buat bayar Kayra sekarang. Biar nanti di akhir bulan, Kayra gak usah terima gaji lagi."

Mana ada peraturan bekerja dikantor seperti itu? Iya, ada jika bos besar di sana baik ataupun royal terhadap karyawan nya, jika tidak? Didepak sudah kamu dari kantor sebelum memulai bekerja.

"Oh. Baguslah, nak. Tapi, terima kasih banyak atas kiriman duit kamu, ibu jadi bisa bayar utang-utang yang udah numpuk sekarang. Ini malah masih ada sisa."

Kayra tersenyum haru, "Iya, ibu sama-sama. Bilang aja sama, Kay, kalau kalian butuh apa-apa."

Gadis itu akui bahwa ia terlalu lemah untuk melawan. Terlalu takut untuk memberontak dan terlalu payah untuk mengeluarkan suara kebenaran.

Kayra lebih suka memendam semua masalahnya sendiri. Membiarkan luapan emosi itu memakan habis dirinya dalam keterdiaman yang membakar emosi gadis itu perlahan. Sampai akhirnya hanya ada isak tangis yang tumpah sebagai puncak pelampiasan perasaannya jika sudah menumpuk tinggi.

Tuhan, maafkan hambah-Mu yang sudah melanggar batas wajar. Lirih Kayra dalam hati. Satu titik bening luruh juga akhirnya. Cekatan tangannya ia usapkan pada air matanya yang tiba-tiba saja terjatuh.

Tring...

Bunyi notifikasi handphone gadis itu mengalihkan perhatiannya. Satu nomor yang belum ia save muncul dengan tiga gelembung pesan yang mampu membuat Kayra menahan nafas kala membaca teks pesan tersebut.

Pergi ke gudang fakultas komputer sekarang
Jangan banyak tanya
5 menit gak dateng, ibu lo gue bunuh

Siapa lagi pelakunya, kalau bukan laki-laki itu?

Jika tak ingin ancaman Gabriel menjadi kenyataan, sebaiknya Kayra harus bergegas. Ia menoleh pada Nayla yang masih sibuk dengan ponsel genggamnya.

"Nay?"

Gadis itu lantas menoleh, "Iya, Kay. Kenapa?"

"Aku izin gak ikut jam kedua nanti. Izinin ya?"

Nayla kaget dan bingung secara tiba-tiba, "Lo sakit lagi? Atau kenapa? Ngedadak banget, pesanan nya juga belom dateng loh."

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang