❗❗TRINGGER WARNING ❗❗
YANG GAK KUAT JANGAN DIBACA!!!
KEKERASAN SEKSUAL DIBAWAH TAKUT MEMBERIKAN EFEK TRAUMA MENDALAM!!!⚠️ !GAK ADA ADEGAN NO SENSOR! ⚠️
JANGAN MENGHUJAT SAYA KARENA MEMBUAT CERITA INI TERLALU BRUTAL! 😏🫵
RAMEIN DONG PAKE COMENT SAMA VOTENYA 😇
Happy reading and enjoying 🤙
****
Yang Helena ingat adalah ia diseret paksa oleh para ajudan Juna menuju sebuah ruangan yang sepertinya adalah kamar. Ia sempat memberontak, sampai salah seorang berbadan besar membekap mulut dan hidungnya menggunakan sapu tangan yang telah dioleskan obat bius. Membuat kesadaran Helena menghilang begitu saja.
Dalam keadaan berbaring di kasur tipis yang Helena rasakan, mata gadis itu mengerjap pelan. Berusaha menyesuaikan cahaya silau yang masuk menusuk mata.
Dan kesadarannya semakin membaik kala diatas dadanya ada sebuah tangan besar yang meremas-remas gundukan sintal miliknya begitu semangat. Tak hanya itu, dibawah sana pun Helena merasakan sebuah jari-jari bermain di area sensitifnya. Mengobrak-abrik vagina Helena dengan sesuka hati.
Otak gadis itu seketika blank saat matanya beneran terbuka dan mendapati sepuluh pria berbadan besar dalam keadaan telanjang tengah mengerumuninya. Berdiri menjulang bersamaan dengan batang milik kesepuluhnya yang sudah menegang seakan minta untuk dipuaskan.
"Ssshh..." Mulut gadis itu mendesis antara sakit dan nikmat yang di dapat saat keseluruhan tubuhnya dijamah oleh tangan-tangan besar nakal yang mulai bergerilya di tubuh polosnya.
"Udah sadar. Sodok langsung gasi?" Pria satu berkata. Matanya menatap Helena yang sudah polos dengan penuh nafsu. Bukan hanya dia, sebenarnya kesepuluh pria disini juga menatap Helena secara lapar. Tubuh sintal dan sexy-nya bukan barang abal-abal yang patut di acuhkan. Seolah sudah sering dibentuk oleh tangan-tangan profesional sehingga membuat bentuk tubuh gadis itu bak gitar spanyol yang kelihatan dari luarnya begitu indah.
Setidaknya pemikiran tersebut berlaku untuk para pria dengan modal wajah mesum penuh nafsu.
"Iyaa. Langsung aja. Lagian bos juga bilang bebas kan kita mau apain nih cewek?" Pria kedua berkomentar.
"Gue pertama ya?" Pria ketiga menyeletuk.
"Enak aja! Suitlah! Menang banyak di lo, dapet gesekan pertama sisanya dapet bekasan." Pria keempat melayangkan protes.
"Yaudah gue entod belakangnya, gak perlu suat-suit. Yang mau entodnya di depan sok suit gih." Pria kelima berbicara.
"Anjir! Titid lo pada kagak sabaran semua," Pria keenam menggeleng, merasa heran. "Satu cewek kek gini buat kita rame-rame. Ogah gue sebenernya kalau bukan karena bayaran yang gedemah."
"Terus lo gak mau icip?" Pria ketujuh bertanya.
"Mau aja. Bos kasih waktu kita tiga hari kan buat mainin dia secara non stop? Lo pada duluan gih. Gue bisa besok." Balasnya sambil terkekeh ringan. Lalu setelahnya pria keenam itu berjalan menjauhi area tengah. Dia kembali memakai boxer sepahanya dan duduk di salah satu kursi seraya memperhatikan apa yang akan diperbuat oleh kesembilan temannya pada gadis tersebut.
Gadis yang malang.
Menyesap vape ditangannya, pandangan pria keenam tadi melihat Helena prihatin yang sedang jadi santapan oleh kesembilan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit 21+
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...