Ngakak bet gue sebenarnya pas nulis judul buat chapter ini, woiylah 😂🫵
Gak sejalan banget ama vibenya ah.. gue lagi dengerin lagu yang gelisah galau merana padahal awal mau nulis, bjir.. 😦
Selera humor we hanya sebatas, "Lambe Kecokot," udah tertawa pingkal-pingkal, anjrlah 🤡
Lambe Kecokot artinya mulut ke gigit, aw 🫦 kalau Lambe Turah kan udh biasa, gue mau yg sedikit beda 😼
Votenya kuyyy jan lupa😸
Happy reading and enjoying 🤙
***
Hari di mana semuanya terasa membingungkan dan begitu rumit menjadi awal permulaan dari semua episode yang begitu sulit untuk Kayra terima sebenarnya. Terlalu tidak masuk di akal tapi begitulah kenyataannya.
Mau menghindari fakta? Tapi, semua telah di tetapkan sedemikian rapi alur kehidupan yang dia jalani. Hatinya menolak di sisi lain logikanya yang selalu berbicara sesuai realitas.
"Nanti dateng, kan di acara wisuda?" Suara Bro di seberang sana terdengar. Membuat genggaman ponsel di tangan Kayra mencengkram erat.
Iya. Keadaan laki-laki itu sudah membaik setelah tiga Minggu akhir dari sekarang. Tiba pada hari dimana wisuda angkatan Bro dan Gabriel terjadi di hari ini menjadi sorakan penggemar para mahasiswi yang banyak menggemari mereka.
Satu tangan Kayra yang sedang mencekal dokumen tanpa sadar harus merematnya juga. Gadis itu paksakan senyum, di lain sisi hatinya yang sakit.
"Aku usahain dateng, ya, Boy." katanya dengan pengertian.
Sudah mengetahui sebagian seluk beluk laki-laki itu mengenai nama aslinya kala itu membuat Kayra akan tetap memanggilnya dengan sebutan 'Boy' untuk menghargai privasi laki-laki dengan nama Neraka Paheswari tersebut.
"Jam sembilan pagi, jangan lupa." peringat laki-laki itu yang dibalas kekehan kecil oleh Kayra.
"Boy, mau dibawain apa nanti?" Kayra melirik jam di dinding, menunjukkan pukul enam pagi. Masih ada waktu yang tersisa untuk menyiapkan hadiah untuk Bro jika laki-laki itu menginginkan.
"Gak butuh apa-apa. Butuh lo dateng ke sini aja, temenin gue. Udah bersyukur banget gue gak minta lebih. Bokap sama nyokap juga gak bakalan dateng. Gue bolehkan berharap lo bisa dateng ke sini?"
Kayra sebenarnya terenyuh mendengar penuturan dari kalimat Bro barusan. "Boy tenang aja. Aku dateng kok, pasti."
Terdengar suara tawa berat di ponsel genggaman tangan Kayra, "Take care ya, Kay, nanti. Walaupun masih agak lama lo kesini. Masih jam enam pagi sekarang mah."
"Hehe. Iya, Boy. Aku udahin dulu ya. Mau nyiapin sesuatu dulu."
"Siap cantik. Morning good for you, today."
Kayra terkekeh pelan, "Too, Boy."
Tut!
Sambungan terputus setelah keduanya menyudahi obrolan singkat barusan.
Kayra menghela nafasnya kasar. Ranjang single kosan terasa amat dingin menembus pori-pori kulitnya. Hari ini dia tidak pulang ke apartemen Gabriel. Laki-laki itu pulang ke rumah orangtuanya.
Biarlah. Kayra juga perlu rehat sejenak dari perasaannya pada Gabriel. Dia tahu rasa ini tidak akan bisa hilang begitu cepat hanya dengan menghindari nya sebatas waktu satu hari saja.
Kayra memang bodoh. Bisa-bisanya ia jatuh cinta pada Gabriel yang notabenenya sudah merusak masa depan dan harapan gadis itu. Fakta dari kata 'cinta itu buta', memang benar ya? Jangan salahkan Kayra seorang! Panggilah semua wanita kebanyakan diluar sana pasti juga demikian. Terlalu buta akan cinta padahal sudah sering tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit 21+
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...