Hollaaa guysss
Welcome back in my storiesSelama dua tiga hari mungkin ya, akhirnya gue balik lage
Bacanya di nikmati aja, pelan-pelan biar tau alurnya bagemane.Happy Reading
Jangan lupa votenya 😘***
"Mulai sekarang lo bakalan tinggal di apartemen gue," tegas Gabriel sembari mematut dirinya di depan pantulan kaca.
Kayra hendak protes, namun perintah bernada tegas Gabriel mambuat nyali Kayra ciut lagi seketika, "Gue gak nerima penolakan ya."
"Tapi, kak..."
"Apanya yang tapi?" cowok itu membalikkan badan menghadap Kayra yang terduduk di atas ranjang. Langkah jenjang laki-laki itu melangkah mendekati Kayra.
"Tapi apa?" tanyanya sekali lagi. Namun, yang Kayra lakukan malah memilin keduanya tangannya yang tremor tiba-tiba.
"Kalau orang nanya itu dijawab! Bukannya malah diem aja, goblok!" suara keras dari bentakan Gabriel semakin menciutkan nyali Kayra yang ingin mengutarakan pendapat nya.
"Bisu ya lo?" sarkas Gabriel.
Berhasil.
Kini kepala Kayra terangkat dan memandang Gabriel dengan pandangan yang sulit di artikan. Jujur, sikap dan watak laki-laki itu berubah menjadi kasar jika keduanya tidak sedang melakukan hubungan intim.
Bentakan kasar, dan suara-suara yang selama 3 hari ini merendahkan Kayra seharusnya bisa membuat mata Kayra terbuka bahwasannya laki-laki di hadapannya itu hanya membutuhkan tubuhnya. Hanya untuk keuntungan yang Kayra tahu sebagai pelampiasan nafsu syahwatnya saja.
"Apaan lo liat-liat?!" bentaknya kembali.
Kayra hanya kesal saja, makannya ia memberanikan diri untuk menatap Gabriel. "Tapi, kak aku gak bakalan pindah kosan ya? Takut nanti temen-temen aku curiga. Dan aku tetep kok tinggal disini sama kak Gabriel." jeda Kayra. "Dan plis. Tolong rahasiain pekerjaan aku sekarang dari orang-orang." pinta Kayra lesu.
Gabriel mendengus, "Jalang tetep aja jadi jalang. Sok-sokan suci aja. Padahal udah untung bisa tidur sama gue, dapet duit gede pula."
Pembahasan akan permintaan Kayra sepertinya hanya di anggap angin lalu saja oleh Gabriel. Lagian apa yang harus di harapkan Kayra pada Gabriel? Kebaikannya? Sepertinya itu tidak akan terjadi pada diri Kayra.
"O-yaudah. Tapi, kak nanti aku tidur dimana di apartemen kak Gabriel?"
Ketahuilah bahwa di apartemen laki-laki itu hanya ada satu kamar. Itupun kamar milik Gabriel. Masa iya, Kayra harus tidur selama satu tahun ke depan bersama laki-laki tersebut? Sudah berani main jauh-jauh. Tidur juga satu ranjang, dan tinggal satu atap tapi hubungan yang sah saja tidak ada. Jangankan memikirkan pernikahan, hubungan keduanya adalah sama-sama mengambil keuntungan semata untuk diri masing-masing.
"Di belakang ada gudang kosong. Lo tidur disana. Bersihin dulu tapi. Itusih kalo mau lo bersihin, kalo gak ya gapapa. Selamat aja lo bakalan tidur sama curut atau gak kecoa yang terbang-terbang."
Benarkan? Seharusnya Kayra tidak usah berharap lebih bawah laki-laki itu akan mengajaknya tidur bersama di satu ranjang.
"O-oke. Nanti sehabis pulang ngampus, aku bersihin ruangannya."
Tidak ada pilihan lainkan selain Kayra harus menurut pada permintaan Gabriel?
Bunyi dering di handphone Gabriel mengalihkan perhatian laki-laki itu. Ia melihat nama siapa yang tertera di hapenya karna menelpon pagi-pegi begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit 21+
RomantizmKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...