23. Sakitnya sampai sini

86.6K 1.9K 1.1K
                                    

Suatu hari di tahun 2024, mwehehehe.. 😜

Happy Reading and enjoying 🤙

***

Gabriel memilih keluar dari apartemen nya malem malem suntuk begini. Mengambil motor di basement lantai bawah, lantas laki-laki itu melajukan kendaraannya mengelilingi kota Jakarta.

Gemerlap bintang di langit serta cahaya kerlap-kerlip lampu malam di tengah kota nampak sedikit begitu indah. Hal itu sukses mengurangi kadar stress Gabriel dari pikirannya yang sedang ruwet saat ini.

Ada satu tempat yang sudah beberapa minggu ini tak ia kunjungi, dan sepertinya laki-laki itu harus nekat kesana untuk sekedar menjernihkan fikiran.

Motornya melaju kencang menuju kawasan di ujung kota Jakarta. Tidak apa meskipun jarak yang ditempuh Gabriel lumayan jauh, hasrat menjernihkan fikirannya yang ruwet lebih menjadi prioritas nya sekarang.

Sampai di tempat. Laki-laki tersebut tersenyum kecil memandang bangunan di depan nya. Megah.

Suara-suara gaduh dari manusia malam dan hebohnya suara musik sedikit menggema sampai luar. Banyak manusia-manusia pendosa sepertinya yang datang ke tempat ini ternyata.

Lantas Gabriel berjalan menuju pintu penjaga dan menujukan sebuah kartu berwarna black gold pada petugas, kartu VVIP keanggotaan.

Kedua petugas tadi mempersilakan Gabriel masuk.

Memasuki ruangan, suara hingar bingar diskotik penuh memekakkan telinga. Bau alkohol dan asap rokok menguar jadi dari diudara. Gabriel suka sensasi saat ini.

Ia memilih bergabung bersama teman-temannya yang duduk di pojok ruangan.

"Wuidihhh, sape nih yang baru dateng?" antusias laki-laki yang baru saja menegak alkohol. Matanya memicing menatap Gabriel melangkah mendekat di space mereka. Andra namanya.

"Anjir! Gak salah liat gue nih? Kemana aja lo bro sebulan ini gak ikut nongki disini?" celetuk Gersa teman satu club Gabriel juga teman kuliahnya.

Gabriel yang baru saja duduk terkekeh pelan, "Sibuk gue,"

"Anyinglah, sok sibuk banget. Sibuk ngerjain tugas kuliah atau sibuk jadi anak Papa ngurus perusahaan?" Andra tergelak dengan ucapannya sendiri. Padahal mah tidak ada yang lucu.

"Sibuk ngewe," jawab Gabriel santai. Ia menyalakan pemantik dan menyulut rokok ditangan nya.

"Bangsaattt!!!" teriak laki-laki di bagian paling pojok. Ia menghampiri sohibnya setelah adegan percupangan dengan dua orang wanita club selesai.

"Ngewe sama Helena ya, bro?" tanyanya lagi. Dua wanita club tersebut asik mengintili teman didepan nya. Mendesah-desah menja saat kedua payudaranya diremas-remas oleh laki-laki bajingan yang bernama Tama itu.

"Gilak aja! Gabriel mana berani nyentuh pacarnya sebelum halal?" sela Gersa di akhiri dengan tawa.

"Bejir! Dia dapet mangsa baru lagi, dapet di club mana lo?" kali ini Andra yang bertanya. Ia kembali meneguk alkoholnya yang entah sudah berapa botol. Laki-laki itu kuat minum, maboknya entar belakangan.

Gabriel menghembuskan asap rokoknya ke udara, "Bukan dari club manapun. Tapi, anak perumahan biasa."

Tama tergelak bersamaan dengan kedua wanitanya yang di rangkul bersamaan, "Perawan gak bro?"

"Ajiblah," jawab Gabriel dengan senyum kemenangan, "Taken gue yang ngebobol pertama kali."

"Wuanjaayy!"

"Gabriel asuuu!"

"Goblok anak orang di perawanin!"

Laki-laki itu terkekeh pelan mendengar ocehan teman-temannya. Ini yang ia suka berada disini, sekedar melepas stres sedikit untuk sekedar bertukar cerita konyol dengan para sohibnya. Meskipun yang mereka bahas selalu selangkangan wanita.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang