40. Hancur lebur ++

98.9K 2.2K 1.5K
                                    

Luamaaaa bangett Kak Updet nya etdahh!!!! Gue yg nungguin lumutan nih!!

Saya: "Penulis sudah umumin yah di wall kalau gak bisa update cepat, tepat, dan akurat. Kalau mau tau penulisnya sakit kemarin prend, mungkin terlihat sepele di mata orang-orang tp gak segampang itu kelihatannya. Untung kata dokter, gak ada kelanjutan yang parah. Bersyukur banget gue denger itu."

Jadi.. kalau guenya gak update2 bisa lihat di wall profil ya, gue selalu kabarin di sana kok. Biar tidak ada kesalahpahaman. Terus jangan sampai misuh misuh nanyain kapan author nya update. Terpaksa banget nih ya, udh ngata-ngatain gue jelek pake bahasa binatang, lo, gue singkirin dari sini ☺️🙏 gue berhak ngilangin orang-orang toxic yang gak bisa menghargai orang lain.

Gue kalau lagi senggang juga sehat pasti lanjut update. Masalahnya aja kemarin gue emang lagi drop banget. Dokter aja smpe bilang; "Mbaknya kebanyakan aktivitas. Tubuhnya sampe gak kuat, terus capek, karena udah gak ke kontrol berakhir sakit. Jangan di paksakan ya, Mba. Istirahat sesekali kalau udah ngerasa nafas putus-putus. Robot aja panas kalau mesinnya di pake seharian full 24 jam."

Jadi... Tolong jangan nyepelein kesehatan orang lain ☺️🙏

Happy reading and enjoying 🤙

***

Sudah berapa kali dia di sakiti? Sampai harus kembali kepada si pemberi rasa sakit hanya untuk sebuah pembuktian. Yang wujudnya saja tidak pernah bisa gadis itu lihat ataupun dia genggam. Pembuktian itu.. tidak ada. Kosong.

Dengan segala logika yang dimilikinya saat ini, perasaan itu justru terus memudar beriringan dengan perih yang laki-laki itu beri. Ada manusia yang melayangkan manusia lain seperti binatang? Gadis itu akan menjawab, ada!

Dari perasaan bodohnya ini menyadarkan, setidaknya laki-laki bajingan seperti dirinya tidak patut lagi ia perjuangkan. Terlalu perih menjabarkan kala harus mengingat setiap inci perlakuan, perkataan yang tidak layak. Mungkin, gadis itu harus menutup semua memori yang ada sekarang, jika bisa.

Hati mungil itu terasa remuk redam disaat suara-suara dosa yang pernah dia lakukan dulu terdengar sangat jelas menghampiri daun telinga.

"Aaahh.. Aaahh.. Sayanghh!"

Tubuhnya yang lemas merosot ke dasar lantai. Tidak kuat lagi menahan debaran gila di hatinya yang harus melonjakkan amarah.

"Sayanghh! Pelanhh! Aaahh~"

Kayra tersenyum pedih. Luka itu terbalut bersama dengan senyum tulus. Gadis itu tidak bisa di bodohi untuk sekedar menebak suara desah sialan yang terus menghantam dinding tembok gudang, memanggilnya seolah menyadarkan.

Gabriel memang bejat. Laki-laki itu hanya memandang perempuan dengan sebelah mata. Hanya untuk mengambil keuntungan puas guna memenuhi nafsu birahinya saja. Kali ini dia sungguh menyesal telah menaruh rasa pada laki-laki itu.

Aku percaya kalau Karma itu ada. Boleh aku berharap itu terjadi atas rasa sakit ketidakadilan ini?

***

Gabriel emosi. Yah, itu memang sifat pembawaan laki-laki itu sih. Tidak dapat stabil. Langkahnya angkuh mendekat pada pintu kamar yang di dalamnya Helena sudah menunggu dengan keadaan senang hati.

Perasaannya kacau. Antara resah, marah dan kecewa. Dengan menggebu dia menghampiri Helena yang terduduk di atas ranjang. Mendorong gadis tersebut untuk segera terbaring, lantas Gabriel mencumbunya penuh nafsu.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang