46. Ancaman

30.3K 1.4K 376
                                    

Semoga meleduknya suara petir membangkitkan semangat mu hari ini
🥰🥰🥰

Happy reading and enjoying 🤙

***

Gabriel hanya terus melempar senyum paksaan pada sang kekasih yang terlihat sangat antusias memilih gaun pengantin untuk acara pernikahan sekebut kilat yang di minta oleh Helena dan langsung di kabulkan begitu cepat oleh Gabriel.

Dan minat laki-laki itu jadi berkurang. Dia tidak fokus ketika disuruh menilai beberapa gaun yang Helena pakai untuk di tunjukkan pada dirinya di depan sana.

Beberapa kali Gabriel hanya menilai dengan kata bagus, cantik, hm, dan anggukan sebagai respon singkat. Mungkin saja raga cowok itu memang berada disini tapi fikirannya kalut. Dia tidak konsen saat melihat ratusan pesan yang dia coba kirim pada seseorang malah terlihat centang satu di laman WhatsApp pada ponsel yang Gabriel genggam.

Lo beneran pergi ternyata. Batin Gabriel sendu sambil tersenyum tipis. Dia meletakkan ponselnya kembali dalam saku. Pandangannya mengarah kembali pada Helena yang baru saja keluar dari ruang ganti. Entah sudah berapa belas gaun yang perempuan itu coba.

Apa tidak lelah? Suara Gabriel dalam hati. Dia yang hanya duduk disini saja merasa capek. Terlebih perempuan itu yang harus gonta-ganti pakaian pengantin dalam bentuk gaun menggelembung yang Gabriel melihatnya saja sudah sumpek sendiri.

"Sayang gimana sama gaun yang ini? Bagus gak?" Perempuan itu tersenyum begitu lebar. Seolah kerepotan yang Gabriel fikir tidak mempersulit Helena sama sekali.

Helena memperlihatkan gaun berwarna putih yang entah sudah beberapa kalinya ia coba.

"Cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cantik." Senyum Gabriel mencoba terlihat tulus. Terlalu lelah dia menanggapi, "Yang itu aja, by. Lebih simple juga." Final, laki-laki itu sudah kelewat capek jika harus menunggu Helena memilih lebih lanjut gaunnya sealama empat jam dari sekarang.

Helena berdecak, "Bagus sih. Tapi simple banget gak sih, yang? Kurang wah." Koreksi dari sudut pandang Helena.

Gabriel capek, "Sesuka hati kamu aja kalau gitu."

Helena menolehkan kepala melihat ketiga wanita yang membantu gadis itu mengganti gaunya barusan, "Mba kalau begitu saya pilih gaun yang sebelumnya aja deh."

"Baik, Kak. Akan kita proses segera." Jawab salah satu pegawai perempuan sopan.

"Sayang?" Helena memanggil Gabriel yang sedang berjalan-jalan melihat tumpukan bunga di sudut ruangan.

Merasa terpanggil laki-laki itu menoleh, "Iya?"

"Tinggal kamu pilih mau baju yang mana."

"Aku yang mana aja terserah. Sandingin sama baju kamu kalau ada couple yang gentle juga gak masalah, itu aja." Jawab Gabriel tanpa fikir panjang.

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang