11. We are stranger

94.8K 1.3K 63
                                    

Welcome back guyss
Thanks yang udh nungguin cerita ini update 👄

Gue lihat-lihat emang se-siders itu ya kalian sekarang. But, up to you deh. Yang penting kalo gue narget terus udah kecapai, gue bakalan update. Kalo gak yaa.. Tunggu ajee

100 vote + 50 coment gue lanjot👄

Happy reading and enjoying 🤙

***

Selepas peristiwa kamar mandi barusan Kayra memutuskan untuk keluar dari kamar Gabriel. Gadis itu lupa belum membersihkan gudang, tempat untuk dirinya tidur nanti. Dengan langkah yang ia kuatkan, Kayra berjalan menuju ruangan yang terlihat gelap di bagian paling belakang.

Membuka pintu yang ia yakini adalah gudang, pandangannya sempat sedikit merasa lega sebab tempat yang ia lihat sekarang tidak seberantakan yang gadis itu fikirkan. Kayra mulai membersihkan ruangan yang akan menjadi kamar tidurnya.

Mulai dari menyingkirkan barang-barang tidak penting ke sudut ruangan, mengelap debu yang menempel juga jaring laba-laba, yang terakhir ia sapu lantai kemudian mengepelnya sebanyak 3 kali agar terlihat sedikit bersih.

Kurang lebih dua jam Kayra membersihkan gudang yang sekarang di sulap sedikit menjadi kamar tidurnya. Gadis itu menggelar badcover yang tadi ia temukan di gudang sebagai alas untuk ia tidur. Lumayan, dari pada tidak ada alas sama sekali. Ia juga tidak berani meminta kasur pada Gabriel kan? Mana mau laki-laki itu sampai seperhatian begitu untuk memikirkan Kayra?

Besok-besok saja Kayra akan membeli kasur lantai. Sekarang yang ada di pakai saja dahulu.

Kruyuuuk

Gadis itu menatap ke bawah, ke perutnya yang barusan mengeluarkan bunyi, "Kamu lapar banget ya perut? Maaf belom sempat makan apa-apa seharian ini,"

Kayra berjalan menuju kitchen set di apartemen Gabriel. Gadis itu menghela nafas kembali menatap piring-piring kotor yang berserakan di wastafel. Jiwa naluriah wanita nya segera membersihkan piring-piring kotor tersebut dan mencucinya.

Kemudian gadis itu membuka laci bawah dekat kompor guna melihat persediaan makanan apa yang Gabriel simpan.

Ah, ternyata hanya ada mie instan saja. Tidak ada apapun lagi kecuali mie dari berbagai merek yang Kayra tahu. Berbalik ke arah kulkas, gadis itu ingin melihat apa yang laki-laki itu simpan di dalam lemari pendinginnya.

Kayra menghela nafas kembali. Hanya ada air putih dan beberapa macam minuman yang tersimpan di dalam botol kaca yang tidak Kayra tahu.

Gadis itu teringat akan perkataan Gabriel barusan.. 'Jangan menyentuh barang-barang pribadinya tanpa seizin laki-laki itu.' Jadi, agaknya Kayra harus meminta izin untuk memasak mie satu bungkus saja, guna mengganjal perutnya yang meronta kelaparan.

Mau keluar membeli makanan? Sekarang sudah jam satu setengah malam. Tidak mungkin ia keluar di jam selarut ini. Pesan lewat ojol? Ah, Kayra tidak mungkin melakukan nya. Alasannya? Gadis itu kasian saja pada tukang ojol tersebut jika tengah malam begini harus mencarikan makanan yang Kayra inginkan.

Kayra melangkah mendekati kamar milik Gabriel. Ia ingin meminta izin untuk memasak satu mie instan saja untuk dirinya.

Tok tok tok

Hening. Belum ada satuan apapun. Kayra mencobanya lagi.

Tok tok tok

"APAAN?!"

Kayra berjengit kaget saat suara bentakan Gabriel berteriak dari dalam.

"Kak Gabriel, aku izin masak satu mie punya kak Gabriel, boleh?"

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang