21. Menghilang

107K 1.6K 406
                                    

Author nya suka banget ngegantungin para pembaca dah 😮‍💨
Gue aja ngegantungin para pembaca bisa, masa ngegantungin perasaan doi aja enggak 🤪

Dahlah....

Happy Reading and Enjoying🤙

***

Apa yang harus Kayra lakukan sekarang?

Ia tidak hafal daerah jalanan di daerah sini. Jadinya yang Kayra lakukan hanyalah berjalan keluar tanpa arah. Pandangannya menatap langit jingga yang sebentar lagi akan menggelap, tandanya waktu malam akan segera datang.

Anehnya walaupun disini adalah area kawasan elit, tapi sekelilingnya nampak terlihat amat sepi. Kayra hanya mampu menghela nafas memikirkan bagaimana Gabriel yang sudah mengusir dirinya tadi secara terang-terangan.

Hanya untuk menemui si Helena, kekasihnya!

Dan laki-laki itu dalam sekejap saja melupakan jati diri sebenarnya yang tadi malah merengek rengek seperti anak kecil yang enggan di tinggal, kini malah berbalik mengusirnya.

Sifat kebanyakan manusia memang seperti itukah?

Datang ketika hanya membutuhkan, setelah ia mendapat apa yang ia inginkan, jangankan menoleh kembali ke belakang pada seseorang yang sudah menolong mu, kebahagiaan dirinya saja tidak akan ia bagikan padamu. Ingat! Sebab, dirimu hanyalah sebatas orang asing yang baru mengenal belum lama ini.

Kayra memutuskan duduk di pinggiran trotoar. Wajahnya ia tenggelamkan di antara kedua pahanya yang merapat.

Ia berjanji setelah menyelesaikan ujian akhir nya nanti Kayra akan pulang menuju kampung halaman untuk bertemu ibunya disana. Perasaan rindu di lubuk kecil hatinya sudah menumpuk, ingin segera di puaskan.

Gadis itu sampai tidak sadar jika ada sebuah motor besar yang berhenti tidak jauh darinya.

Tin!

Kayra mengangkat kepalanya saat suara klakson motor mengagetkan atensinya. Pengendara motor itu mendekat padanya yang duduk di pinggiran trotoar.

Merasa takut, Kayra sontak berdiri merasa waspada. Ia yang hendak melangkah pergi, berhenti kembali saat sebuah suara kecil yang ia kenal memanggil dirinya secara akrab.

"Kayra!"

Kayra menoleh, menunggu seseorang itu membuka helm yang ia gunakan.

"Rainboy!" pekiknya senang.

Seseorang dengan nama samaran tersebut tersenyum lebar sembari menyugar rambutnya yang berantakan kebelakang.

Laki-laki itu terkekeh setelahnya, ia turun dari motor dan mendekat pada Kayra, "Ngapain disini? Hampir malem lagi."

Pertanyaan ringan darinya di balas senyuman lebar oleh Kayra. Entah, perasaan gundahnya menjadi sedikit lebih mencerah waktu laki-laki di hadapan nya datang sekarang.

"Lagi nyari angin,"

Ia mengernyit heran, "Nyari angin di jalanan sepi begini? Terus bukannya area sini jauh banget ya dari kosan lo?"

Kayra tertawa pelan, "Emangnya gak boleh? Lagian suasananya nyaman-nyaman aja kok buat jalan-jalan sendirian."

Laki-laki tersebut ikut tertawa atas tanggapan Kayra. Namun, fikirnya aneh sekali, gitu. "Aneh tau gak sih lo. Takut kek seharusnya, atau parnoan gitu di daerah yang katanya rawan ini. Malah berani banget keluar jalan-jalan sendiri."

"Sendiri lebih nyaman, Boy." jawab Kayra kalem.

Laki-laki itu mengernyit heran saat identitas namanya di panggil dengan sebutan 'boy' oleh Kayra, "Boy bagus juga. Panggil gue itu aja kalau lain waktu kita ketemu lagi."

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang