22. Hilang Kendali

97.2K 1.9K 1.2K
                                    

Hahahaha... Welcomeee guysss 😎

Bejroottt!
Gue udh bilangkan gak bisa update cefaat-cefaatt!! Meskipun satu minggu ada tujuh hari, tapi di hari weekday mank gue gak bisa megang wp, buat nulis.

Gue mau curhat dikit 🫵
Gue pagi jam 6 berangkat kerja, smpe jam 5 sore. Lanjut kuliah jam 7 malam, dua jam sebelumnya itu gue jdiin buat istirahat, siap2 buat jalan ke kampus. Ngampus smpe jam 10, pulang jam 11 malem, gue yaaa langsung tidorrr, karena cafekkkk 😮‍💨

Happy Reading and enjoying 🤙

***

Sungguh punggung belakang Kayra rasanya sangat sakit. Mendapatkan bantingan beberapa kali dari Gabriel, entah di ranjang ataupun di tembok saat itu, dan di tambah saat ini membuat sakitnya menerjang luar biasa. Rasanya nyeri merambat dari bawah tulang ekor hingga tulang punggung ke atas.

Gadis itu terus meringis merasakan area punggungnya yang terserang nyeri hebat. Bantingan dari ketiga preman di hadapan nya tidak main-main.

Preman bertindik itu melangkah maju mendekati Kayra yang terlihat memejamkan mata. "Melek dong, sayang. Kalau mau main itu harusnya sadar jangan tidur."

"Iya, anjrot! Lo harusnya sadar, jangan merem kaya gini! Nanti gak ada yang ngedesah pas kita ngentot elu goblok!" sarkas yang lainnya.

"Lonte sialan!"

Bugh

Kayra meringis pelan saat merasakan tendangan pada tulang keringnya. Gadis itu mencoba membuka mata dengan paksa. Kekerasan apa lagi yang menghampiri nya lagi kali ini?

"Nah bagus, gitu dong, buka matanya sayang. Terus kita lanjut main sekarang." laki-laki bertindik itu jongkok di hadapan Kayra. Kedua tangannya menarik kaki Kayra agar mendekat pada laki-laki itu, membuat teriakan reflek dari Kayra menggema kencang.

"Jangan! Aku mohon jangan!" Kayra menangis. Bayangan ketika mahkotanya di renggut pertama kali oleh Gabriel terlintas.

Jujur itu membuat Kayra merasakan sedikit trauma. Meskipun ia tidak pernah menunjukkan nya, namun bayangan-bayangan penyalahan atas dirinya selalu menyudutkan Kayra menjadi orang paling bersalah disini.

Mungkin kenangan buruk itu akan Kayra bawa sampai mati. Memikirkan nya membuat tubuh gadis itu bergetar sekarang. Tangan mungil Kayra mendekap erat tubuhnya sendiri.

"Jangan sakitin aku.. Aku gak salah, hiks," rancaunya menahan sesak di dada.

Laki-laki bertidik itu berdecih, "Sialan! Jangan sok sokan nangis pake air mata buaya deh, lonte!"

Kayra menggelengkan kepalanya keras, "Aku sakit.. Jangan sakitin aku lagi." erangnya dengan tangisan pilu.

Kedua teman bertindik yang berdiri di belakang bos mereka saling pandang. Agak sedikit tersentuh dan kasihan menatap gadis yang telah mereka bawa untuk dijadikan mangsa malam ini.

"Bos?" panggil salah satu temannya.

Menoleh kebelakang, laki-laki yang dipanggil menyahut kesal, "Apaan?!"

"Kasihan gak sih dia?" katanya ragu-ragu seraya menatap Kayra di bawah yang terus menerus menangis. Masih punya iba ternyata preman yang satu ini.

Laki-laki bertindik itu tertawa pongah, "Hah? Lo kasian sama dia? Fiks, lo gak dapat jatah malam ini."

"Eh, eh, bos! Maksudnya bukan gitu!" gelagapan nya sendiri. Ia juga ingin dapat giliran merasakan dong! Masa hanya kedua teman nya saja.

Plak

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang