45. Helena jadi Incaran

41.9K 1.8K 676
                                    

Akhirnya balik ☺️
Terimakasih masih menunggu dengan sabar ❤️

Semoga apa yang hilang kemarin tetap bisa aku pertahankan ☺️❣️
Maaf tidak memberi kabar apapun pada kalian 💖

Happy reading and enjoying 🤙

****

Johwa menuntun Kayra untuk duduk di atas ranjang. Baju gadis itu masih kotor bekas sisa muntahan tadi. Dan tanpa Kayra minta Johwa sigap mengambil kaos oblong dengan ukuran oversize juga celana training panjang dari dalam lemari lalu menyerahkannya pada Kayra.

"Kamu ganti baju dulu. Saya keluar ambilkan obat."

Kayra tidak membalas. Lantas Johwa sudah ngacir keluar mengambil obat seperti yang dikatakan laki-laki itu barusan.

Gadis tersebut melepas pakaian yang terkena muntahan lalu mengganti dengan pakaian baru. Tidak perlu waktu lama sebab hanya pakaian bagian luar yang terkena sisa muntahan. Baju kotor barusan Kayra taruh di rak pojok guna menumpuk pakaian kotor.

Tak berselang lama, laki-laki bersetelan jaz itu kembali dengan sebuah nampan di tangan. Dia mendekat pada Kayra yang masih duduk di pinggiran ranjang.

"Kamu belum makan. Di isi lagi perutnya supaya tidak perih, ya?" Itu sebuah diksi pernyataan bukan pertanyaan.

Kayra hendak melontarkan kata. Namun, Johwa bicara lebih dulu, "Kamu tidak makan tadi. Fokus kamu hanya menyuapi Jihyun. Sehingga kamu lupa pada dirimu sendiri. Sekarang makan. Saya temani disini."

Johwa mengambil meja lipat yang terletak di samping laci tempat tidur. Dia menyusun meja makan mini di depan Kayra. Mempermudah gadis itu memakan makanan yang ia bawa.

"Terimakasih Johwa." Kayra tersenyum kikuk. Merasa tidak enak. Di tambah perlakuan Johwa yang terlihat berlebihan di matanya.

"Bukan apa-apa. Kamu sudah rela bantu menenangkan Jihyun dan menuruti keinginannya. Saya harus balas budi." Johwa tersenyum. Dia senang menatap Kayra yang mau memakan sepiring nasi yang dia bawa.

Hanya empat suap Kayra sanggup. Selebihnya tidak dia lanjuti. Perutnya terasa mual kembali jika di isi makanan terus.

Johwa maklum, tidak berkomentar lebih lanjut. Dia meraih bungkus obat untuk dibuka bungkusnya lalu diserahkan pada Kayra.

"Ini obat mual. Diminum ya."

Kayra diam. Dia memandang obat yang terulur dari tangan Johwa.

"Itu obat yang bagaimana?" Kayra tidak enak hati menolak. Makanya bertanya dengan ragu.

Laki-laki di depannya terkekeh pelan, "Tenang. Ini obat dari resep Dokter yang sesuai dosis, bisa di konsumsi siapa saja. Kamu tidak ada alergi dengan obat ataupun semacamnya kan?" Laki-laki itu bertanya sambil menatap Kayra. Yang sialnya terlihat sangat dalam untuk gadis itu rasakan.

Kayra membuang muka sebentar. Mengalihkan pandang, "Tidak. Biar aku minum."

Kayra menerima pil obat berbentuk bulat dari tangan Johwa. Dia teguk obat itu dengan segelas air. Sedikit lebih lega. Gadis itu hendak merapihkan sisa makanan yang dia makan. Namun, pergerakannya sedikit kalah cepat. Johwa sigap mengambil alih meja kecil di hadapan Kayra kemudian dia letakkan terlebih dulu di lantai.

"Kamu istirahat dulu. Tidak perlu sungkan. Panggil para pelayan jika membutuhkan sesuatu. Mereka akan segera menyediakan nya."

Kayra sungguh tidak enak hati. "Johwa..."

Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya seraya tersenyum teduh, "Iya? Ada yang kamu butuhkan lagi Kayra?"

"Terimakasih."

Benefit 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang