Hallo guysss setelah sekian purnama 😊🙏👋
Maaf yaaa lama banget aku updatenya tuh 😇🙏Semoga masih betah membersamai sampai akhir 😊🥰
Baca dulu deh part terkahir, biar kalian gak lupa karena aku updatenya luamaaa poll 😭
Happy reading and enjoying 🤙
****
Ceklek
Suara pintu terbuka. Tapi tak ada respon, ataupun perhatian ketika seseorang berpakaian jaz mahal disana tidak mengalihkan pandangannya kebelakang saat seorang laki-laki baru saja masuk kemudian melangkah mendekat pada atensi pria didepannya.
Laki-laki yang baru saja datang sedikit tertegun melihat punggung pria berjaz mahal yang sedang berjongkok dengan keadaan pundak bergetar seolah dia mengatakan kalau dirinya tengah menangis.
Ekor mata laki-laki itu melirik kebawah, kepada seseorang yang menjadi objek tangis oleh pria berjaz mahal.
Seorang wanita ternyata. Membuat perasaan laki-laki dibelakang pria berjaz mahal itu harus mengepalkan tangannya menahan emosi saat tahu kalau yang sedang ditangisi oleh pria berjaz mahal itu adalah wanita jalang simpanannya.
"Katakan pada saya kalau anda punya perasaan yang lebih dari sekedar ikatan benefit pada wanita itu," ujarnya datar. Tidak merasa senang, sebab suasana hatinya sedang memburuk.
Barulah pria berjaz mahal kaget mendengar suara seseorang dibelakangnya. Pria itu menoleh, dengan mata sembap kentara sehabis menahan tangis.
"Neraka?" Pria itu—Juna, dia langsung beranjak sekaligus menyeka airmata yang baru saja terjatuh di area pipi. Mustahil untuk menutupi keadaan pria itu yang menangis, sebab Bro sudah melihat dengan sangat jelas mata merah sembap Juna sebagai pembuktian.
"Masih cinta dengan si jalang, hm?"
Juna tampak gelagapan. Kepergok menangisi wanita simpanannya, "Itu gak seperti yang kamu fikirin. Jangan berspekulasi aneh-aneh."
"Air mata gak bisa bohong, Juna," untuk kali ini Bro memanggil pria itu dengan sebutan nama, bukan sebutan Ayah seperti biasa. Biarlah dia di anggap tidak sopan, kalau di fikir-fikir kapan Juna pernah menganggapnya juga?
Juna jadi merinding melihat wajah lain dari ekspresi Bro yang datar namun ada sedikit senyum miring terpasang.
"Laki-laki benar dikatakan mencintai, kalau dia sudah rela menjatuhkan air mata tulus di hadapan seorang gadisnya. Sama seperti anda." Bro berjalan kesamping, menjauh dari eksistensi Juna.
Objek pandangannya melihat Helena yang tidur diatas matras dengan keadaan berantakan. Wajahnya pucat. Hanya sehelai kain tipis yang menutupi tubuh telanjangnya. Dan Bro dapat melihat dengan jelas banyak ruam merah di area leher yang tidak tertutup kain tipis.
Mengenaskan.
"Tidak apa, Juna. Mengaku saja kalau anda masih menyimpan perasaan padanya. Rasa cinta terkadang memang tidak dapat dikendalikan,"
Seperti hal dirinya yang pernah jatuh pada perasaan saudari kandungnya sendiri, Kayra.
Bro yang jarang merokok mengeluarkan benda nikotin itu dari saku celananya. Dia memantik api pada ujung batang nikotin kemudian menyesapnya. Mengepulkan asap pada wajah sang Ayah yang terdiam heran melihat anak kalemnya bisa berubah jauh jadi seperti ini.
"Bagi seorang pria pengakuan adalah hal yang sedikit memalukan. Mereka terkadang mengedepankan gengsi selangit, padahal hati sudah terlanjur mencinta. Tidak apa-apa, akui saja kalau anda sudah jatuh kedalam pesonanya. Tapi, perlu diingat Juna, kalau nantinya anda memilih wanita jalang ini, jangan harap saya akan berperilaku hormat kepada anda. Pun putri kesayangan anda pasti akan membenci anda, sebab dia hancur oleh perbuatan jalang simpanan Ayahnya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit 21+
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...