"Siapa kau?" Tanya Starley langsung dengan tatapan tajam. Walaupun orang yang di seberang telpon itu tidak dapat melihatnya.
"Bukankah aku sudah memperkenalkan diriku?" Jawabnya di seberang telpon. Damien mengetik sesuatu di ponselnya. Sepertinya memberi perintah kepada Josè dan Gisel, karena mereka terlihat mulai sibuk dengan handphone dan laptop mereka beberapa detik kemudian, entah apa yang Damien perintahkan kepada mereka.
Sedangkan Matteo mendengarkan percakapan dengan raut wajah serius. "Sebenarnya apa motifmu?" Tanya Starley lagi.
"Motifku? Kau bisa tanyakan hal itu kepada ayahmu, Ms. Bell," jawabnya. Alis Starley berkerut ketika mendengar jawaban itu.
Lalu tiba-tiba Damien menyodorkan sebuah tulisan yang sudah dia ketik di ponselnya, ke hadapan Starley. Starley membacanya, di situ bertuliskan. Usahakan agar dia tetap di telpon.
Starley menatap Damien lalu mengangguk mengerti. "Aku pernah bertanya padanya, tapi dia tidak mau aku ikut campur," seru Starley.
***
Di sisi lain.
Seluruh tim keamanan M.I.A. Yang sudah menerima perintah Damien, mulai berpencar mencari orang mencurigakan atau yang sedang menelpon di dalam gedung. Setiap ruangan di setiap lantai diperiksa. Ketika dua orang tim keamanan bernama Lucy dan Leo, akan memeriksa toilet wanita, mereka terpaku di tempat ketika pintu toilet tersebut terkunci.
Mereka saling bertatap-tatapan, lalu dengan perlahan menempelkan telinga mereka di pintu tersebut. Dan benar, samar-samar terdengar suara seseorang yang sedang berbicara di dalam.
Tanpa berkomunikasi, Lucy langsung melaporkan hal tersebut kepada Boss-nya dari ponselnya, sedangkan Leo mengeluarkan sekumpulan kunci yang dia pegang untuk lantai itu. Perlahan, Leo memasukkan kuncinya ke lubang kunci, dan memutar kunci tersebut sepelan yang dia bisa, agar siapa pun yang ada di dalam toilet tersebut tidak menyadarinya.
Setelah dia berhasil memutar kunci tersebut dengan suara sepelan mungkin, Leo membuka pintu toilet itu dengan perlahann. Sekarang suara itu terdengar semakin jelas. Tapi itu adalah sebuah suara yang sudah dimodifikasi dengan voice changer.
"Jangan terlalu percaya pada ayahmu, Ms. Bell."
Leo dan Lucy, mengambil pistol mereka, dan memasuki toilet wanita tersebut dengan langkah yang tidak terdengar, seperti ninja. Mereka sudah terlatih untuk berjalan seperti ini.
Panggilan tersebut dengan mode speaker, membuat suara Starley terdengar begitu jelas mengisi kesunyian toilet tersebut. "Apa maksudmu?" Tanya Starley.
Mereka berdua mendekati sumber suara yang terdengar dari bilik toilet paling ujung. Ketika mereka sudah berada di depan pintu toilet itu, Leo memberi kode kepada Lucy dengan jarinya berhitung mundur. Tiga... dua...satu...
Leo langsung menembak kunci pintu bilik toilet tersebut, dan menendang pintu itu terbuka. Sedangkan Lucy dengan sergap menodongkan pistol kepada entah siapa pun yang berada di dalam situ.
Tapi keduanya kaget ketika tidak melihat siapa pun di dalam bilik toilet itu. Hanya ada dua ponsel yang diletakkan berdekatan, di atas closet duduk yang tertutup.
Kedua ponsel tersebut terlihat menyala dan berada dalam panggilan dengan mode speaker. Satu ponsel terdengar suara Starley, dan satu ponsel lagi terdengar suara seseorang yang sudah dimodifikasi itu.
"Oh? Sepertinya mereka sudah menemukanku. Hmm, lebih cepat dari perkiraanku. Ku akui anak buahmu memang hebat, Mavros," serunya kepada Damien.
"Leo! Sekarang!" Perintah Damien terdengar dari ponsel itu. Rencananya adalah untuk menyudutkan orang itu, lalu membiusnya agar tidak bisa macam-macam. Tapi, bagaimana kalau tidak ada orangnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...