Papa

2.3K 204 14
                                    

Sunghoon hanya bisa menatap papa nya dalam diam. Terhitung sudah dua hari sejak kejadian itu, papa nya masih belum mau membuka mata. Dokter bilang operasinya berjalan lancar, kondisi papa nya juga baik, tapi kenapa papa nya masih belum bangun.

Sunghoon rindu. Disaat dirinya sudah hampir sembuh, papa nya malah terbaring di tempat tidur. Sunghoon ingin memamerkan pada papa nya kalau dia jagoan, dia sudah bisa turun dari ranjang dan diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar area rumah sakit oleh dokter.

Sunghoon juga sedih. Dia setiap hari melihat mama nya menangis. Walau dia melihatnya secara diam-diam, karena mama nya pasti segera menghapus air mata saat Sunghoon datang. Mama nya tidak ingin menunjukkan kesedihannya pada Sunghoon.

Hari itu, saat kejadian itu terjadi, Sunghoon tidak diberi tahu apapun. Tentang mama nya yang diculik, tentang papa nya dan ketiga ayah yang lainnya pergi untuk menyelamatkan mama nya.

Sunghoon merasa ada yang aneh, semua berkumpul saat itu. Teman-temannya semua, namun papa, mama, dan tiga teman papa nya tidak ada. Dia memerhatikan wajah Seungmin, Felix, maupun Jeongin, mereka seperti terlihat gelisah, Sunghoon menyimpulkan ada sesuatu yang salah.

Dugaannya terbukti saat dia menerima sebuah pesan, entah dari siapa, yang jelas orang itu mengirimkan sebuah gambar, gambar yang membuat Sunghoon ketakutan dan marah saat itu juga. Itu foto mama nya, duduk terikat di sebuah kursi dan tidak sadarkan diri.

Dia segera mencoba untuk turun dari ranjangnya saat itu juga, mengabaikan rasa sakit di perutnya bekas jahitan pasca operasi. Sunghoon menangis, dia ingin menyelamatkan mama nya, Seungmin, Felix, dan Jeongin berulang kali melarangnya.

Hingga ucapan Seungmin membuatnya merasa tertampar,

"Kamu kesana pun gak bisa apa-apa. Kamu hanya akan membuat papa kamu lebih kesulitan. Kamu percaya kan sama papa kamu? Dia pasti akan bawa mama kamu pulang, kamu harus percaya sama dia."

Dan Sunghoon terdiam saat itu. Dia hanya bisa menangis dan berdoa, semoga kedua orang tuanya kembali dengan selamat tanpa terluka. Namun ternyata, Tuhan sedang tidak mendengar doanya, papa nya tidak baik-baik saja.

"Mau sampai kapan, pa? Jangan kelamaan tidur. Papa bisa lanjut tidur nanti, bangun dulu yuk pa. Kasian mama, mama jadi nangis terus setiap hari."

Sunghoon tidak bisa menangis di depan papa nya. Entahlah, anak itu masih mempunyai gengsi yang tinggi untuk tidak menjadi cengeng di depan papa. Sunghoon yakin kalau papa nya ada disini, melihatnya, jadi dia tidak mau diledek anak cengeng saat papa nya bangun nanti. Tapi saat dirinya sendiri di kamarnya, di malam hari, Sunghoon akan menangis sejadi-jadinya. Bahkan kemarin, Jake memergoki nya yang sedang menangis.

Kala itu, Jake yang bertugas menemani Sunghoon di malam hari. Bangchan sebenarnya ikut menemani, namun sepertinya Bangchan sedang berjalan-jalan keluar. Jake menyadari suara tangis Sunghoon malam itu, dia yang sudah hampir terlelap pun kembali bangun dan menghampiri Sunghoon.

"Gak apa-apa, Hoon. Keluarin aja. Nangis aja. Gue disini kalau lo butuh teman."

Dan Sunghoon benar-benar melampiaskan tangisannya di pelukan Jake. Sunghoon tidak lagi malu untuk menjadi anak yang cengeng, Sunghoon tidak lagi menjadi sok jagoan di hadapan Jake. Jake bahkan mengatakan kalau itu akan menjadi rahasia mereka berdua.

Sunghoon tidak lagi manja, tidak meminta mama nya untuk selalu menemaninya. Dia sadar, saat ini yang lebih membutuhkan sang mama adalah papa nya. Dia tidak lagi merengek dan rewel ketika jauh dari Jisung.

"Hoon."

"Mama?"

Larut dalam lamunannya, sampai dia tidak menyadari kalau mama nya datang. Sunghoon spontan memeluk mama nya. Melihat mama nya yang begitu rapuh, dia selalu ingin menjaga mama nya.

"Kamu kangen papa ya?"

Sunghoon tidak menjawab. Dalam hati sejujurnya dia berkata, iya.

"Gak usah dijawab juga gak apa-apa. Mama juga tahu kok jawabannya."

"Ma, kenapa papa gak mau bangun ya? Apa papa capek kalau bangun berantem mulu sama aku?"

"Kamu nih ada-ada aja. Enggak lah, papa cuma lagi istirahat aja. Papa udah selalu jagain kita, papa udah jadi super hero nya kita, sekarang papa lagi istirahat dulu."

"Tapi orang jahat itu, dia udah di penjara kan ma? Aku takut dia balik lagi."

Pasti Hongjoong yang dimaksud anaknya. Jisung tersenyum pada Sunghoon.

"Belum di penjara, sayang. Kabarnya, dia masih koma sampai saat ini."

"Jahat gak kalau aku doain dia gak selamat?"

"Gak boleh kaya gitu."

"Tapi dia udah jahat sama kita, ma."

"Daripada kamu doain orang itu, lebih baik kamu doain papa supaya cepat kembali dari istirahatnya, gimana?"

"Kalau itu, aku setiap hari juga doain papa."

"Anak pinter."

"Ganteng."

"Iya, anak ganteng."

"Anak gantengnya mama."

"Haha... iya, anak gantengnya mama."

Jujur, Jisung sendiri terkejut mendengar cerita masa lalu Minho dan ketiga sahabatnya. Apa hubungan mereka dengan Hongjoong, dan kenapa Hongjoong bisa sampai membenci mereka hingga menyimpan dendam.

Minho ternyata belum se-terbuka itu padanya. Ada hal-hal yang Minho rahasiakan darinya. Jisung kecewa. Tapi dia berpikir, mungkin Minho tahu kalau ini buruk untuknya, sehingga Minho memilih untuk merahasiakannya.

Kabarnya, Felix marah pada Changbin, Jeongin mendiamkan Hyunjin hampir seharian, tapi Seungmin mencoba menengahi. Semua sudah berlalu, tidak ada guna nya marah.

Sama seperti Sunghoon, mereka pun mendoakan hal buruk untuk Hongjoong. Tapi Jisung tidak ingin seperti itu, menurutnya biarlah Tuhan yang menentukan, hukuman apa yang pantas didapatkan oleh Hongjoong nantinya, apakah sebuah kematian, atau mendekam di penjara.

Sunghoon diam-diam membuka ponselnya. Mencari room chat dengan papa nya. Terakhir mereka bertukar pesan saat papa nya di Jepang.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

| Enaknya berduaan sama mama
| Tiap malem buat adek

Pulang dari Jepang, satu minggu |
full mama punya aku
Titik |

| Nye nye nye

Sumpah papa bikin aku |
bad mood

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Sunghoon tersenyum sedih. Dia rindu bertengkar dengan papa nya, baik lewat pesan maupun secara nyata.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Pa, ayo bangun |
Aku kangen papa |

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Dia mengirimkan pesan pada ponsel papa nya. Sunghoon tahu tidak akan ada balasan, tapi setidaknya pesan nya sudah tersampaikan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Maaf pendek, cuma mau bikin yang sedih2 aja dikit hehe :D

Lee Family Series (Minsung with Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang