Takut

614 91 10
                                    

Sunghoon hanya diam sedari tadi. Dia benar-benar tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Ketika sampai di rumah sakit, Jisung segera ditangani oleh dokter. Dan mereka kini berada di ruang tunggu.

Jeongin yang melihat Sunghoon duduk dengan tatapannya yang kosong merasa prihatin. Dia tahu betapa Sunghoon menyayangi Jisung. Dia juga pasti terkejut dengan apa yang terjadi, Sunghoon masih anak remaja, dia tidak akan mengerti tentang se rumit apa masalah keluarganya di masa lalu.

"Sunghoon, minum dulu."

Jeongin memberikan sebotol air mineral pada Sunghoon. Sunghoon mengambilnya, tangannya yang terulur terlihat bergetar.

"Terima kasih." Ucapnya dengan suara yang serak dan sangat lirih.

Jeongin meraih tangan Sunghoon yang satunya. Dia mengusapnya, berusaha memberikan ketenangan untuk Sunghoon.

"Jangan khawatir, mama kamu baik-baik aja kok. Kan tadi dengar sendiri kata dokter, lukanya gak serius."

"A-aku... aku takut."

"Iya, om ngerti kok. Kamu memang seharusnya gak menyaksikan kejadian itu."

"K-kalau tadi aku datang lebih cepat, pasti mama..."

"Hey, gak ada yang perlu disesali. Ini bukan salah kamu."

"Om, aku boleh peluk gak?"

"Boleh dong, sini peluk."

Sunghoon sangat terpukul, dan sekarang dia sendirian. Jeongin tidak tahu Minho ada dimana, mungkin masih berada di kantornya. Tapi sedari tadi, Hyunjin terus menerus mencoba menghubunginya.

"Sialan si bangsat satu ini. Giliran dibutuhin susah banget dihubunginnya!"

Entah sudah ke berapa kali Hyunjin memanggil nomor ponsel Minho, namun tidak ada satupun yang berhasil terjawab. Minho sepertinya mematikan ponselnya.

"Ini kalau sampe masih gak diangkat juga, gue bakal jadiin Jisung istriㅡ"

"Halo?"

"Anjing."

Hyunjin otomatis mengumpat. Kali ini yang dia duga masih tidak akan ada  jawaban, justru malah berhasil terhubung.

"Lo nelpon tiba-tiba ngatain anjing maksudnya apa?!"

"Kak, gue males debat. Intinya lo pulang sekarang."

"Gue lagi di jalan, gue mau ada proyek di luar kota. Ini gue di rest area dan baru nyalain ponsel gue karena tadi gue lagi nyetir."

"Lo masih mau lanjutin perjalanan lo kalau misal gue bilang Jisung masuk rumah sakit?"

"Jangan bercanda."

Nada bicara Minho disana menjadi lebih berat. Hyunjin juga mendengar sepertinya Minho berlari, kemudian terdengar suara pintu mobil yang ditutup.

"Gak lucu gue bercanda kaya gitu."

"Kirim alamat rumah sakitnya. Sekarang."

"Rumah sakit deket komplek kok, gak jauh. Berapa menit perjalanan lo kesini?"

Ada jeda sebentar, mungkin Minho mengira-ngira waktu yang ia butuhkan untuk sampai.

"Satu jam."

"Oke, satu jam lo gak sampai juga, Jisung bakalan gue jadiin istri kedua."

"Langkahin dulu mayat gue."

Hyunjin tidak sempat menjawab ucapan terakhir Minho, Minho sudah lebih dulu memutus sambungan teleponnya. Hyunjin hanya bisa geleng-geleng kepala, padahal dia juga tidak serius mengatakan hal itu.

Lee Family Series (Minsung with Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang