Sebuah Fakta

1K 136 16
                                    

Guys, aku lagi in the mood buat bikin cerita ala-ala sinetron indo, jadi maafin kalau makin sini makin alay dan lebay 😭😭🙏🏻 Tenang, sebentar lagi ini berakhir kok :)

.

.

.

.

.

Disinilah Jisung berada, di dalam mobil bersama supir keluarga Lee. Beberapa saat setelah sambungan telepon dengan Minho terputus, paman itu datang untuk menjemput Jisung dan berkata kalau nyonya Lee ingin bertemu dengan Jisung.

Jisung tadinya ingin menolak, namun paman itu memohon. Dia mengatakan kalau dirinya yang akan dihukum jika tidak berhasil membawa Jisung. Jisung itu terlalu baik, dia merasa iba dan akhirnya menurut.

Jisung tidak menaruh perasaan curiga apapun, sampai mobil yang dikendarai mengambil jalan yang berbeda. Bukan jalan menuju kediaman utama keluarga Lee.

"Paman, bukannya seharusnya kita belok kanan?"

"Tidak, tuan. Nyonya Lee sudah tidak tinggal disana. Tuan Minho sendiri yang mengusir nyonya Lee kemarin."

Jisung terkejut. Jadi ini kah yang dimaksud Minho kalau dia sudah membereskan semuanya?

"A-apa yang dibilang kak Minho?"

"Tuan Minho menyuruh nyonya untuk membawa semua barang-barangnya dan segera pergi dari rumah. Tuan Minho juga sebelumnya menyuruh nyonya untuk meninggalkan butik."

Minho tidak main-main, dia benar-benar bisa melakukan apapun jika ada orang yang berani mengusik Jisung maupun Sunghoon.

"Kita sudah sampai, tuan."

Jisung melihat sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas. Rumah itu terlihat sangat nyaman walaupun bangunannya tidak megah.

"Ini rumah nyonya."

Jisung keluar dari mobil. Dia berjalan memasuki pekarangan rumah itu. Sendirian, karena setelah Jisung turun dari mobil, pak supir segera melajukan mobilnya pergi darisana.

Semakin dekat memasuki rumah itu, Jisung semakin mendengar suara gaduh dari dalam sana. Ada suara dua orang wanita, dan Jisung yakin kalau salah satunyaa adalah ibu mertuanya. Kemudian disusul dengan suara barang yang dilempar, bahkan terdengar suara pecahan kaca. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam sana?

Bukannya menjauh, Jisung semakin penasaran. Dia dengan nekad memasuki rumah itu. Tidak ada yang aneh dengan isi rumah itu, tapi semakin Jisung masuk dan mengikuti suara berisik di dalam, Jisung dibuat menganga dengan apa yang dia lihat.

Tepatnya di ruang makan, semuanya berantakan. Barang-barang berserakan di lantai, bahkan banyak pecahan kaca. Disana ada nyonya Lee yang keadaannya sangat berbeda dengan yang biasa Jisung temui. Dan ada seorang wanita muda ㅡmungkin seumuran dengan Minhoㅡ yang sedang berusaha untuk menghentikan ibu mertua Jisung yang tengah mengamuk. Ya, yang membuat rumah itu berantakan adalah nyonya Lee sendiri.

Jisung dibuat tambah terkejut saat wanita tua itu melihatnya, dan dengan cepat dia berlari kearah Jisung, bahkan tidak mempedulikan ketika kakinya menginjak beberapa pecahan kaca di lantai. Jisung yang tidak siap tentu saja tidak sempat menghindar. Sebuah tamparan keras berhasil dilayangkan padanya, dan membuat tubuh Jisung terjatuh.

Belum sempat meringis karena rasa ngilu di pipinya, Jisung dipaksa untuk berdiri dengan tidak manusiawi. Rambutnya ditarik kasar, hingga dirinya merasa perih dan pening di kepalanya.

"Dia! Dia yang membuat hidup mama hancur, Dahyun! Orang ini! Karena dia, Minho membuang mama!"

"Mama, tolong tenang. Dahyun gak mau mama sampai menyakiti dan melukai orang lain."

"Orang seperti dia memang tidak pantas hidup di dunia ini. Laki-laki yang lemah dan membawa kesialan dalam hidupku."

BRUK

Dia melepaskan Jisung dengan mendorongnya hingga Jisung tersungkur ke lantai, lalu pergi darisana. Masuk ke dapur dan entah apa yang dilakukannya.

Wanita bernama Dahyun itu menghampiri Jisung, membantu Jisung berdiri.

"Kamu harus pergi sekarang."

"A-apaㅡ"

"Kamu harus lari. Aku gak bisa menjelaskan semuanya, sekarang yang penting kamu harus aman. Ayo!"

Jisung menuruti apa yang Dahyun katakan. Dia bergegas pergi dari rumah itu. Namun, tak lama ibu mertuanya kembali dan membawa pisau di tangannya.

"Mama!"

Dahyun mencoba menghentikannya. Jisung berlari dengan sisa tenaganya, bahkan karena panik, dia berlari tanpa memakai alas kakinya. Yang Jisung pikirkan sekarang hanyalah pergi dan menyelamatkan diri.

"Han Jisung! Berhenti!"

Nyonya Lee mengejarnya. Dan Dahyun dengan langkah kakinya yang sedikit pincang menyusul paling belakang. Entah apa yang terjadi sebelumnya hingga membuat cara berjalannya berbeda.

Jisung berlari dan terus berlari, dia bahkan tidak tahu daerah ini. Jisung berlari tak tentu arah hingga dia terbebas dari kerjaran ibu mertuanya itu.

Jisung duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dengan napas yang terengah. Dia tidak tahu ini dimana, bahkan jalanan pun terlihat sangat sepi. Kakinya sakit, Jisung rasa telapak kakinya lecet. Jisung merogoh saku celana nya, mencari ponselnya namun tidak menemukannya. Sial, dia tidak membawa ponselnya. Sepertinya tertinggal di meja setelah mengobrol dengan Minho.

Jisung tersesat, kelelahan, kakinya sakit, dan tidak bisa menghubungi siapapun. Lengkap sudah kesialannya hari ini. Jisung ingin menangis tapi untuk apa, itu tidak memberikan solusi apapun. Jisung memutuskan untuk beristirahat sejenak disana.

Lima menit berlalu, dan sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depannya. Itu mobil yang tadi menjemputnya. Kemudian pak supir keluar dari mobil itu.

"Tuan, ayo masuk."

Jisung sedikit tidak percaya, dia takut akan dibawa kembali ke rumah itu.

"Saya datang untuk membantu anda. Saya minta maaf sudah membawa anda ke rumah nyonya Lee dan membahayakan anda."

Paman itu menunduk minta maaf. Kemudian dia duduk di samping Jisung dan bercerita.

"Yang tadi itu nona Dahyun, itu anak nyonya Lee dari suami pertamanya."

Jisung hanya diam mendengarkan cerita dari pak supir.

"Saya pikir nyonya Lee memang orang yang tempramental, tapi ternyata lebih parah dari itu. Nona Dahyun bercerita kalau nyonya Lee memiliki gangguan kejiwaan setelah berpisah dengan suami pertamanya."

Mata Jisung membelalak. Dia terkejut bukan main. Namun itu semua menjelaskan kenapa keadaan wanita yang menjadi ibu tiri Minho itu bisa sangat berantakan.

"Kondisinya sudah membaik, terutama saat beliau menikah dengan tuan Lee dulu. Namun setelah kejadian kemarin..."

Ah, ini semua karena Minho mengusirnya. Itu lah sebabnya kenapa Jisung yang disalahkan dan kenapa dia mengatakan kalau Jisung adalah penyebab hidupnya hancur.

"Saya akan mengantar anda pulang, tuan Jisung."

Jisung masih begitu terkejut dengan fakta yang dia tahu hari ini. Dia hanya diam sepanjang perjalanan. Hingga dia sampai dengan selamat di rumahnya. Jisung perlu mengistirahatkan dirinya, baik tubuhnya maupun pikirannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kaget gak? :)
Iya makanya ngeselin bgt itu nenek2, sebenernya dia itu ODGJ

Lee Family Series (Minsung with Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang