Insiden

485 71 8
                                    

Jisung tertidur entah berapa jam, kepalanya sedikit pusing karena lamanya dia tertidur. Ditambah tubuhnya terasa lemas karena efek berlari dengan jarak yang cukup jauh. Ini sudah cukup sore, tapi Jisung masih sendirian di rumah. Sunghoon belum pulang.

Jisung menghela napas. Sunghoon seperti sedang mencoba menghindar darinya, padahal Jisung ingin sekali mengobrol dengan Sunghoon. Jisung ingin Sunghoon bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya.

Dia berusaha menghubungi Sunghoon, bermaksud menanyakan kemana Sunghoon pergi hingga pulang telat, namun tidak ada jawaban. Sunghoon tidak menjawabnya.

Jisung tidak berhenti sampai disitu, dia bertanya pada Jay, Jake, dan teman-teman Sunghoon yang lain. Bahkan Sunoo dan Jungwon pun Jisung hubungi, karena siapa tahu Sunghoon sedang tidak ingin pulang ke rumah dan berakhir menumpang di rumah salah satu dari sahabatnya.

Hingga orang terakhir yang Jisung hubungi adalah Riki. Jisung awalnya berpikir Sunghoon tidak mungkin memilih rumah Hyunjin dan Jeongin untuk 'kabur' karena jaraknya terlalu dekat, tapi tidak ada salahnya kan mencoba.

"Kata Riki, Sunghoon gak ada hubungin Riki sama sekali kak Ji hari ini."

Jawaban dari Jeongin membuat Jisung pupus harapan. Dia jadi berpikir, apa benar perkiraan Jay, kalau Sunghoon sedang dipaksa pergi menemani Gaeul.

"Kakak udah coba hubungi yang lain?"

"Udah, Je. Dan mereka sama sekali gak ada yang tahu dimana Sunghoon."

"Kakak udah bilang sama kak Minho soal ini?"

"Belum, kak Minhoㅡ"

BRAK

Jisung terlonjak kaget. Sebuah suara keras terdengar dari luar rumahnya. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Seperti pintu rumahnya dipukul dan ditendang berkali-kali.

"BUKA! JISUNG, KELUAR KAMU!"

Jisung mengintip dari kaca jendela, dan dia bisa melihat ibu mertuanya ada diluar sana. Keadaannya lebih berantakan dari sebelumnya, rambutnya kusut, dan dia lagi-lagi membawa pisau di tangannya.

Jisung ketakutan, tubuhnya bergetar hebat. Dia kembali ke ruang tengah dan mengambil ponselnya.

"Kak? Ada apa?"

Terdengar suara Jeongin dengan nada cemas dari seberang sana.

"J-je... t-tolong... tolong aku..."

"Kakak kenapa? Kakak terluka?"

"A-aku... mama Lee, dia ada diluar..."

Suara gedoran pintu itu berhenti seketika. Semuanya hening hanya terdengar suara detak jantung Jisung yang sangat cepat. Jisung berjalan menuju pintu, dia bahkan mengabaikan panggilan Jeongin dari ponselnya.

Dan Jisung merasa ingin menangis keras saat itu juga ketika melihat ibu mertuanya itu sedang bersama Sunghoon diluar sana. Tanpa pikir panjang, Jisung membuka pintu dan keluar dari rumah.

"Sunghoon, menjauh... menjauh dari nenek kamu..."

Sunghoon sangat kebingungan dengan apa yang sedang terjadi. Sebelumnya, dia sedang berada di cafe dekat sekolah. Sendirian, Sunghoon merasa dirinya butuh waktu untuk sendiri. Ponselnya mati karena dia lupa mengisi daya saat malam dan tadi pagi dia berangkat cepat. Saat ponselnya berhasil menyala, ada puluhan panggilan tak terjawab dari mama nya, dan saat membuka pesan, dia membaca pesan dari papa nya yang mengatakan untuk segera pulang karena mama nya sendiri di rumah.

Sunghoon tidak tahu jika saat dia sampai rumah dia mendapatkan kondisi yang tidak terduga sama sekali. Melihat neneknya dengan keadaan yang sangat berantakan, ditambah pisau yang dibawa di tangan kanannya, Sunghoon menduga kalau neneknya mungkin akan melukai mamanya. Kalau begitu, dia datang di waktu yang tepat.

Lee Family Series (Minsung with Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang