"Ven? Ka-kamu Kenapa?", Tanya Marsya panik, tengah malam ini Marsya tak sengaja bangun melihat Mavendra yang sendari tadi mengigigil didalam selimut perasaan Marsya yakin bahwa Mavendra sakit.
Mavendra tak menjawab, Hanya suara menggigil yang Marsya dengar Gadis itu semakin panik, Ada Apa dengan Mavendra? Apa suaminya ini Demam? Penasaran, Marsya mengambil Termometer yang ada dilaci nakas kemudian ia memasukkan Benda tipis itu kedalam mulut Mavendra tanpa sepengetahuannya, Benar saja Suhu tubuh Mavendra 35 Derajat celcius
Marsya tentu terkejut melihatnya."Aven, Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu sakit?", Ucap Marsya dengan nada khawatir.
Mavendra lagi dan lagi dan menjawab, Wajah Laki-laki itu pucat pasi bibirnya yang tadinya berwarna menjadi warna putih Bibir Mavendra bergetar bahkan Laki-laki itu tak berhenti mengiris mengigil, Marsya buru-buru turun dari kasur menuju kedapur untuk mengambil kompresan.
Setelah mengambil kompresan didapur, Gadis Dengan perut yang sudah sedikt membuncit itu kembali kekamar untuk menemui Mavendra lagi. Selesai diperas kain berisi air yang menyerap kekain itu Marsya mulai meletakkannya kedahi Mavendra, Digenggamlah Tangan hangat Mavendra membuat Laki-laki ketu geng motor itu sedikit membaik.
"S-syahh...", Ucap Mavendra mencoba membuka matanya menangkap sosok Marsya yang tengah berada disamping nya terduduk dikasur.
"Aven? Ka-kamu mau apa? Aku ambilin ya," Tawar Marsya Tapi Mavendra menggeleng lemah pertanda lelaki itu tak membutuhkan apa-apa.
"Di-dingin sya, Gu-gue mau dipeluk," Ucap Mavendra dengan suara parau Marsya yang mendengar suara Mavendra menjadi tidak tega dengan Mavendra.
Tanpa menjawab, Marsya langsung berbaring kekasur memeluk tubuh hangat Mavendra Laki-laki itu mulai merasakan hawa hangat dari tubuh Marsya membuat Laki-laki itu menurunkan kepalanya untuk bersembunyi diceruk leher Marsya. Masa bodo Marsya yang akan ikutan sakit nantinya yang penting Sekarang Mavendra tak kedinginan.
Marsya mulai mengusap-usap Rambut gondrong Mavendra, "Jangan kayak gini, Aven. Aku jadi khawatir sama kamu, A-aku nggak suka kalo kamu lemah kayak gini,"
Mavendra yang mendengar suara Marsya mulai mendongak menemukan wajah cantik Marsya, "Jangan Khawatir g-gue, Sya. Gue cuma sakit biasa aja," Ucap Mavendra dengan suara parau.
"Biasa apanya? Jelas tadi suhu badan kamu tinggi, nanti siapa yang bakalan temenin aku untuk cek Kandungan," Ucap Marsya membuat Mavendra membuka matanya ia ingat besok ada jadwal dimana Marsya cek Kandungan Jelas Mavendra sudah berjanji bahwa dirinya akan menemani Marsya untuk cek Kandungan, Marsya pasti berpikir bahwa dirinya Berbohong.
"G-gue bakal tetap nemein lo besok cek Kandungan," Ujar Mavendra.
Marsya mendengar itu lantas terkejut, Apa yang barusan ia katakan? Mavendra akan menemaninya besok kerumah sakit dikeadaannya yang tengah demam tinggi? Tak mungkin kan Mavendra kesana, Sekarang saja keadaan Laki-laki itu lemah. Tidak, Marsya tak boleh membiarkan Mavendra untuk ikut dengannya besok Laki-laki itu harus beristirahat saja dirumah.
"Aven, ng-nggak usah. Besok biar aku sendiri aja, kamu istirahat aja dirumah jangan kemana-mana," Mavendra terkekeh kecil lalu mengusap lembut pipi putih Marsya, "Nggak akan gue biarin Lo dan baby
Kenapa-napa gue harus ikut," Tekannya.Marsya pasrah, ia tak menjawab ucapan Mavendra gadis itu diam.
Hingga Beberapa detik, Marsya kembali mengeluarkan suara untul bertanya suatu hal yang membuat Mavendra mati kutu ditempat.
"Aven, kamu... Sayang dan khawatir sama aku dan Baby?"
Mavendra meneguk salivanya kasar, Kenapa Marsya bertanya seperti itu? Mavendra pikir ia sedikit demi sedikit sudah menerima kedua calon bayinya Tapi entah Kenapa perasaan itu datang padanya, Kalo masalah ia sayang kepada Marsya itu belum terpikir dibenaknya ia masih belum bisa mendapatkan cintanya lagi untuk yang kedua kalinya, Mavendra belum bisa menyayangi Marsya.
"Gue mungkin udah nerima dua anak gue, tapi maaf, Sya. Soal gue sayang sama lo gue belum bisa," Ucap Mavendra.
Marsya diam, hatinya seakan tersayat Dengan ucapan Mavendra bukannya Mavendra bermaksud untuk tidak menyayangi Marsya hanya saja perasaan itu belum datang, Tapi Marsya bersyukur jika kedua calon bayinya diterima oleh Mavendra.
"Aku seneng kalo kamu udah bisa terima dua baby, meskipun kamu belum bisa sayang sama aku, Nggak apa-apa Ven, aku ngerti kok Sekarang keadaan kamu lagi gimana,"
"Bantu gue buat datangin perasaan sayang gue ke lo, sya." Mohon Mavendra.
Marsya tersenyum simpul, "Jangan dipaksain, aku yakin suatu saat perasaan itu akan datang dengan sendirinya,"
"Lo nggak marah, kan?"
Marsya menggeleng, "Enggak, buat apa aku marah, aneh kamu,"
Mavendra menghela nafas lega, yaa setidaknya benar apa ucapan Marsya jangan terlalu dipaksakan perasaan sayang Mavendra terhadap Marsya biarlah perasaan itu datang dengan sendirinya. Lalu, tangan kekar nan berurat Mavendra terulur untuk mengusap lembut perut Marsya yang membuncit sedikit.
"Ayah disini, bakalan berusaha untuk sayang sama bunda kalian. Bantu ayah juga, ya? Ayah mau banget sayang sama bunda kalian," Ucap Mavendra berbicara dengan perut Marsya yang terdapat darah daging Mavendra didalam sana.
Marsya terharus melihat interaksi Mavendra dengan calon anaknya, Lega sekali Sekarang Mavendra seperti ingun berubah.
"Udah, kamu tidur ya, kamu lagi sakit harus banyak istirahat sekalian besok kita kerumah sakit buat berobat," Mavendra mengangguk, sebelum memejamkan mata Mavendra terlebih dulu mencium bibir pink Marsya, Gadis itu tentu terkejut Mavendra tidak mencium nya singkat melain melumatnya Dengan perlahan, Marsya disana hanya diam karna tak tahu apa yang ia harus lakukan ia tak mengerti soal ini.
Mavendra melepaskan tautannya, kemudian berahli menatap Wajah Marsya, "Good night, babe."
----------------
KAMU SEDANG MEMBACA
MAVENDRA √ [THE NEXT SEASON 2]
Teen FictionMavendra Alsava Zeyandro, Lelaki yang terpaksa menikah dengan seorang Gadis biasa karna Insiden semasa Disebuah Club itu Mavendra harus menerimanya secara paksa, Dan Parahnya lagi Gadis yang Mevendra Rusak ada Marsya Gadis yang selama ini ia benci. ...