Prat 38-- Cemas

2.6K 56 1
                                    

Seorang Gadis yang tengah duduk dengan tali tambang yang terikat terlilit ditubuhnya, Mulutnya ditutupi dengan selotip hitam mata gadis itu mengerejap Beberapa kali saat merasa kan sakit diarea perutnya yang Seperti terhantam batu besar, Ia mencoba membuka matanya hal yang pertama ia lihat ialah Ruangan yang gelap.

Marsya, Gadis itu tersadar akan dirinya diikat Marsya mencoba melepaskan ikatan itu Namun tak bisa, Mau berteriak meminta tolong pun tak bisa karena percuma mulutnya saja dilakban.

Tolong, Aku dimana ini? Kepala aku pusing, Perut aku juga Batin Marsya dalam hati terus merapalkan doa agar dirinya dan kedua bayinya baik-baik saja, Marsya takut disini. Disini sebenarnya dimana? Apa Marsya diculik?

"Ehh Bumil, Udah bangun Ternyata," Marsya menjadi menegang mendengar suara itu saat menoleh ia menemukan Seorang gadis sebaya dengannya parahnya dia pernah satu sekolah dengan Marsya dan selalu menjadikan babu dalam Gengnya, Dia Aubrey.

A-Aubrey? Kenapa dia bisa disini? Apa dia yang culik aku? Batin Marsya lagi.

"Gue nggak nyangka Sekarang lo jadi kayak gini, Haha! Udah gue bilang kan, Obat yang gue taruh keminumannya Manjurr," Ucap Aubrey dengan Nada meremehkan.

Mata Marsya membulat, Jadi Aubrey lah yang menjebak seorang lelaki yang waktu itu masuk kedalam kamar dan mulai merenggut paksa kehormatan Marsya, Marsya tak menyangka Jika Aubrey setega ini padanya Sebenarnya Marsya ada salah apa Dengan Aubrey? Kenapa gadis itu harus jahat kepadanya?

"Mmmm..", Aubrey tak mengerti apa yang diucapkan Marsya, Ia Kemudian mendekati Marsya menyamakan tingginya Dengan Perempuan Hamil Itu, "Lo ngomong apa sih? Kagak jelas tau nggak?"

"Mmmmm! ..."

"Ups! Lupaa, Belum gue cabut ya lakbannya? Bentar yaa gue cabut," Tangan Aubrey terulur untuk membuka lakban yang menepel dibibir Marsya saat sudah dibuka Marsya mengambil banyak oksigen disana nafasnya naik turun, Aubrey yang melihat itu tertawa.

"Ka... Kamu Kenapa setega ini sama aku, Au? Aku.. Aku ada salah Apa sama kamu?," Ucap Marsya dengan nada menyentak emosinya memuncak kala kecewa dengan Aubrey yang setega dengan Marsya.

Aubrey berdecih, "Lo tanya apa salah lo sama gue? Jawabannya, Lo selalu menjadi kebanggan Orang lain, Guru, Warga sekolah, Semuanya Lo ambil! Buat gue benci sama lo! Gue lakuin ini karna mau lo itu dibenci sama Semua orang, Biar lo juga ngerasin Jadi Gue gimana!!", Beberapa kali Aubrey mendorong Kepala Marsya sehingga membuat gadis itu ketakutan, Air matanya mengalir. Aubrey ingin Marsya dibenci semua Orang, Jawabnnya Marsya sudah dibenci bahkan hampir semuanya.

"Kalo kamu memang benci sama aku... Jangan kayak gini caranya.. Hiks, jangan kayak gini..", Ucap Marsya dengan menunduk air matanya turun deras membasahi kedua pipinya, Bahunya bergetar, Dan Hatinya sakit jika Aubrey yang membencinya harus melakukan ini Semua, Ayolah Marsya disini tak bersalah Aubrey saja yang ingin merasa puas jika Marsya tersiksa begini.

Tangan Aubrey menarik Dagu Marsya mencekram dagu gadis itu, Menatap Marsya tajam emosinya Aubrey memuncak, "Denger, Mau Lo nangis Sampai air mata lo nggak abis, Gue nggak peduli yang penting sekarang gue harus puasin Rasa benci gue sama lo,"

Aubrey menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman jahatnya, "Sebentar lagi, Permainan seru akan dimulai. Gue mau liat gimana Rintihan lo saat gue tusuk sama pisau ini sehingga, Buat Calon anak lo mati bersamaan sama lo," Aubrey mengangkat pisau belatinya memperlihatkan kepada Marsya, Tentu saja Marsya terkejut. Apa ini akhir hidupnya?

Tolong, Siapapun Tolong marsya Sekarang juga.

---------------

"Gimana bisa hilang?! Udah gue bilang sama lo semua! Jaga Marsya, Kemana pun dia pergi salah satu lo semua harus ikut!", Sentak Mavendra tersulut emosi kepada teman-temannya Marsya yang Sekarang sangat menyesal karna tak bisa menjaga Marsya dengan benar.

"Tapi Marsya nolak!" Jawab Raya meninggikan suaranya.

"Marsya nolak, Lo harus tetap jaga dia!" Mavendra Menatap nyalang kearah Raya.

Diana disamping Raya mencoba menenangkan sahabatnya itu, "Udah, Ray. Disini kita yang salah, Seharusnya Marsya nolak kita harus tetap temenin dia,"

"Ya tapi kan... Arghhh!", Raya mengacak-acak rambutnya pusing memikirkan ini semua.

"Sekarang juga, Gue mau lo semua berusaha cara Marsya, Karna Marsya hilang itu karna lo semua lalai,"

"Okeee, Fine! Kita bakalan cari Marsya Sampai ketemu! Tapi lo semua juga harus bantu dong,"

"Oke kita cari Marsya tapi jangan Sekarang, Soalnya udah sore. Gimana nanti malam aja? Gue takut bonyok lo semua nanyain lo semua, kita pulang dulu nanti malam kumpul dimarkas," Usul Andriel.

"Gue setuju sama ucapan, Andriel. Kita pulang dulu, Nanti malam kita cari Marsya," Ujar Raga.

Mavendra mengacak-acak Rambutnya, Frustasi. Kenapa bisa Marsya hilang begini hanya ketoilet sebentar? Apa ada seseorang yang berniat mau mencelakai Marsya, Semoga saja Marsya dan Kedua calon bayinya baik-baik saja.

Arkhava disebelah Mavendra, Menciba menguatkan Mavendra atas masalah yang sedang ia alami, "Gue yakin, Ven. Marsya bakalan baik-baik aja,"

Mavendra menghela nafasnya berat, "Thanks, Va."

----------------

Mavendra menyesap benda patung rokoknya hingga menyebarkan asap keluar dari hidungnya, Sekarang lelaki itu sedang berada dibalkon Rumahnya merenung, memikirkan Marsya dan kedua calon bayinya, Mavendra Takut jika mereka Kenapa-napa tapi semoga saja, Marsya maupun kedua calon bayinya tak apa-apa.

"Sya, Gue berharap lo Nggak apa-apa... Gue khawatir sama lo, Gue takut Baby dan lo Kenapa-napa, Tapi semoga lo nggak Apa-apa," Mavendra mengusap foto USG yang terdapat Kedua calon bayinya disana.

"Gue bakalan cari lo, Dan Bakalan gue hajar orang yang udah berani nyulik lo,"

"Nggak akan gue biarin dia, Hidup tenang,"

-----------

Helloooo! Hehe maaf dikit dongg, Gaje ya?

Jangan lupa tinggalkan jejaknya!

Macanya diculik... Ulululuu kasihannn bumil cantik kita diculik

MAVENDRA √ [THE NEXT SEASON 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang