Garis Merah: Tinta Hitam

53 0 0
                                    

Yang perlu Ares lakukan saat ini ialah menaklukkan Trygive, pemilik kekuatan perang nomor satu dan ditakuti seluruh negara di dunia, dengan cara membeli sebagian besar saham perusahaan senjata terbesar milik mereka yang nyaris gulung tikar. Lihat, ia berhasil melalui negosiasi panjang sebulan lamanya.

"Hal paling rendah adalah mengingkari janji yang telah kau tanda tangani." Ares kembali berada di sini dengan sorot menghunus tajam, penuh keseriusan. "Karena aku telah berhasil menaklukkan Trygive agar sudi menerima senjata kita, maka kau harus bersedia mengubah janji beberapa tahun silam sesuai keinginanku."

Leexter mantuk-mantuk penuh tanggung jawab. Sesuai janjinya, pria itu akan mengubah surat lawas mereka jika Ares berhasil membuat kesepakatan khusus dengan Trygive.

"Dan kau harus membeli sahamnya setelah ini." Ares kembali menambahkan karena hanya Leexter yang mampu melakukan itu semua.

"Dengan catatan bahwa aku pun berhak menambahkan poin perjanjian sebagai gantinya," balasnya santai sembari mengetik sesuatu pada laptop. Pria itu menangkap anggukan Ares melalui sudut mata.

Tidak satu pun pihak sudi dirugikan. Jika kau ingin mendapatkan sesuatu, ada pula yang harus dikorbankan dan hal tersebut tidaklah sedikit. Leexter pun tidak akan ingkar janji. Ia cukup berani mengambil risiko karena sesuatu yang pria itu dapat berkat bantuan sang putra tak hanya segudang berlian, melainkan dunia perbisnisan terbesar. Anak angkatnya sangat berbakat bernegosiasi.

SURAT PERJANJIAN

1. Bryan Leexter dilarang mencampuri urusan atau pekerjaan pribadi E. Ares di luar konteks black market:

a. Urusan rumah tangga.

b. Urusan pekerjaan di luar black market.

2. Bryan Leexter dilarang menyentuh milik E. Ares, yaitu:

a. Keluarga (istri, anak, dan seluruh pihak yang berikatan darah secara langsung—bukan saudara ipar).

3. Bryan Leexter dilarang mengekang dan melarang E. Ares (dalam konteks yang E. Ares anggap tidak berbahaya bagi black market).

"Poin keempat," bibirnya melengkung tipis, "E. Ares berhak menikahi siapa pun dan Bryan Leexter dilarang mengusik miliknya."

Mungkin mudah sekali baginya mengubah kata "menikah" menjadi "hak milik". Namun, bagi Leexter, hal tersebut akan merugikan karena makna "hak milik" terlampau luas dan membatasi seluruh gerak. Ares paham kata-kata seperti apa yang pantas ia tambahkan agar lawan perjanjiannya tidak merasa rugi, berlebih dipojokkan.

Leexter terdiam sebelum menerbitkan senyum di bibir. Ia mantuk-mantuk sembari menggerakkan jari. "E. Ares tak berhak melarang Bryan Leexter jika orang tersebut dengan sukarela menyerahkan diri ke Bryan Leexter. Itu poin kelima."

Ares menghela napas. Tepat ketika mesin canggih itu mengeluarkan secarik kertas perjanjian terbaru dengan tinta hitam, ia membaca isinya berulang sebelum dibubuhkan tinta basah. Tak lupa, Ares pun merobek surat perjanjian lawas mereka dan berharap tak salah langkah karena kemungkinan terburuk yang akan dihadapi tanpa pembaharuan perjanjian benar-benar membuatnya gusar. Darah itu makin nyata kentalnya, dan ia tak akan membiarkan kepribadian serupa masuk ke dunia yang sama.

Beberapa tahun silam, ia mendengar percakapan sang ayah dengan Luc yang mengatakan bahwa Leexter akan mencengkeram dan menjadikan sang putri sebagai penerusnya kelak. Ares menyesal karena menganggap tujuan kejam ini sepele. Jauh sebelum saat itu, ia pun pernah mendengar hal yang sama. Ambisi ayah angkatnya, perihal siapa yang akan menjadi penerus kekejaman, saat ini lebih dari nyata. Jelas, ia tak akan membiarkan Rhea menjadi penerus takhta.

CIMMERIAN (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang