Starley mengerjapkan matanya, sambil membaca pesan itu berulang kali. Memastikan apa dirinya salah baca. Motif mereka adalah dirinya?
Kenapa kelompok Hatless menginginkannya? Starley tidak mengerti sama sekali.
Apa yang mereka inginkan dariku? Batin Starley.
"Starley apa kau mau pesan sesuatu pada Josè?" Tanya Damien tiba-tiba. Membuat Starley mengalihkan pandangannya dari ponselnya ke Damien.
"Hmm? Aku... hmm, apa aja. Maksudku, aku tidak ingin pesan apa-apa," jawab Starley sedikit tergagap. Damien menganngkat alisnya ketika menyadari sepertinya ada yang memenuhi pikiran Starley.
"Minuman green tea untuk Starley, dan air mineral untukku," ucap Damien kepada Josè menyebutkan kesukaan Starley. Josè mengangguk mengerti, setelah itu Josè langsung pergi untuk belikan makanan.
Ketika Damien kembali duduk di sebelahnya, Starley segera memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Saat dia mengangkat pandangannya, matanya langsung bertemu dengan Damien.
Starley mengangkat alisnya. "Ada apa?' Tanya Starley bingung karena Damien seperti memperhatikan raut wajah Starley.
"Harusnya itu pertanyaanku, cupcake," jawab Damien.
"Maksudmu?' Tanya Starley.
"Katakan, apa yang kau sembunyikan dariku?" Tanya Damien langsung.
Starley mengerjapkan matanya setelah mendengar pertanyaan Damien. Bagaimana Damien tahu? Sejujurnya Starley bingung apa dia harus beritahu Damien atau tidak.
Banyak hal yang terjadi dalam satu hari ini, dia sulit memproses semua ini. Tiba-tiba Starley merasa kepalanya pusing seketika. Starley menghelakan napasnya dengan berat.
"Aku tidak tahu, Damien. Kepalaku sangat sakit sekarang," seru Starley tidak berbohong.
"Kepalamu sakit? Bagian mana yang sakit?" Tanya Damien langsung dengan sergap. Menaruh semua perhatiannya ke Starley.
"Maksudku kepalaku pusing, banyak hal terjadi dalam satu hari ini," Starley menjelaskan. Damien memperhatikan Starley.
Lalu tiba-tiba tangan Damien merangkul bahu Starley, dan menarik tubuh Starley agar lebih mendekat kepadanya. Starley tersentak kaget.
Starley menoleh ke arah Damien, dan reflek memundurkan kepalanya ketika mendapati wajah Damien sudah sangat dekat darinya. Posisi wajah Damien seperti ingin menciumnya.
"Apa yang kau mau lakukan?" Tanya Starley, terlihat kebingungan.
"Sini, tidurlah di bahuku, kau butuh istirahat sejenak itu," ucap Damien.
"Aku baik-baik aja," jawab Starley. Lalu membuang mukanya dari Damien.
Tapi Damien tidak cepat menyerah. Saat ini, Damien duduk di sisi kiri sedangkan Starley di kanan.
Tiba-tiba, tangan kiri Damien menyentuh sisi kanan kepala Starley lalu menariknya kepala Starley dengan lembut ke bahunya.
Starley tidak menolak kali ini. Karena kepalanya benar-benar pusing sekarang. Posisi ini cukup nyaman.
"Kalau nanti bahumu pegal, jangan salahkan aku," ucap Starley. Lalu Starley dapat mendengar Damien terkekeh rendah.
"Rasa bahu pegal bukan apa-apa dibanding terkena peluru. Aku akan baik-baik saja, cupcake," jawab Damien.
Starley hanya terdiam mendengar jawaban Damien. Dia teringat tiga tahun lalu. Setiap mereka bertemu, Damien pasti memiliki luka baru di tubuhnya. Tapi Starley tidak bisa melakukan apa-apa saat itu. Bahkan ketika Starley menanyakan luka apa itu, Damien pasti jawab kalau dia tidak bisa memberitahu detailnya, karena itu misi rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)
Romance#2 Mavros Series | COMPLETED! LENGKAP DI WATTPAD! Ini bukanlah kisah fairy tale yang manis. Ini kisah tentang dua orang yang pernah memiliki masa lalu bersama. Dan sekarang terpaksa bekerjasama demi kepentingan masing-masing. Starley Bell, hacker...