10. Nostalgia

379 275 235
                                    

Hello!! Sorry ya baru update!
Aku akhir-akhir ini sering mikir apa aku berhenti nulis cerita aja ya? hehe

Hello!! Sorry ya baru update! Aku akhir-akhir ini sering mikir apa aku berhenti nulis cerita aja ya? hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ..

"Melvan ...." Ada seseorang yang memanggil lelaki itu dengan lembut.

Melvan menoleh dan sedikit terkejut. Gadis itu menghampiri Melvan dengan berlarian kecil.

"Fay?" ucapnya dalam hati.

Gadis itu langsung duduk di samping Melvan. "Hai! Lagi apa di sini?"

"Lo ngapain ke sini?" tanya lelaki itu tanpa melihat wajah Fay.

"Jawab dulu pertanyaan aku." Ia berkata sambil tersenyum.

Tidak ada jawaban. Melvan masih diam dan tak mau menanggapi.

Fay memainkan pipi Melvan dengan jari telunjuknya sambil cemberut. Namun, Melvan malah menepis jari Fay.

"Nggak sopan!" sentaknya.

"Ih, jangan galak-galak. Kapan-kapan kita main basket berdua, yuk!" ajaknya.

Melvan diam. Biasanya kalau ada cewek yang nempel pasti sikap friendly Melvan langsung keluar.

Tapi, kenapa kali ini tidak?

"Melvan?" panggil Fay untuk memastikan Melvan tidak budek.

"Aku tanya kenapa kamu malem-malem di sini?" Gadis itu tak menyerah.

"Ih? Kamu ngacangin aku? Jahat!" Fay memasang mimik wajah cemberut.

"Apaan, sih?" sahut Melvan dengan mengerutkan dahi.

"Akhirnya dijawab juga." Fay tersenyum.

Melvan berdiri dan langsung pergi tanpa pamit kepada Fay.

Fay teriak sekeras mungkin. "MELVAN! KOK AKU DITINGGAL, SIH!!"

Fay adalah cewek basket. Ia seangkatan dengan Melvan. Fay selalu mengganggu Melvan di saat laki-laki itu sendirian.

•───────•°•❀•°•───────•

Pagi telah tiba. Hari ini cuaca sedang tidak baik. Gerimis mulai turun sedikit demi sedikit.

"Hari ini gerimis," ucap Clea, sambil memandang langit di depan jendela.

"Anak-anak ayo bangun," ucap Gio, sambil berjalan menaiki tangga.

Melvan membuka mata dan ia dikejutkan oleh Neo yang sedang menatap Melvan dari jarak dekat.

"Astaga, Neo!"

Neo hanya cengengesan lalu ia melempar bantal ke arah muka Melvan.

Bugh! 

"DASAR LAMPU NEON!!" Melvan kesal. Akhir-akhir ini Neo sangat jahil.

Beberapa menit kemudian, Melvan turun dan ternyata hujan belum berhenti. Hujan semakin deras ditambah kilat yang menyambar dan petir yang menggelegar.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang