28. Bertemu?

217 139 343
                                    

Hai! Sebelum baca bab ini, pastikan kamu udah vote terlebih dahulu, ya! ꉂ(ˊᗜˋ*)♡

Hai! Sebelum baca bab ini, pastikan kamu udah vote terlebih dahulu, ya! ꉂ(ˊᗜˋ*)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai kapan pun, aku akan terus menunggu datang, Jessica."
- Xavier.

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Bell istirahat telah berbunyi.

"Baiklah anak-anak, karena bell telah berbunyi, pelajaran kita lanjutkan setelah istirahat," ucap Ulna-guru yang mengajar kelas Melvan hari ini.

"Baik, Bu Ul!" ucap semua siswa dengan kompak.

Melvan pun berjalan keluar seusai Ulna keluar kelas. Katanya, jika kita keluar sebelum guru keluar, maka ilmunya tidak berkah. Katanya.

"Hai!" sapa seorang gadis cantik yang ternyata sudah menunggu Melvan sedari tadi.

Melvan berdecak malas.

"Ayo, ke kantin bareng!" ucap gadis itu bersemangat.

Melvan memutar bola matanya malas. "Gue mau ke sana bareng Daffin." Melvan menggandeng tangan Daffin.

Daffin segera melepas gandengannya. "Kenapa sih, lo? Jijik, gue!"

Melvan malah cengengesan. Kemudian Fay menggandeng tangan Melvan saat Melvan tidak memperhatikannya.

"Apaan sih, Fay!" Melvan berusaha melepaskan gandengan itu, tapi sangat susah sekali karena Fay menggenggamnya terlalu erat.

"Ayo kita gandengan sampai kantin," ajak Fay.

"Pin, tolongin!" pinta Melvan.

Daffin pun berkata, "Lo ini apa-apaan sih, Fay? Melpan mau ke kantin bareng, gue! Lepasin nggak!"

Fay menjawab, "Nggak akan!"

"Fay! Lepasin tangan, gue!" ketus Melvan.

Fay menatap Melvan lalu menggeleng. "Nggak mau! Aku mau ke kantin bareng, kamu!"

"Sama temen lo aja sana! Ngapain sama, gue?" Melvan sudah malas menanggapi.

"Lepasin, Melpan! Gue panggilin Jessica juga nih kalo lo nggak mau lepasin dia," kata Daffin.

Fay senyum menyeringai. "Panggilin aja! Fay nggak takut."

Karena Fay sangat keras kepala, maka Melvan terpaksa mencengkeram tangan Fay menggunakan tangan satunya yang tidak digenggam oleh Fay.

"Akh!" Fay meringis kesakitan. Ia pun langsung melepaskan genggamannya dari tangan Melvan.

Melvan dan Daffin langsung kabur dan meninggalkan Fay sendirian di sana.

Daffin berucap, "Tega bener, lo. Kasian sih, tapi dia itu keras kepala banget!"

"Dari kecil, Fay selalu nempel sama lo. Bahkan, sampe harus satu sekolah sama lo, Van." Daffin menambahkan.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang