.
.. ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...
Pagi yang begitu indah dengan disambut suara kicauan burung yang terdengar merdu. Angin sepoi-sepoi datang menggoyangkan dedaunan dan ranting yang tipis.
Suara lembut Clea berusaha membangunkan kedua anak laki-lakinya itu. Entah ada acara apa sampai mereka berdua tidur di kamar Melvan.
Clea menggoyang-goyangkan kaki Melvan perlahan. "Abang, bangun. Katanya Bunda disuruh bangunin pagi-pagi?"
"Bunda," panggil Gio saat tiba di pintu kamar Melvan yang terbuka.
Clea menoleh. "Pagi, Ayah."
"Bunda masak aja, biar Ayah yang bangunin kedua jagoan Ayah ini," ucap Gio, disertai dengan senyuman hangat.
Clea menuruti perkataan suami tercintanya itu. Ia kemudian beranjak pergi ke dapur untuk memasak sarapan.
"Melvan, Neo," ucap Gio sembari menggoyakan kaki mereka dan menepuk-nepuk pipinya.
Mereka berdua sulit sekali untuk dibangunkan. Gio mencubit hidung mereka secara bergantian. Beberapa detik kemudian, Melvan pun terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Ayah?" ucap Melvan yang masih dalam setengah sadar.
"Bangun Melvan, udah pagi ini," ujar Gio.
Melvan mengucek matanya. "Bunda mana?" tanya Melvan dengan suara khas bangun tidurnya.
"Di dapur, lagi masak," jawab Gio.
"Kata bunda, hari ini kamu mau jalan-jalan, ya?" tanya pria itu.
Melvan mengangguk samar. Lalu, ia pergi menuju kamar mandi. "Melvan, nanti bangunin adekmu," titah Gio sebelum pergi meninggalkan kamar.
"Iya!" sahut Melvan.
Selesai membersihkan diri, ternyata sudah tidak ada siapapun di kamarnya. Neo juga sudah pergi, entah pergi kemana anak itu.
Ia pun segera turun dari tangga untuk sarapan pagi agar tubuh menjadi bertenaga. Sarapan hari ini sangat lezat, karena yang memasak adalah satu-satunya perempuan yang ada di keluarga mereka, Clea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja
Ficção AdolescenteJessica Latasha Mauren. Seorang gadis yang menyukai senja semenjak ditinggal ibunya. Setiap sore ia berkunjung ke bukit demi menikmati indahnya senja. Namun di satu sisi, ia juga butuh penyemangat dalam hidupnya. Gadis cantik yang memiliki sifat cu...