23. Penjelasan

230 164 368
                                    

Sebelum baca, diusahakan vote terlebih dahulu, ya! (♡´▽'♡)

Sebelum baca, diusahakan vote terlebih dahulu, ya! (♡´▽'♡)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Pukul 20:28 dini hari. Melvan masih berusaha menghubungi kekasihnya itu, namun nomor Jessica masih tidak bisa dihubungi.

Melvan meminta izin kepada ayah dan bundanya untuk pergi.

"Bunda, Ayah, abang izin pergi ke rumah, temen." Melvan meminta izin.

"Malam-malam begini?" tanya Clea dengan lembut.

Melvan mengangguk. "Boleh nggak? Bunda? Ayah?"

Gio bersuara, "Boleh, asalkan jangan pulang di atas jam 12 malam."

Setelah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya, Melvan pun pergi ke garasi untuk menemui motor tercintanya.

Sepanjang perjalanan, angin malam berhembus kencang seolah ingin memberitahu bahwa malam ini akan turun hujan.

Rinai turun perlahan-lahan dan lama kelamaan berubah menjadi hujan yang cukup lebat. Netra Melvan kesulitan melihat jalanan karena helmnya terkena hujan.

Berkali-kali Melvan mengusap helm agar netranya bisa melihat jalanan walaupun samar-samar.

Langit bergemuruh dan sesekali mendatangkan kilat. Melvan mempercepat motornya hingga cowok itu telah sampai di depan rumah Jessica.

Badannya basah kuyup karena tidak menggunakan jas hujan. Ia melepas helm dan berteriak.

"JESSICA!" teriak Melvan sekuat mungkin. Ia berusaha menaikkan suaranya sampai bisa mengalahkan suara berisiknya hujan.

Melvan mencoba lagi untuk berteriak sekeras mungkin. "JESSICA!"

Namun nihil. Tapi, Melvan terus berharap gadis itu menemuinya. Melvan mengusap wajahnya untuk kesekian kalinya. Ia bahkan terus membunyikan bel yang ada di samping gerbang.

Melvan menyerah. Ia jongkok dan menekuk kedua tangannya untuk menenggelamkan kepala.

Melvan dikejutkan oleh hujan yang tak lagi mengenai tubuhnya. Seorang gadis baru saja berdiri di samping Melvan dengan membawa payung. Melvan melihat ke atas dan langsung berdiri.

"Akhirnya, kamu datang." Melvan berkata.

Jessica menanggapi dengan perasaan kesal, "Ngapain kesini malam-malam? Apalagi ini sedang hujan."

"Aku mau minta maaf sama kamu," ucap Melvan yang kedinginan.

Jessica tak menanggapi. Ia langsung menyuruh Melvan masuk ke rumah agar tidak kedinginan.

"Motor aku, gimana?" tanya Melvan yang melihat motornya basah kuyup.

"Kamu tunggu sebentar di sini, aku mau ambil jas hujan." Jessica pergi dengan membawa payungnya.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang