16. Tentang Perasaan

316 207 400
                                        

 ✿°•∘ɷ∘•°✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Melvan meminta izin kepada Clea untuk pergi ke pantai Thalassa. Ia cium punggung tangan Clea disertai senyuman manisnya.

"Bunda, Abang pamit, ya."

"Hati-hati, Nak. Jangan ngebut-ngebut," pesan Clea.

Melvan pun langsung mengangguk cepat. Ia naik ke atas motornya dan memakai helm hitamnya. "Abang!!" teriak Neo dari dalam rumah yang sedang berlari keluar.

"Neo mau ikut!!!"

Melvan hanya melambaikan tangannya, kemudian ia langsung tancap gas menuju pantai Thalassa.

"Bunda, abang mau kemana?" tanya Neo penasaran.

"Mau main sama temen-temennya, udah ya, kita masuk aja. Bunda mau masak, Neo nonton tv aja, ya?" ucap Clea.

"Baik, Bunda!" sahut Neo.

Sampailah Melvan di pantai, hari ini sudah pukul 16:00 sore. Melvan berdiri di dermaga sambil melihat lautan yang luas.

Ia terus mengamati laut sampai tak sadar telah di sini selama kurang lebih 20 menit. Bola matanya melihat ke berbagai arah, mencari keberadaan gadis itu. "Dia belum ke sini?"

Melvan menatap langit sejenak, lalu kembali menatap laut selama 5 menit. Ia dikagetkan dengan tangan yang tiba-tiba menepuk pundaknya.

"Eh!"

Jessica menatap cowok itu dengan wajah datarnya. Kemudian ia menjaga jarak dan menatap laut dengan mata yang berbinar.

"Lo suka laut?" tanya Melvan saat menyadari perubahan pada mata Jessica.

"Gue jarang banget liat laut. Karena di kota gue dulu, jauh dari laut. Jadi, mamah jarang ajak aku ke laut," tuturnya.

Melvan mengangguk.

"Ayo kesana! Kita duduk di pasir sambil liatin laut!" ajak Melvan dengan bersemangat.

Jessica pun mengikuti kemana cowok itu berlari. Melvan berlari layaknya anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran.

Jessica tak berlari seperti Melvan, ia hanya berjalan cepat saja. Lalu, gadis itu tersenyum tipis. Ia dejavu saat melihat Melvan berlari di tepi pantai.

"Liat dia, gue jadi inget Xavier waktu dulu," ucapnya dalam hati.

"Sini Jess! Buruan!" teriak cowok itu dengan keras.

Lalu, Melvan duduk di pasir dengan menyelonjorkan kakinya. Jessica belum sampai, ia pun berlarian kecil menghampiri cowok itu.

Rambutnya terbang ke sana kemari mengikuti gerakan angin, membuat Jessica tampak lebih mempesona.

Lalu, gadis itu pun duduk di samping Melvan dengan sedikit menjaga jarak.

"Gue kira lo nggak akan dateng," celetuk Melvan.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang