17. Rencana untuk Besok

288 193 415
                                    


 ✿°•∘ɷ∘•°✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

"Gue ...."

"Nona Jessica!" teriak Sai dari kejauhan.

Seketika keduanya menoleh ke belakang secara bersamaan. Sai berlari menghampiri mereka berdua.

"Kenapa, sih? Kenapa pak Sai harus dateng di saat yang nggak tepat?!" batin Melvan merasa kesal.

"Nona, ini sudah malam. Ayo pulang." Sai mengajak gadis itu untuk pulang.

"Bentar, Pak. Kak, tadi mau ngomong apa?" Jessica penasaran.

"Eh, nggak jadi. Kapan-kapan aja, hehehe," ucapnya diselingi tawa kecil di akhir.

Jessica dan Sai pun pamit, mereka berdua meninggalkan Melvan sendirian di pantai. Padahal Melvan sudah diajak untuk pulang sekalian makan malan di rumah Jessica, tapi cowok itu tidak mau.

Saat Melvan berdiri, ia menendang pasir yang tak punya salah apa-apa. "AKHHH!!" Melvan menggerutu.

Samar-samar terdengar suara pasir yang sepertinya diinjak cepat oleh seseorang dari arah belakang. Tanpa aba-aba, seorang cewek memeluk Melvan dari belakang.

Sontak Melvan pun terkejut. Ia berbalik badan dan langsung mendorong pelan cewek itu. "Apaan, sih?!"

"Siapa cewek itu?" tanya Fay sambil mendongakkan kepalanya.

Fay itu pendek, sedangkan Melvan tinggi. Jadi tak heran bila Fay menatap Melvan dengan mendongakkan kepalanya.

"Apa?" jawab Melvan dengan judes.

"Itu, cewek yang abis sama kamu di sini. Siapa dia? Cewek mu kah?" tanya Fay penasaran.

"Kenapa?"

Fay mengulangi pertanyaannya,"Cewek mu bukan?"

Karena sekarang Jessica memang bukan cewek Melvan, cowok itu tak punya hak untuk mengakuinya.

Melvan menggeleng. Saat ia mulai melangkahkan beberapa kakinya, Fay memegangi tangan cowok itu.

"Lepas," ucap Melvan dengan tegas.

"Tolong, anterin aku ke rumah," pinta Fay dengan memasang wajah melasnya.

"Lo dateng ke sini aja sendiri, masa pulang sendiri nggak bisa?" balas Melvan membelakangi Fay.

"Aku minta tolong, masa kamu tega, sih? Ninggalin gadis mungil kayak aku?"

Ucapan Fay barusan membuat Melvan geli mendengarnya. Memang benar, bahwa dirinya imut dan mungil. Tapi, saat Fay mengatakan hal itu, Melvan jadi geli.

Karena tak mendengar Melvan mengatakan sesuatu, gadis itu kembali berucap, "Kamu lupa? Bunda Clea bilang, kamu harus jagain aku. Kita itu kan sepupu, Melvan."

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang