Jessica Latasha Mauren. Seorang gadis yang menyukai senja semenjak ditinggal ibunya. Setiap sore ia berkunjung ke bukit demi menikmati indahnya senja.
Namun di satu sisi, ia juga butuh penyemangat dalam hidupnya. Gadis cantik yang memiliki sifat cu...
Hello! Sebelum baca bab ini, alangkah baiknya untuk vote terlebih dahulu, ya! Vote dari kalian sangat berarti buat aku! (ㅅ˙³˙)♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...
Sekarang sudah pukul 15:20, Melvan mengajak Jessica untuk pulang, namun Jessica menolak.
"Aku mau nginep di sini, boleh nggak?" tanya Jessica kepada Melvan.
"Ya sudah, aku pulang dulu." Melvan memeluk gadis itu dan kemudian pamit pergi.
Jessica mengantar Melvan hanya sampai di ambang pintu saja. "Hati-hati!" pesan Jessica, yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Melvan.
Sebelum pergi, Melvan melambaikan tangannya kepada Jessica. Lalu ia berkata, "Jangan malam-malam, ya, tidurnya."
Jessica mengangguk disertai dengan senyumannya yang manis.
Xavier menghampiri Jessica dan menyenderkan tangan kirinya ke bahu Jessica. "Hati-hati, Bro!" ucap Xavier kepada Melvan.
"Yoi!" balas Melvan. Kemudian ia segera bergegas pergi untuk pulang agar Clea tidak khawatir. Sekarang ini, pasti Neo sedang menunggunya di rumah.
Jessica menepis tangan Xavier. "Kebiasaan lo dari kecil nggak ilang-ilang, ya?"
Xavier cengengesan. "Makanya tinggi," ucap Xavier, sambil menjulurkan lidahnya lalu kabur begitu saja tanpa rasa bersalah.
"Ngeselin banget!" kesal Jessica.
Kemudian Jessica mengukur tinggi badannya menggunakan tangan ke pintu yang ada di sampingnya. "Gue pendek?" batin Jessica.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Tinggi badan mereka bertiga]
"Gue yang pendek apa Xavier yang ketinggian, ya?" tanya Jessica dalam hati.
Jessica pun menutup pintu dan berjalan ke dalam rumah untuk mencari Rika. Ia tidak memanggil-manggil tantenya itu, tetapi mencari ke setiap sudut rumah.
Saat sedang berjalan di depan kamar, tiba-tina pintu terbuka begitu saja dan menampilkan sesosok lelaki.
Xavier muncul dengan handuk yang sudah membalut bagian pinggul sampai se atas lutut saja. Xavier telanjang dada.